mengembara di tempat umum.
19
“Pengemis” adalah orang-orang yang mendapat penghasilan dari meminta-minta di muka umum dengan berbagai alasan untuk mengharapkan belas
kasihan dari orang lain.
20
Gelandangan pengemis adalah seseorang yang hidup menggelandang dan sekaligus mengemis.
21
Ali, dkk,. 1990 menyatakan bahwa gelandangan berasal dari gelandang yang berarti selalu mengembara, atau berkelana lelana. Dengan strata demikian maka gelandangan
merupakan orang-orang yang tidak mempunyai tempat tinggal atau rumah dan pekerjaan yang tetap atau layak, berkeliaran di dalam kota, makan-minum serta tidur di sembarang
tempat.
22
Menurut Mutholib dan Sudjarwo dalam Ali,dkk.,1990 diberikan tiga gambaran umum gelandangan, yaitu :
a. Sekelompok orang miskin atau dimiskinkan oleh masyarakat,
b. Orang yang disingkirkan dari kehidupan khalayak ramai,
c. Orang yang berpola hidup agar mampu bertahan dalam kemiskinan dan
keterasingan.
23
2. Permasalahan Sosial Gelandangan dan Pengemis
Masalah sosial yang tidak bisa dihindari keberadaanya dalam kehidupan masyarakat, terutama yang berada di daerah perkotaan adalah masalah gelandangan dan pengemis.
19
Depertemen Sosial R.I 1992 dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem.
20
Ibid, h. 2
21
Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI 2007. Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan
Pengemi, hal 5
22
Ali, dkk,. 1990 Gelandangan di kartasura, dalam Studi Kasus Saptono Iqbali, gelandangan-Pengemis di Kecamatan kubu Kabupaten Karang Asem
23
Ibid, h. 3
Permasalah sosial gelandangan dan pengemis merupakan akumulasi dan interaksi dari berbagai permasalahan seperti halnya kemiskinan, pendidikan rendah, minimnya
keterampilan kerja yang dimiliki, lingkunagn, sosial budaya, kesehatan dan lain sebagainya. Adapun gambaran permasalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Masalah kemiskinan
Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal dan jangkauan pelayanan umum sehingga tidak dapat mengembangkan kehidupan
pribadi maupun keluarga secara layak. b.
Masalah Pendidikan Pada umumnya tingkat pendidikan gelandangan pengemis relatif rendah sehingga
menjadi kendala untuk memperoleh pekerjaan yang layak. c.
Masalah keterampilan kerja Pada umumnya gelandangan dan pengemis tidak memiliki keterampilan yang sesuai
dengan tuntutan pasar kerja. d.
Masalah sosial budaya Ada beberapa faktor sosial budaya yang mempengaruhi seseorang menjadi
gelandangan dan pengemis. e.
Rendahnya harga diri Rendahnya harga diri pada sekelompok orang, mengakibatkan tidak adanya rasa malu
untuk meminta-minta. f.
Sikap pasrah pada nasib Mereka menganggap bahwa kemiskinan dan kondisi mereka sebagai gelandangan dan
pengemis adalah nasib, sehingga tidak ada kemauan untuk melakukan perubahan. g.
Kebebasan dan kesenangan hidup menggelandang
Ada kenikmatan tersendiri bagi sebagian besar gelandangan pengemis yang hidup menggelandang, karena mereka merasa tidak terikat oleh peraturan dan noma yang kadang-
kadang membebani mereka, sehingga mengemis adalah salah satu mata pencaharian. h.
Masalah Kesehatan Dari segi kesehatan, gelandangan dan pengemis termasuk kategori warga Negara
dengan tingkat kesehatan fisik yang rendah akibatnya rendahnya gizi makanan dan terbatasnya akses pelayanan kesehatan.
Selain permasalahn diatas ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh permasalahn gelandanganan dan pengemis antara lain :
a. Masalah Lingkungan
Gelandangan dan Pengemis pada ummumnya tidak memiliki tempat tinggal tetap, tinggal di wilayah yang sebenarnya dilarang dijadikan tempat tinggal, seperti : taman-taman,
bawah jembatan dan pinggiran kali. Oleh karena itu kehadiran mereka di kota-kota besar sangat mengganggu ketertiban umum, ketenangan masyarakat dan kebersihan serta
keindahan kota. b.
Masalah Kependudukan Gelandangan dan Pengemis yang hidupnya berkeliaran dijalan-jalan dan tempat
umum, kebanyak tidak memiliki kartu identitas KTPKK yang tercatat dikelurahan RTRW setempat dan sebagian besar mereka hidup bersama sebagai suami istri tanpa ikatan
pernikahan yang sah. c.
Masalah keamanan dan ketertiban Maraknya gelandangan dan pengemis disuatu wilayah dapat menimbulkan kerawaan
sosial, serta mengurangi keamanan dan ketertiban di daerah tersebut.
3. Prinsip-prinsip Penangan Gelandangan dan Pengemis