Rehabilitasi Sosial Proses rehabilitasi sosial antara lain : Resosialisasi Pendekatan Awal

2. Kemampuan keterampilan belum memadai. 3. Penyiapan penyaluran yang disesuaikan dengan penerimaan lapangan kerja. 4. Berdasarkan pertimbangan professional pelaksanaan pelayanan dapat diakhiri sebelum batas waktu yang ditentukan.

K. Proses Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Proses pelayanan yang diterima Keluarga Binaan Sosial KBS meliputi :

1. Rehabilitasi Sosial Proses rehabilitasi sosial antara lain :

a. Tahap Pendekatan Awal Pada tahap ini Pekerja Sosial melaksanakan; 1 Informasi dan sosialisasi program. 2 Identifikasi masalah. 3 Konsultasi dan Motivasi. 4 Seleksi Penerimaan. b. Tahap Penerimaan atau Pemanggilan Proses tahap Penerimaan meliputi ; 1 Registrasi; Registrasi dilaksanakan kepada Keluarga Binaan Sosial yang telah lolos seleksi. 2 Penelaahan dan pengungkapan masalah Need Assesment. 3 Penempatan pada program. c. Tahap Bimbingan fisik, mental, sosial dan latihan keterampilan Kerja : 1 Bimbingan Fisik dan Mental meliputi : - Peraturan Baris Berbaris PBB - Senam Kesegaran Jasmani SKJ - Out Bond - Pendidikan Agama - Etika Budi Pekerti - Kebersihan lingkunganK3 - Pemeriksaan Kesehatan 2 Bimbingan Sosial, meliputi : - Pertemuan Pagi - Bimbingan Perorangan - Dinamika Kelompok - Bimbingan Kelompok - Diskusi Kelompok - Kesehatan Masyarakat - Hidup Bermasyarakat - HIVAIDS - Kesenian - Komunikasi 3 Bimbingan Keterampilan meliputi ; - Pembuatan TahuTempe Tahun 1986 - Olahan Pangan Tahun 1995 - Pembuatan Batako Tahun 1992 - Menjahit Tahun 1961 - Tata Rias Kecantikan Tahun 1996 - Sablon Tahun 1996 - Elektro Tahun 1961 - Montir Motor Tahun 1961 - Pertukangan Las Tahun 1961 - Pertukangan Kayu Tahun 1961 - Montir Mobil Tahun 2008 - Pertanian Tahun 2008 - Musik Tahun 2008

2. Resosialisasi

Resosialisasi, meliputi : a Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat b Bimbingan sosial hidup bermasyarakat c Bimbingan bantuan stimulan usaha produktif d Penyaluran

3. Bimbingan Lanjut

Bimbingan Lanjut, meliputi ; a Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat. b Bantuan pengembangan usahakerja. c Bimbingan pemantapan usahakerja.

L. Pembiayaan Operasional

Anggaran dan pembiayaan pada PSBK “Pangudi Luhur” Bekasi sepenuhnya diperoleh dari Departemen Sosial RI.

M. Kerja Sama Lintas Sektoral

Dalam melaksanakan rehabilitasi sosial, PSBK pangudi Luhur Bekasi bekerja sama dengan berbagai instansi terkait antara lain : - Dinas Nakertrans Kota Bekasi - Kantor Kependudukan Kabupaten Bekasi - Dinas Kependudukan Kota Bekasi - Kandep Agama Kota Bekasi - KUA Kecamatan Bekasi Timur - Kepolisian - BadanKantorDinas Sosial Sejawa Barat - Dan beberapa perusahaan tempat PBK di sekitar Bekasi.

