BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Pelayanan Sosial
Dalam ilmu kesejahteraan sosial pelayanan sosial didefinisikan sebagai usaha, aktifitas, dan kegiatan. Pelayanan sosial adalah usaha pemberian bantuan atau
pertolongan kepada orang lain, baik berupa materi maupun non materi agar orang itu dapat mengatasi masalahnya sendiri
13
. The Social Work Dictionary
1999, menyebutkan sebagai berikut: “pelayanan sosial merupakan aktivitas pekerja sosial dan profesi lain dalam rangka membantu orang
agar berkecukupan, mencegah ketergantungan, memperkuat relasi keluarga, memperbaiki keberfungsian sosial, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat”
14
. Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, menjelaskan Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis adalah :
1. Pelayanan Sosial adalah semua bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang yang disebut
sebagai pekerja sosial untuk menangani masalah sosial individu, kelompok masyarakat, gelandangan dan pengemis. Artinya pelayanan dan rehabilitasi sosial adalah bentuk
kegiatan yang diwujudkan dalam program kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat sendiri yang bertujuan
untuk mengatasi masalah sosial gelandangan dan pengemis. Pelayanan sosial dapat dilihat dari dua sisi yaitu pelayanan yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Pelayanan
sosial yang bersifat langsung adalah pelayanan yang diberikan kepada gelandangan dan pengemis sesuai dengan permasalahannya. Sedangkan pelayanan sosial yang bersifat
13
Departemen Sosial R.I. Badan Penelitian dan Pengembangan, istilah Usaha Kesejahteraan Sosial, Jakarta: 1997, h.179
14
Dwi Heru Sukoco, Kemitraan dalam Pelayanan Sosial, dalam Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial, Jakarta:1997, h.119
tidak langsung adalah berupa kebijakan dan peraturan perundang-undangan untuk mengatasi masalah gelandagan dan pengemis
15
. 2.
Tujuan Pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis ditujukan untuk memulihkan
fungsi sosial dan gelandangan dan pengemis, antara lain dapat dilihat dari : a.
Gelandangan dan pengemis mampu merubah cara hidup dan cara menghasilkan penghasilan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
b. Gelandangan dan pengemis dapat dijangkau dan mau mengikuti program pelayanan dan
rehabilitasi sosial. c.
Gelandangan dan pengemis mampu menjalankan fungsi dan peran sosialnya di masyarakat secara wajar.
3. Fungsi
a. Menumbuhkan kesadaran gelandangan dan pengemis tentang pentingnya program
pelayanan dan rehabilitasi sosial. b.
Membantu gelandangan dan pengemis untuk mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari.
c. Membantu gelandangan dan pengemis agar mampu memenuhi kebutuhan dasar.
d. Membantu gelandangan dan pengemis untuk mengembangkan potensinya.
e. Membantu gelandangan dan pengemis untuk berperilaku normatif.
4. Pendekatan
15
Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI 2007. Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan
Pengemis, hal 13
a. Integratif, adalah pendekatan yang dilakukan secara terpadu antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya. b.
Komprehensif, adalah pendekatan yang dilakukan untuk kemajuan dan pengembangan gelandangan dan pengemis secara menyeluruh.
c. Interdisipliner, adalah pendekatan yang dilakukan dengan melihat masalah gelandangan
dan pengemis dari sudut berbagai disiplin ilmu. d.
Lintas sektoral, adalah pendekatan yang dilakukan dengan menangani masalah gelandangan dan pengemis dengan melibatkan berbagai sektor terkait.
5. Komponen
a. Organisasikelembagaan
Dalam melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial, keberadaan organisasi adalah sangat penting terutama untuk menunjukan kesungguhan terhadap pelaksanaan dilapangan
secara sistematis dan terencana. Organisai ini akan mengkoordinir semua kegiatan yang dilakukan pekerja sosial dilapangan maupun dimasyarakat. Organisasi ini juga menjadi
penanggung jawab semua proses kegiatan pelayanan. b.
