“Mereka ikut keterampilan supaya keterampilan yang dia punya itu bisa digunakan, digunakan untuk penghasilan dirinya sendiri, untuk menghidupi diri sendiri maupun
untuk masa depannya
65
”.
7. Pelayanan Bimbingan Mental
Pelayanan bimbingan mental ini disediakan Ialah dengan kegiatan bimbinganatau tuntunan untuk memahami diri sendiri, dan orang lain dengan belajar tentang keagamaan,
cara berfikir positif dan keinginan untuk berprestasi serta mengubah sikap normatif mereka agar lebih baik. Kegiatan bimbingan mental merupakan kegiatan yang wajib
mereka ikuti bagi semua siswa yang ada di PSBK ini. Untuk memperlancar kegiatan ini telah disediakan seorang Ustadz yang sekaligus merupakan seorang pegawai dibagian
rehabilitasi sosial yang berkompeten dalam bidangnya, yaitu Bapak Endin Khoiruddin yang selalu memberikan bimbingan mental tentang keagamaan. Pada saat bimbingan
mental diberikan tidak hanya memberikan ceramah keagamaan saja namun para gelandangan dan pengemis tersebut juga ditanya bagi mereka yang sudah punya suami
atau istri dan anak mereka sudah menikah secara sah atau belum dan jika belum maka dari pembimbing bimbingan mental ini akan menikahkan secara sah menurut agama
Islam dengan melakukan ijab qobul disertai dengan saksi dan catatan tertulis. Ketika peneliti menanyakan kepada pembimbing tersebut beliau menjawab itu merupakan
kewajiban kita untuk menyanyakan dan menikahkannya secara sah menurut agama dan jika kita tidak melakukan itu maka kita berdosa membiarkan mereka berkeluarga namun
belum menikah secara akad dan agama
66
.
65
Wawancara pribadi dengan penanggungjawab keterampilan Ibu Amilya S.Sos, Bekasi Kamis, 13 Agustus 2009
66
Observasi dan wawancara pribadi dengan pembimbing bimbingan mental Bapak Endin Khoiruddin pada saat peneliti melaksankan praktikum II dari bulan Maret sd Juni 2009
8. Pelayanan Rekreasi dan Hiburan
Pelayanan rekreasi dan hiburan yang diberikan oleh PSBK ini diadakan di akhir pendidikan, pada saat rekreasi siswa angkatan I 2009 kemarin, hari Kamis tanggal 11 Juni
2009 peneliti juga ikut diajak oleh pegawai PSBK sewaktu peneliti masih menjalankan praktikum II di PSBK ini, bersama dengan siswa peneliti mengikuti kegiatan rekreasi ke
Ancol Dufan yang diadakan oleh PSBK di akhir pendidikan dengan tujuan agar menyenangkan hati siswa yang sebentar lagi akan keluar dari panti ini serta sekaligus
memberikan hiburan kepada para siswa yang mungkin selama 6 bulan mengikuti pendidikan dan pelatihan di panti merasakan kejenuhan sehingga diakhir pendidikan dan
pelatihan dari pegawai sudah menjadi agenda rutin mengadakan rekreasi dan pada kesempatan ini ke Ancol Dufan dunia fantasi selama satu hari
67
. Pada saat diakhir pendidikan PSBK mengadakan rekreasi dengan tujuan agar
mereka sebelum pulang dari pendidikan ini mereka ada refresing dan senang-senang bersama warga binaan sosial lainnya, seperti yang di katakan dibawah ini :
“Kalau rekreasi 6 bulan sekali tujuannya biar kita bareng-bareng senang-senang. Di akhir pendidikan disini, untuk menghilangkan kejenuhan sekian lama selama enam
bulan disini dan mereka juga agar biar tahu tempat hiburan untuk refresing, sehingga kita mengadakan rekreasi
68
”. Ada juga hiburan yang diberikan oleh PSBK sehari-hari, seperti yang
disampaikan oleh salah satu peksos : “Disini juga ada dinamika kelompok, penampilan hiburan masing-masing mereka punya
kretifitas apa dari bakat-bakat mereka ditampilkan. Dan juga pada saat PP Pertemuan Pagi, di akhir PP ada duduk santai kita isi hiburan sambil nyanyi-nyanyi dan mungkin
kalau fasilitas lainnya nonton, olah raga kalau jumat sore mereka main bola
69
”.
67
Observasi dan Catatan Lapangan pada saat peneliti melaksankan praktikum II dari bulan Maret sd Juni 2009
68
Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi, Kamis, 13 Agustus 2009
69
Wawancara pribadi dengan penanggungjawab bagian penerimaan Ibu Suhartiningsih, Bekasi, Kamis, 13 Agustus 2009
Pada Bab IV ini peneliti mencoba menuliskan temuan lapangan yang menarik pada penelitian di PSBK ini yaitu pada pelayanan kebutuhan pangan di PSBK disini yaitu dengan
memberikan bahan-bahan mentah untuk dapat diolah oleh mereka sendiri para WBS atau siswa. Pembagian bahan-bahan tersebut setiap lima hari sekali dan mereka menyebutnya
dengan sebutan natura yang terdiri dari beras lima liter perorang, bumbu masak, daging ayam, mie instan, telur, sayuran, sarden, kecap, saus, susu saset, dan lain-lainnya.
