Proportional Fakultatif Tinjauan hukum Islam terhadap metode reasuransi treaty non proportional excess of Loss

Gambar 3.2 Bentuk-bentuk Reasuransi Syariah 31

1. Proportional Fakultatif

Ciri paling esensial dari fakultatif proportional adalah adanya penawaran sebagian risiko oleh operator asuransi syariah yang dilanjutkan dengan keputusan operator reasuransi syariah apakah dapat menerima atau menolak penawaran tersebut. Sesuai dengan namanya, fakultatif yang berarti bebas, tidak wajib. Maka, tidak ada kewajiban yang mengikat kedua pihak. Artinya, tidak ada kewajiban disisi operator asuransi syariah untuk menawarkan risiko kepada operator reasuransi syariah. Demikian pula, disisi operator reasuransi syariah, sama sekali tidak ada kewajiban untuk menerima penawaran. Bila menurut analisis dan 31 Reinfokus, Edisi Khusus Indonesia Syariah Retakaful Proportional Fakultatif Treaty Proportional Fakultatif Quota Share Surplus Non Proportional Retakaful Retakaful Non Proportional Fakultatif Excess Of Loss Stop Loss standar underwriting operator reasuransi syariah bahwa suatu risiko dengan karakter tertentu tidak dapat diterima, maka ia bebas untuk menolaknya. Selain itu, reasuransi syariah fakultatif adalah penanganan bisnis secara individual, risiko per risiko, mulai dari proses penawaran, negosiasi, pembayaran klaim reasuransi syariah. Kebebasan operator reasuransi syariah untuk menerima atau menolak suatu risiko serta penanganan proses bisnis secara individual memungkinkan operator reasuransi syariah untuk mengakses semua detail fakta dan informasi seputar risiko seolah-olah ia merupakan operator asuransi syariah yang langsung berhubungan dengan peserta atau pemilik risiko. Ia diperbolehkan misalnya meminta laporan survei atas risiko tersebut. Bahkan bila dipandang perlu, operator reasuransi syariah dapat melakukan survei bersama-sama dengan operator asuransi syariah. 32 Contoh reasuransi syariah proportional fakultatif, misalkan pool asuransi syariah A memiliki retensi sebesar Rp 250.000.000 untuk setiap risiko kendaraan bermotor. Suatu hari seorang pengusaha sukses ingin mengasuransikan mobil BMW dengan harga pertanggungan Rp 500.000.000. Suku kontribusi 1 dan ujrah asuransi syariah 30. Untuk BMW ini terdapat kelebihan Rp 250.000.000 yang tidak dapat ditahan oleh pool asuransi syariah A sehingga harus ditempatkan ke pool lain, katakanlah kelebihan itu ditempatkan secara reasuransi syariah 32 Reinfokus, Edisi Khusus Indonesia Syariah dengan metode fakultatif proportional kepada pool reasuransi syariah B dengan ujrah untuk operator reasuransi syariah B sebesar 15 dari kontribusi tabarru‟ yang disesikan. Gambar 3.3 Alokasi risiko antara pool Asuransi Syariah dan pool Reasuransi Syariah B untuk risiko kendaraan bermotor dengan harga pertanggungan Rp 500.000.000 33 Harga pertanggungan = Rp 500.000.000 Retensi Pool Takaful Saham Pool Retakaful Total kontribusi yang harus dibayar oleh pengusaha tersebut adalah sebesar Rp500.000.000 X 1 = Rp 5.000.000. Adapun aliran kontribusi diperlihatkan oleh gambar 3.4 sebagai berikut: 33 Delil Khairat, Makalah Retakaful Proportional Fakultatif, ibid., h. 2 Harga Pertanggungan yang Harga Pertanggungan yang Ditahan oleh pool Asuransi Ditahan oleh pool Syariah A Reasuransi Syariah B 50 X Rp 500.000.000 = 50 X Rp 500.000.000 = Rp 250.000.000 Rp 250.000.000 Gambar 3.4 Bagan aliran kontribusi untuk risiko kendaraan bermotor dengan harga pertanggungan Rp 500.000.000 yang diretakafulkan secara fakultatif proportional Total Kontribusi KONTRIBUSI UJRAH TABARRU’ TAKAFUL 70 X 5 juta 30 X 5 juta KONTRIBUSI KONTRIBUSI UJRAH TAKAFUL setelah UJRAH RETAKAFUL TABARRU’ TABARRU’ dikurangi UJRAH 15 X kontribusi RETENSI RETAKAFUL RETAKAFUL tabarru’ yang disesikan 50 X 3.5 juta 50 X 3.5 juta 1.500.000 – 262.500 = 15 X 1.750.000 Dari aliran kontribusi sebagaimana ditunjukkan oleh gambar tersebut. Kontribusi total yang dibayar oleh pengusaha sukses sebesar Rp 5.000.000 dipilah menjadi dua komponen yaitu kontribusi tabarru‟ dan ujrah takaful. Operator takaful A mengambil ujrah sebesar Rp 1.500.000 atau 30 dari kontribusi total. Uang sebesar Rp 1.500.000 tersebut harus mencukupi untuk membayar urah untuk agen, menutup biaya operasional, wakalah fee serta biaya retakaful ujrah untuk operator retakaful. 