ini, berupa skripsi terdahulu, buku-buku, majalah, surat kabar, artikel, buletin, brosur, internet dan sebagainya.
b. Penelitian lapangan field research, yakni penulis mengumpulkan data secara
langsung ke tempat objek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan melalui dua cara , yaitu :
1 Wawancara interview, yaitu penulis menggunakan wawancara untuk
memperoleh informasi berkenaan dengan hal-hal dan data-data tentang metode reasuransi treaty excess of loss pada karyawan PT. ReIndo
Syariah, khususnya pihak yang dianggap paling berkompeten dan representative dengan masalah terebut.
2 Observasi, yaitu dengan observasi ke perusahaan Asuransi Syariah dan
perusahaan Reasuransi Syariah untuk mendapatkan data yang sesuai bagi penelitian ini.
5. Teknik Analisis Data
a. Content analisis riset dokumentasi, karena pengumpulan data dan informasi
akan dilakukan melalui pengujian arsip dan dokumen. b.
Deskriptif analisis, yaitu data dikerjakan, dideskripsikan dan dianalisis sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang
dapat digunakan untuk menjawab persoalan yang diajukan dalam penelitian yaitu :
1. Bagaimana implementasi program reasuransi syariah treaty non proportional excess of loss pada PT. XYZ?
2. Faktor-faktor apa yang membuat perusahaan asuransi syariah memilih menggunakan metode reasuransi treaty non proportional excess of loss?
3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap metode reasuransi treaty non proportional excess of loss?
6. Pedoman Penulisan Laporan
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2007.
G. Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan skripsi ini menjadi ke dalam 5 lima bab dan terdiri atas beberapa sub bab. Susunan Bab tersebut secara sistematis adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penulis mengangkat tema yang akan dibahas dalam skripsi, perumusan masalah dan pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori dan kerangka pemikiran, dan metode penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS ASURANSI SYARIAH
Tinjauan teoritis ini memuat deskripsi mengenai teori – teori yang
digunakan dalam proses penelitian dan pembahasan. Dalam hal ini, teori
– teori yang diuraikan antara lain prinsip-prinsip asuransi syariah dalam bermuamalah, serta pengertian reasuransi syariah, landasan
hukum reasuransi syariah, prinsip reasuransi syariah, kebutuhan reasuransi syariah, tujuan dan fungsi reasuransi syariah, dan hubungan
antara peserta, operator asuransi syariah dan operator reasuransi
syariah.
BAB III TINJAUAN TEORITIS
MEKANISME REASURANSI
SYARIAH
Tinjauan teoritis ini memuat deskripsi mengenai teori-teori yang digunakan dalam proses penelitian dan pembahasan. Dalam hal ini,
teori-teori yang diuraikan antara lain metode reasuransi syariah proporsional, tipe-tipe reasuransi syariah, bentuk reasuransi syariah,
pengertian metode reasuransi treaty non proportional excess of loss, manfaat dan tujuan metode reasuransi treaty non proportional excess
of loss, jenis-jenis metode reasuransi treaty non proportional excess of loss.
BAB IV TINJAUAN HUKUM
ISLAM TERHADAP
METODE REASURANSI TREATY EXCESS OF LOSS
Dalam bab ini akan membahas mengenai implementasi program reasuransi syariah treaty non proportional excess of loss pada PT.
XYZ, menjelaskan faktor-faktor apa yang membuat perusahaan asuransi syariah memilih menggunakan metode reasuransi treaty non
proportional excess of loss, dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap metode reasuransi treaty non proportional excess of loss.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan oleh penulis.
BAB II TINJAUAN TEORITIS PRINSIP-PRINSIP
ASURANSI SYARIAH DAN REASURANSI SYARIAH
A. Sekilas tentang Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Kata asuransi menurut Yafie dan Simanjutak Sula, 2004 berasal dari bahasa
belanda, yang dalam hukum Belanda disebut Verzekering yang artinya pertanggungan. Dari peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi
penanggung dan geassureerdee bagi tertanggung. Sedangkan definisi Asuransi Syariah diberikan oleh Zarqa adalah “cara atau
metode untuk memelihara manusia dalam menghindari resiko ancaman bahaya yang beragam yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam perjalanan hidupnya atau
dalam aktivitas ekonominya.”
8
AAOIFI No. 12 Karim, 2005 memberikan definisi Asuransi Syariah sebagai berikut “Islamic Insurance is a system through which the participants donate part or
all of their contributions which are used to pay claims for damages suffered by some of the participants.”
9
8
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: Gema Insani, 2004, Cet. I, h. 26 dan 29
9
Adiwarman Karim
, Dasar-Dasar Fiqh Asuransi Dan Reasuransii Syariah, Jakarta: Program Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Keuangan Syariah,2005
Dari definisi AAOIFI tersebut dapat disimpulkan bahwa Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana peserta mendonasikan sebagian kontribusinya untuk
digunakan membayar klaim atas musibah yang diderita oleh peserta lainnya. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI dalam Fatwa
No.21DSN-MUIX2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah mendefinisikan Asuransi Syariah sebagai “usaha saling melindungi dan saling menolong atas dasar
ukhuwah islamiyah antara anggota sesama peserta Asuransi Syariah dalam menghadapi resiko.”
2. Pegertian Reasuransi Syariah