Tauhid Ketakwaan Tinjauan hukum Islam terhadap metode reasuransi treaty non proportional excess of Loss

1. Tauhid Ketakwaan

Jika kita mencermati ayat-ayat Al- Qur’an tentang muamalah, maka akan terlihat dengan jelas bahwa Allah selalu menyeru kepada umat-Nya agar muamalah yang dilakukan membawanya kepada ketakwaaan kepada Allah. Hal ini misalnya dapat dilihat dalam beberapa ayat berikut ini.                    Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang- orang yang merugi.”QS. Al-Munafiquun :9 Dr. Yusuf al-Qaradhawi dalam salah satu kitabnya Daurul qiyam wal akhlaq fil Iqtishadil Islami mengatakan bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi Ilahiah, karena titik berangkatnya dari Allah, tujuannya mencari ridha Allah, dan cara-caranya tidak bertentangan dengan syariat-Nya. Kegiatan ekonomi baik produksi, konsumsi, penukaran, maupun distribusi, diikatkan pada prinsip Ilahiah dan pada tujuan Ilahi. 10 Allah meletakkan prinsip Tauhid ketakwaan sebagai prinsip utama dalam muamalah. Oleh karena itu, segala aktivitas dalam muamalah harus senantiasa mengarahkan para pelakunya dalam rangka untuk meningkatkan ketakwaaan pada 10 Muhammad Yusuf al-Qaradhawi, Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishodil Islami Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Rabbani Press, Jakarta terj., hlm. 25-26 Allah. Inilah bagian dari hikmah mengapa dalam konsep muamalah yang Islami diharamkan beberapa hal berikut. 11 1. Diharamkan muamalah yang mengandung maksiat kepada Allah. Sehingga yang dihasilkan dari perbuatan maksiat pun diharamkan. 2. Diharamkan memperjualbelikan barang-barang yang diharamkan, baik barang yang haram dikonsumsi seperti:khamar dan babi, maupun haram untuk dibuat dan diperlakukan secara tidak proporsional misalnya patung-patung. 3. Diharamkan berbuat kecurangan, penipuan, dan kebohongan dalam muamalah. Kecurangan dalam timbangan, kebohongan dalam jual beli yang kadang-kadang disertai dengan sumpah palsu, penipuan dan manipulasi data maupun rekayasa laporan keuangan dalam suatu perusahaan merupakan keniscayaan dan perbuatan haram dalam praktik muamalah yang Islami. 4. Diharamkan mempertuhankan harta. Korupsi, kolusi, nepotisme adalah buah dari sikap manusia yang mempertuhankan harta dan jabatan. Sikap mempertuhankan harta akan berakibat menghalalkan segala cara untuk memperolehnya. Dan sikap ini juga akan menjadikan manusia bias semena- mena mengambil hak orang lain secara tidak sah. 11 M. Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem Operasional, ibid., h. 725-726

2. Al