34 Proporsi kontribusi tabarru‟ yang diterima oleh setiap pool takaful retakaful yang terlibat dalam menanggung risiko sama dengan proporsi risiko 34 Delil Khairat, Makalah Retakaful Proportional Fakultatif, Ibid, h. 3 5.000.000 3.500.000 1.500.000 1.750.000 1.750.000 1.237.500 262.500 yang ditanggungnya. Pada contoh di atas, baik operator takaful maupun operator retakaful sama-sama menerima 50 dari kontribusi tabarru‟ karena mereka sama-sama bertanggung jawab untuk 50 risiko. Kenyataan ini tentu sangat sejalan dengan prinsip keadilan yang sangat dijunjung tinggi oleh syariat Islam. Proporsi yang adil ini tidak selalu dapat dicapai oleh mekanisme reasuransi konvensional dimana transparansi sebagaimana diuraikan dalam contoh ini, dalam sebagian besar kasus, tidak pernah terjadi. Ujrah untuk operator reakaful hampir selalu lebih rendah dari pada ujrah untuk operator takaful karena biaya-biaya yang mereka keluarkan juga lebih kecil. Bagi operator retakaful dalam kasus ini, uang sebesar Rp 262.500 haruslah mencukupi untuk biaya operasional wakalah fee. Besarnya ujrah takaful maupun ujrah retakaful tentu tidak harus sama untuk semua risiko. Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah bagaimana risiko itu diperoleh metode pemasaran, tingkat efisiensi operator takaful maupun operator retakaful, perlu tidaknya retrosesi serta tingkat wakalah fee. Risiko yang diperoleh melalui perantara baik agen maupun broker tentu membutuhkan biaya yang lebih tinggi dari pada risiko yang dibawa langsung oleh peserta ke kantor- kantor Operator Takaful. Semakin efisien operasional suatu operator, semakin kecil pula biaya. Semua operator yang terlibat dalam pengelolaan suatu risiko berkewajiban untuk mengusahakan ujrah yang serendah mungkin. Dengan demikian kontribusi total yang harus dibayar peserta dapat pula ditekan. Atau bila peserta setuju membayar kontribusi total yang sama, maka ujrah yang kecil akan memperbesar komponen kontribusi tabarru‟. Hal ini jelas memberi manfaat kepada seluruh peserta pool. 35 Katakanlah suatu waktu sang pengusaha sukses menghabiskan akhir pekan bersama keluarganya di Bandung. Dalam perjalanan kembali ke Jakarta tiba-tiba mobil di depan berhenti mendadak, sang pengusaha terkejut dan secara spontan menginjak rem sedalam-dalamnya. Jarak antar kendaraan terlalu dekat, dan mobil pun menghantam bagian belakang sedan didepannya. Tidak itu saja, sang pengusaha juga harus bertanggung jawab atas kerusakan yang dialami oleh sedan didepannya. Dari kronologis kejadian, tidak bisa dibantah, sang pengusaha merupakan pihak yang bersalah karena tidak menjaga jarak aman dan memacu mobil dengan kecepatan di atas batas yang diperbolehkan oleh peraturan di jalan tol. Katakanlah total klaim kepada pool takaful A atas biaya perbaikan kedua mobil adalah Rp 80.000.000. Alokasi klaim tersebut dapat digambarkan oleh gambar 3.5. Jadi, karena sejak awal pool takaful dan pool retakaful berbagi risiko ini dengan bagian yang sama besar, maka kerugian pun dibagi dengan proporsi yang sama besar, maka kerugian pun dibagi dengan proporsi yang sama besar, sehingga masing-masing harus bertanggung jawab sebesar Rp 40.000.000. Bagian pool 35 Delil Khairat, Makalah Retakaful Proportional Fakultatif, Ibid, h. 4 retakaful di transfer ke operator takaful untuk disatukan dengan bagian pool takaful dan selanjutnya dibayarkan kepada peserta. 36 Gambar 3.5 Alokasi klaim antara Pool Takaful dan Pool Retakaful B Untuk kerugian sebesar Rp 80.000.000 Harga pertanggungan = Rp 500.000.000 Kerugian Rp 80 juta Retensi Cedant Saham Pool Retakaful

2. Non – Proportional Fakultatif