Hal ini menjadi menarik karena berbeda dengan SDC Bambu Apus walaupun memang wajar karena SDC Bambu Apus panti anak, tetapi terlepas dari itu PSBK
mengajarkan kepada para warga binaan sosialnya agar bisa mengatur kebutuhan pangannya sendiri sehingga mereka dapat belajar dan setelah keluar dari sini mereka bisa mandiri.
Bila dikaitkan dengan teori pelayanan sosial pada halaman 20, diharapkan dari pelayanan sosial yang diberian dan funsi PSBK itu sendiri yaitu klien mampu mengatasi
masalahnya sendiri, peneliti melihat PSBK sudah maksimal menerapkannya tinggal bagaimana siswanya menerima dan menerapkannya setelah keluar dari PSBK ini, karena
masing-masing siswa peneliti liat sangat berbeda-beda dalam hal keseriusan, kesungguhan dan pemantauan atau bimbingan lanjut yang diadakan oleh PSBK pasca mereka keluar dari
panti ini harus menjadi perhatian besar karena itu merupakan keberhasilan dari sebuah pelayanan yang diberikan di PSBK ini jika ingin dikatakan sukses, yaitu mengantarkan
mantan-mantan siswanya menjadi manusia mandiri. Hasil dari diskusi dengan para warga binaan sosial, mereka ada yang memiliki
rencana setelah pendidikan di PSBK ini yaitu ingin membuka usaha sesuai dengan keterampilan yang mereka miliki namun ada juga mereka yang kebingungan karena dengan
keterbatasan dana, modal yang pas-pasan dan tempat tinggal yang tidak ada. Hal inilah yang menjadi fokus utama kedepan untuk PSBK mencari solusi yang terbaik
70
.
70
Observasi dan Catatan Lapangan pada saat peneliti melaksankan praktikum dari bulan Maret sd Juni 2009
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dan kemukakan dalam uraian pada bab hasil penelitian dan analisa, maka peneliti mencoba menyimpulkan bahwa
pelayanan sosial berbasis panti yang ada di Panti Sosial Bina Karya “Pangudi Luhur” Bekasi terdapat tahapan pelayanan sosial yang di dalamnya terdapat juga jenis-jenis pelayanan.
Peneliti mencoba untuk menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tahapan Pelayanan Sosial
Adapun tahapan pelayanan sosial adalah sebagai berikut : a. Tahapan Pendekatan Awal adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan
pengakuandukunganbantuan, dan peran serta dalam pelaksanaan program, termasuk upaya memperoleh gambaran potensialitas sumber-sumber pelayanan, pasar usaha dan
kerja serta untuk mendapatkan calon klien, pendekatan dimaksud, meliputi kegiatan- kegiatan orientasi dan konsultasi, identifikasi, motivasi dan seleksi.
b. Tahapan Penerimaan adalah serangkaian kegiatan administratif maupun teknis meliputi registrasi, dan penempatan dalam program pelayanan yang dilaksanakan pada saat calon
penerima pelayanan hasil seleksi secara syah diterima sebagai klien definitif di panti.
c. Tahapan Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Assesment ialah upaya untuk
menelusuri, menggali data penerima pelayanan klien, faktor-faktor penyebab masalahnya tanggapannya serta kekuatan-kekuatannya dalam upaya membantu dirinya
sendiri.
d. Tahapan Bimbingan Mental, Sosial, Fisik dan Keterampilan adalah serangkaian kegiatan teknis operasional yang diarahkan untuk pulihnya kembali harga diri, kepercayaan diri,
disiplin, kemampuan integrasi, kesadaran dan tanggung jawab sosial kemampuan penyesuaian diri dan penguasaan jenis keterampilan kerja sebagai bekal untuk dapat
bermata pencaharian layak dalam tatanan hidup masyarakat. e. Tahapan Resosialisasi adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang bersifat dua arah
yaitu di satu pihak untuk mempersiapkan klien agar dapat berintegrasi penuh ke dalam kehidupan dan penghidupan masyarakat secara normatif, dan di satu pihak lagi untuk
mempersiapkan masyarakat khususnya masyarakat daerah asal atau lingkungan masyarakat di lokasi penempatan kerjausaha klien agar mereka dapat menerima,
memperlakukan dan mengajak serta untuk berintegrasi dengan kegiatan kemasyarakatan. f.
Tahapan Penyaluran adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk mengembalikan penerima pelayanan kedalam kehidupan dan penghidupan di masyarakat secara normatif
baik dilingkungan keluarga, masyarakat, daerah asal maupun kejalur-jalur lapangan kerjausaha mandiri wirausaha dengan bertransmigrasi.
g. Tahapan Bimbingan Lanjut adalah serangkaian kegiatan bimbingan yang diarahkan
kepada klien dan masyarakat guna lebih memantapkan, meningkatkan dan mengembangkan kemandirian klien dalam kehidupan serta penghidupan yang layak.
h. Tahapan Evaluasi untuk memastikan apakah proses pelayanan dan rehabilitasi sosial gelandangan pengemis berlangsung sesuai rencana yang telah ditetapkan.
i. Tahapan Terminasi Pengakhiran Pelayanan pengakhiran pelayanan dilaksanakan untuk
memastikan hasil evaluasi umum terhadap klien telah dapat menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dan mampu menjadi warga negara masyarakat yang bertanggung
jawab.
2. Jenis Pelayanan Sosial