N. Sarana dan Prasarana

1. Sarana a Luas Tanah : 51.616 M2 b Kantor : 2 Unit c R. Keterampilan :12 Unit d R. Kelas : 3 Unit e Aula : 2 Unit f Bengkel : 1 Unit g Gudang : 1 Unit h Poliklinik : 1 Unit i PondokAsramah : 34 Unit Pondok Asrama WBS 1 Type 21 : 14 Unit 5 Pintu 2 Type 18 : 20 Unit 5 Pintu 3 M C K : 6 Unit 20 Pintu j MCK : 6 Unit k TPA : 1 Unit l Wisma Tamu : 1 Unit m Rumah Dinas : 34 Unit n Mushola : 1 Unit o Lahan Pertanian : 5000 M2 2. Prasarana a Peralatan Kantor b Peralatan Praktek Keterampilan c Peralatan Kesenian d Mobilitas 1 Roda 6 : 3 Unit 2 Roda 4 : 3 Unit 3 Roda 2 : 6 Unit e Telephon Fax f Aiphone g Penerangan Lisrik h Air Jet Pump Luas tanah 3 Panti : 15.616 M2 Luas PSBK seluruhnya : 51.616 M2 Luas tanah untuk bangunan : 44.412 M2 Luas tanah untuk sarana : 4.204 M2 Tanah kosong Pertanian : 2.000 M2

O. Pembimbing Pondok Tahun 2009 Tabel 3.4

Daftar Nama-Nama Pembimbing Pondok Pondok Pembimbing Penanggung Jawab Anggrek 3 Ibu Sri Wibowo Murtini Ibu Amilya Aster 3 Ibu Yustina Winarti Ibu Amilya Aster 4 Ibu Martina Tarigan Ibu Amilya Aster 5 Bapak Sumino Ibu Amilya Cempaka 2 Bapak Indra Guntur Ibu Yunie Cempaka 3 Ibu Suhartiningsih Ibu Amilya Cempaka 4 Ibu Edina Sitanggang Ibu Amilya Dahlia 1 Ibu Cahya Kirani Ibu Yunie Cemara 1 Ibu Tri Hartati Ibu Yunie Cemara 2 Ibu Nia Dania Ibu Yunie Cemara 3 Bapak Cecep Ibu Yunie Cemara 4 Bapak Nana Sumarna Ibu Yunie Beringin 1 Bapak Raden Bapak Alimin Beringin 2 Ibu Nuni Bapak Alimin Beringin 3 Bapak Pujiyanto Bapak Alimin Beringin 4 Bapak Djajadi Bapak Alimin Angsana 1 Bapak Edison Bapak Alimin Angsana 2 Ibu Dedeh Bapak Alimin Koordinator Pekerja Sosial : Ibu Dra. Shinta Lestari Penanggung Jawab Rehabilitasi Sosial : Ibu Dra. Laila Kurniati Akbariah Penanggung Jawab Program Advokasi Sosial : Ibu Dra. Yuyun Susilawati

P. Jumlah WBS Kelayan Angkatan I Tahun 2009 Tabel 3.5

Jumlah WBS Angkatan I Tahun 2009 Keterangan Pria Wanita Jumlah WBS Produktif Kepala Keluarga 53 Orang 53 Orang Isteri 53 Orang 53 Orang Singel Bujang 68 Orang 19 Orang 87 Orang WBS Non Produktif Anak Usia Sekolah 7 Anak 1 Anak 8 Anak Anak Usia Balita 24 Anak 20 Anak 44 Anak Jumlah WBS 254 Orang Sumber : TU PSBK “Pangungi Luhur” Bekasi