Sumber Daya Manusia SDM Sumber daya manusia yang dimaksud adalah semua orang yang memiliki kontribusi
terhadap proses pelayanan dan rehabilitasi sosial, baik dilihat dari tingkat pendidikan, disiplin ilmu maupun pengalaman praktis.
c. Pelayan dan Rehabilitasi Sosial
Semua proses pelayanan dan rehabilitasi yang ditujukan untuk kepentingan gelandangan dan pengemis mulai dari pendekatan awal sampai terminasi.
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah semua bentuk penunjang pelayanan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis,
baik dalam bentuk fisik, seperti halnya gedung, asrama, kamar mandi, transportasi, ruang keterampilan, dan perlengkapan keterampilan, maupun non fisik, seperti antara lain peraturan
perundangan-undangan dan buku panduan.
16
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa pelayanan sosial adalah proses kegiatan pelayanan yang ditujukan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, organisasi, dan
masyarakat yang membutuhkan atau mengalami permasalahan sosial, baik yang bersifat pencegahan, perlindungan, pemberdayaan, pelayanan dan rehabilitasi sosial, maupun
pengembangan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi dan atau memenuhi kebutuhan secara memadai, sehingga mereka mampu melaksanakan fungsi sosial. Dalam kegiatannya
terdapat beberapa tahapan dalam pelayanan sosial adalah
17
: 1.
Tahapan pendekatan awal yaitu suatu proses kegiatan penjajagan awal, konsultasi dengan pihak terkait, sosialisasi program pelayanan, identifikasi calon penerimaan
pelayanan, pemberian motivasi, seleksi, perumusan kesepakatan, dan penempatan calon penerima pelayanan, serta identifikasi sarana dan prasarana pelayanan.
2. Pengungkapan dan pemahaman masalah assessment adalah suatu proses kegiatan
pengumpulan dan analisis data untuk mengungkapkan dan memahami masalah, kebutuhan dan sistem sumber penerimaan klien.
16
Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI 2007. Standar Pelayanan Minimal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan
Pengemis, hal 13-15
17
Departemen Sosial RI . Buku Saku Pekerja Sosial, Jakarta: Depsos, 2004 h. 3
3. Perencanaan pemecahan masalah Planning adalah suatu proses perumusan tujuan
dan kegiatan pemecahan masalah, serta penetapan berbagai sumber daya manusia, biaya, metode-teknik, peralatan, sarana-prasarana, dan waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan tersebut. 4.
Pelaksanaan pemecahan masalah intervention yaitu suatu proses penerapan rencana pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Kegiatan pemecahan masalah
yang dilaksanakan adalah melakukan pemeliharaan, pemberian motivasi, dan pendampingan kepada penerima pelayanan dalam bimbingan dan bimbingan
pembinaan lanjut. a.
Bimbingan yaitu suatu proses kegiatan pelayanan yang diberikan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan mental, jiwa, dan raga si klien. Bimbingan ini
terdiri dari fisik, keterampilan, psikososial, sosial, resosialisasi, pengembangan masyarakat dan advokasi.
b. Bimbingan dan pembinaan lanjut adalah suatu proses pemberdayaan dan
pengembangan agar penerima pelayanan dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan lingkungan sosial.
5. Evaluasi, terminasi dan rujukan
a. Evaluasi adalah suatu proses kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi pencapaian tujuan pemecahan masalah dan atau indikator-indikator keberhasilan pemecahan masalah.
b. Terminasi adalah suatu proses kegiatan pemutusan hubungan
pelayananpertolongan antara lembaga dan penerima pelayanan klien.
c. Rujukan adalah suatu kegiatan merancang, melaksanakan, mensupervisi,
mengevaluasi, dan menyusun laporan kegiatan rujukan penerimaan program pelayanan kesejahteraan sosial.
B. Definisi Panti Sosial