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Tahapan Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan dan pengemis dilaksanakan melalui suatu rangkaian proses yang mengacu pada tahapan pertolongan pekerja sosial kepada klien yaitu gelandangan dan pengemis. Klien atau anggota penerima pelayanan sosial adalah para gelandangan dan pengemis hasil dari motivasi dan seleksi yang dilakukan oleh para peksos dan pegawai PSBK yang turun kejalan untuk memberikan informasi dan sosialisasi program kepada gelandangan dan pengemis yang ada dijalan-jalan serta kantong-kantong kumus. Pelayanan sosial ini diberikan kepada mereka yang tertarik untuk mengikutinya dan bagi mereka yang tidak berminat dari PSBK tidak memaksakannya karena jika mereka dipaksa percuma nanti mereka kabur. Mereka yang mengikuti pelayanan di PSBK ini banyak yang telah berumah tangga namun ada juga yang masih bujangan latar belakang pendidikan mereka yang hanya tingkat SD bahkan tidak tamat. Pemberi atau pembimbing yang memberikan pelayanan sosial di PSBK ini adalah mereka yang disebut sebagai pekerja sosial peksos baik yang lulusan STKS Bandung, PTNS maupun lulusan tingkat SMA. Mereka sudah sangat pengalaman dan tidak diragukan lagi karena sudah bertahun-tahun dalam memberikan pelayanan sosial di PSBK ini. Pekerja sosial adalah profesi pertolongan kemanusiaan yang bertujuan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya sesuai dengan perannya. Dengan kata lain, nilai, pengetahuan dan keterampilan professional pekerjaan sosial pada dasarnya adalah untuk meningkatkan keberfungsian sosial klien yang dibantunya. 25 Pelayanan sosial diberikan di PSBK ini berlangsung selama 6 enam bulan. Mereka diberikan berbagai macam jenis-jenis pelayanan antara lain Pelayanan Pengasrama n, Pelayanan Kebutuhan Pangan, Pelayanan Konseling, Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Pendidikan, Pelayanan Keterampilan, Pelayanan Bimbingan Mental, dan Pelayanan Rekreasi dan Hiburan. Pemberian pelayanan sosial di PSBK memiliki tahapan-tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Pendekatan Awal

Adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan pengakuandukunganbantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program, termasuk upaya memperoleh gambaran potensialitas sumber-sumber pelayanan, pasar usaha dan kerja serta untuk mendapatkan calon klien. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Yuyun Susilawati sebagai berikut : “Pendekatan awal yang di lakukan oleh PSBK pertama kita membuat surat-surat ke Dinas Sosial dalam rangka untuk pengadaan calon warga binaan sosial, jadi dari kita membuat surat-surat yang didalamnya tertera seperti persyaratan-persyaratan dan disebutkan juga keterampilan apa-apa yang ada di PSBK kemudian surat tersebut disebarkan kedinas-dinas sosial yang ada di Jawa Barat, kita sampai detik ini masih di Jawa Barat saja belum keluar jawa, tapi ada juga WBS yang dari padang, medan, ambon, harusnya dari seluruh Indonesia tapi itu belum keseluruhan dikarenakan faktor dana yang kurang 26 ”. 25 Suharto, Edi, “Pekerjaan Sosial dan Paradigma Baru Kemiskinan” Tim Penelitian Kemiskinan Depsos RI, 2006 26 Wawancara pribadi dengan penanggungjawab pendekatan awal Ibu Dra. Yuyun Susilawati, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009 Pendekatan dimaksud, meliputi kegiatan-kegiatan orientasi dan konsultasi, identifikasi, motivasi dan seleksi dengan rincian sebagai berikut : a. Orientasi dan konsultasi Yaitu kegiatan pengenalan program pelayanan kepada Pemerintah Daerah, instansi- instansi teknis, dan pilar-pilar partisipan usaha kesejahteraan sosial yang terkait untuk mendapatkan pengesahanpengakuan, dukunganbantuan dan peran sertanya dalam pelaksanaan program. Pendekatan awal pertama kali di lakukan oleh PSBK dalam bentuk orientasi dan konsultasi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai berikut : “Wilayah-wilayah yang banyak gepengnya setelah kita orientasi dan konsultasi kita datang kedinas sosial, yang di maksud konsultasi yaitu dalam rangka pengadaan klein, jadi kita sebelum motivasi ke daerah-daerah kumuh kita orientasi dulu kedinas- dinas sosial kita datangi mereka kita tanya daerah-daerah kumuh mana saja yang ada gepengnya, kita tanyakan mengenai data-data gepeng yang ada di daerah mereka, itu yang di maksud orientasi 27 ”. Dalam menjalankan orientasi dan konsultasi PSBK juga mengalami faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan orientasi dan konsultasi, seperti yang diutarakan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah di bawah ini : “Faktor Pendukungnya yaitu kita dapat bantuan dari pihak dinas sosial yang mau kita ajak kerja sama. Penghambatnya, kadang-kadangkan dia juga punya kerjaan jadi mungkin kita hanya sekedar menitipkan pesan untuk menyampaikannya ketingkat bawah kekecamatan, kekelurahan dirapat-rapat yang mereka adakan di kecamatan atau mungkin dulukan kita punya PSK Pekerja Sosial Kecamatan atau ada PSMnya Pekerja Sosial Masyarakat yang dari dinas sosialnya menyampaikan ke PSMnya. Kadang kita bisa ikut terjun langsung kadang juga tidak bisa, itu penghambatnya. Jadi kadang-kadang kita titip pesan, mengenai pelayanan disini seperti apa, nanti 27 Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009 mereka yang menyampaikan lagi ketingkat yang lebih bawah, kalau misalkan mereka dapet ada orang yang mau berminat, dari pihak dinas sosial menghubungi kembali ke kita, mereka bilang di daerah A misalkan ingin mengikuti program pelayanan disini, sudah di motivasi misalkan oleh dinas sosial tanpa sepengetahuan dari kita, mungkinkan kita harus motivasi ulang karena belum tentu apa yang disampaikan oleh dinas sosial sama dengan apa yang kita inginkan walaupan kita secara lisan dan liflet itu kita kasih tapi mungkin penyampaiannya kadang berbeda jadi kita kembali memotivasi ulang, program pelayanan di PSBK seperti ini, itu mungkin yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam orientasi dan konsultasi 28 ”. b. Identifikasi Ialah kegiatan upaya untuk memperoleh data yang lebih rinci tentang diri gelandangan dan pengemis serta potensi lingkungan, termasuk sumber-sumber pelayanan dan pasaran kerja dan usaha, fasilitasgaris kemudahan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Laila Akbariah sebagai berikut : “Identifikasi itu adalah pendataan maksudnya calon-calon WBS yang dikantong- kantong kumuh itu di identifikasi apa memang dia sesuai dengan garapan di PSBK atau tidak, itu di identifikasi. ah setelah orientasi dan konsultasi serta identifikasi ini kita laksanakan baru kita lakukan motivasi, kitakan udah tau didaerah mana saja yang banyak gepengnya, misalnya di daerah ini banyak gepengnya langsung kita motivasi kesana 29 ”. c. Motivasi Ialah kegiatan program pengenalan kepada gelandangan dan pengemis untuk menumbuhkan keinginan dan dorongan yang tinggi dalam mengikuti, melaksanakan program pelayanan dan rehabilitasi sosial. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Yuyun Susilawati sebagai berikut : 28 Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009 29 Wawancara pribadi dengan penanggungjawab Rehsos Ibu Dra. Laila Akbariah, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009 “Motivasi yaitu kegiatan pengenalan program kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial untuk menumbukan kemauan atau keinginan dan semangat untuk menjadi warga binaan sosial atau klien di panti kita. itulah tujuan motivasi yang kita lakukan di PSBK. Motivasi dimaksudkan agar terciptanya kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional terutama dalam rangka mendapatkan calon warga binaan sosial yang mempunyai kesadaran, untuk memperbaiki kualitas hidupnya sesuai harkat dan martabat kemanusiaanya 30 ”. Ketika melakukan motivasi kepada calon warga binaan sosial PSBK yang disampaikan kepada mereka yaitu : “Kita menawarkan program di PSBK, bahwa di kita di panti ada program ini, ini, ini, misalnya dari bimbingan mental, sosial sampai keterampilan itu kita kasih tau kepada mereka dan kita ajak mereka dari pada mereka menggelandang, lebih baik mereka direkrut ke kita meskipun di kita hanya enam bulan tetapi minimal membuat mereka menambah ilmu dari yang tidak tau menjadi tau 31 ”. Ibu Dra. Dewi Kania sebagai kepala seksi Rehsos juga menambahkan terkait apa yang disampaikan pada saat sosialisasi dan motivasi yang dilakukan oleh PSBK kepada para calon warga binaan sosial, yaitu : “yang disampaikan ya program pantilah, iya semua tidak ada yang kita tutupi kita pait-paitin langsung, kita tidak janji yang manis-manis, yang pait-pait kita sampaikan makanya kalau mentalnya sudah jatoh duluan tidak kita rekrut, kita tidak bilang pondoknya bagus seperti itu misalnya dibuat dari keramik, pokoknya kasih pondok tempat tinggal keadaan seperti ini, masak sendiri, mck ,mck ramai-ramai, makanya kalau memang yang mau mundur, mundur sekarang, jangan sampai setelah direkrut dibawa kesini, tidak taunya minta pulang 32 ”. Dalam melakukan motivasi PSBK ada terdapat juga faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan motivasi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Yuyun Susilawati sebagai berikut : 30 Wawancara pribadi dengan penanggungjawab pendekatan awal Ibu Dra. Yuyun Susilawati, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009 31 Wawancara pribadi dengan penanggungjawab pendekatan awal Ibu Dra. Yuyun Susilawati, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009 32 Wawancara pribadi dengan kepala seksi Rehsos Ibu Dra. Dewi Kania , Bekasi Senin, 27 Juli 2009 “Selama ini yang menjadi hambatan kalau kita langsung datang kekantong-kantong dan mereka rata-rata pengamen atau pemulung, mereka sudah mempunya penghasilan yang besar ada yang 30.000 sehari, sedangkan mereka diajak oleh kita otomatis kita tidak memberikan apa-apa kecuali pelatihan dan makan mereka, yang bersifat natura itu. Jadi kita harus pintar-pintar bilangin kepada mereka. Kalau pendukung mah banyak, Alhamdulillah kalau kita dinas sosial rata-rata mendukung ke kita, ayo bu malahan mereka merasa terbantu dengan kita dan mereka mendukung memberitahukan disini ada warga yang tidak punya pekerjaan sama sekali, yang tidak punya rumah sama sekali. Jadi kadang-kadang banyak pendudukungnya itu kalau di luar. Kalau dari kita ya ada pendukungnya yaitu salah satunya dana 33 ”. d. Seleksi Ialah kegiatan pengelompokanklasifikasi penyandang masalah kesejahteraan sosial terutama yang sudah dimotivasi, untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan siapa yang tidak dapat diterima menjadi calon penerima pelayanan, pada saat seleksi yang dilakukan oleh PSBK. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Yuyun Susilawati sebagai berikut : “Seleksi, setelah ada pemanggilan mereka datang ke PSBK, dimotivasi kembali setelah datang kesini, dimotivasi kembali mau tidak setelah melihat kondisi keadaan disini di panti ini, ternyata oh iya bu berminat baru di seleksi, di seleksi itu ditanya, ditanya jawab diwawancara sama peksos 34 ”. Pada saat seleksi para calon warga binaan sosial yang akan mendapatkan pendidikan di PSBK ini diwawancarai oleh peksos dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Yuyun Susilawati sebagai berikut : “Nanti ada belangko seleksinya misalnya dari nama, asal dia lahir, sampai keluarganya, apa dia masih punya keluarga, itu seleksi awal karena nanti seleksi juga ada kalau jadi disini mau ikut keterampilan apa, jadi yang gitu ada penjelasan- penjelasan 35 ”.

2. Penerimaan