organisasi kehidupan
mulai dari
tingkat sel
sampai organisme.
seperti : membran sel,
sitoplasma, vakuola,
retikulum endoplasma, badan
golgi, mitokondria, ribosom, kloroplas,
sentriol,
dan nukleus.
14
Menentukan organel pada sel hewan dan
sel tumbuhan. 17
18, 19 20
4 Menyimpulkan
perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.
21 22
2 Menjelaskan
jaringan, organ dan sistem organ.
25, 26, 27, 28
23, 24,
29 7
Membedakan jaringan, organ dan
sistem organ. 30,31
2 Mengklasifikasikan
jaringan penyusun
organ pada
tumbuhan dan
hewan. 32
33 34
3
Mendeskripsikan organ
penyusun sistem organ pada
hewan dan
tumbuhan. 35
36 37,
38 4
Mengurutkan urutan organisasi kehidupan
39, 40
2
Jumlah 20
12 4
4 40
Keterangan: valid
2. Lembar Observasi Guru dan Siswa Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
3
Suatu
3
Margono, Metode Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, Cet. IV, h. 158.
observasi untuk mengamati aktivitas atau kinerja seseorang yang dijadikan objek penelitian, dapat menggunakan lembar observasi.
Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas guru sebagai peneliti dan aktivitas siswa yang tengah diteliti
selama proses pembelajaran berlangsung. Kisi-kisi lembar observasi dapat digambarkan sebagai berikut:.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kegiatan
Banyaknya Pernyataan
Guru YaTidak
Siswa 0-100
Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 2
1 Awal Persiapan belajar
2 2
Motivasi 1
1 Menyampaikan tujuan
pembelajaran 1
1 Apersepsi
1 1
2 Inti
Pembagian kelompok 2
2 Presentasi
3 1
Team 3
3 Kuis
5 5
Pemberian Skor 2
2 Pemberian
penghargaan 1
1 3
Penutup 2
2
Jumlah 23
21 G.
Kalibrasi Instrumen Tes 1.
Validitas
Validitas berasal dari kata validity, validity is that the degree to which a test measures what it is supposed to measure.
4
Yang berarti validitas
4
L. R. Gay, Educational Research Competencies for Analysis and Aplication, Columbus: Merrill Publishing Company, 1987, Cet. III, h. 128.
merupakan derajat ukuran untuk mengukur ketepatan sebuah tes. Sebelum guru menggunakan suatu tes, hendaknya guru mengukur terlebih dahulu
derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Skor butir soal untuk tes objektif adalah 0 atau 1, sehingga
penghitungannya dapat menggunakan koefisien korelasi biserial. Rumus korelasi biserial adalah sebagai berikut:
5
Keterangan: r
pbis
: koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total
M
p
: rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i M
t
: rata-rata skor total semua responden
S
t
: standar deviasi skor total semua responden
p :
proporsi jawaban benar untuk butir nomor i q
: proporsi jawaban salah untuk butir nomor i
Setelah didapat hasil, maka ditentukan nilai validitas dengan mengkonsultasikan pada tabel product moment yaitu dengan melihat derajat
kebebasan n-variabel. Jika r-hitung r-tabel maka item soal tersebut bersifat valid, dan jika r-hitung r-tabel maka item soal tersebut bersifat
tidak valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan seberapa jauh hasil dari pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Uji reliabilitas tes bentuk pilihan ganda dengan
rumus KR-20:
6
r
11
=
2 2
1 St
piqi St
n n
Keterangan: r
11
= reliabilitas menggunakan persamaan KR-20
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, Cet. XIV, h. 326.
6
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, Cet. XII, h. 50.
r
pbis
= q
p S
M Mp
t t
p = proporsi peserta tes menjawab benar
q = proporsi peserta tes menjawab salah q = 1 – p
piqi = jumlah perkalian antara p dan q n = banyaknya soal yang valid
St = standar deviasi atau simpangan baku merupakan akar
varian yang dapat dicari dengan persamaan: S = N
x
2
N = jumlah peserta tes
x
2
= jumlah deviasi dari rerata kuadrat
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.
Indeks kesukaran butir-butir soal rentangannya dari 0,0 – 1,0 ditentukan
dengan rumus:
7
P =
N B
Keterangan: B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
N = Jumlah seluruh peserta tes P = Indeks kesukaran
Menurut klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak digunakan adalah:
IK = 0,00 : soal terlalu sukar 0,00 IK
0,30 : soal sukar 0,30 IK
0,70 : soal sedang 0,70 IK
1,00 : soal mudah IK = 1,00 : soal terlalu mudah
7
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. I, h. 103.
4. Daya Beda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa pandai dengan kurang pandai. Daya
pembeda tiap butir-butir soal ditentukan dengan rumus:
8
DP =
n WH
WL
Keterangan: WL
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
WH = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar. n
= 27 X Jumlah peserta tes. DP
= daya pembeda. Menurut klasifikasi daya pembeda yang paling banyak digunakan adalah:
DP 0,00 : sangat jelek
0,00 DP 0,20 : jelek
0,20 DP 0,40 : cukup
0,40 DP 0,70 : baik
0,70 DP 1,00 : sangat baik
H. Teknik Analisis Data
1. N-Gain
Untuk mengetahui penguasaan konsep pada siswa, maka dijaring dengan menggunakan instrumen tes yang diberikan sebelum pembelajaran
Pretest dan sesudah pembelajaran Posttest. Peningkatan pemahaman konsep diperoleh dari N-Gain.
9
G = skor posttest – skor pretest
skor ideal - skor pretest
8
Sudirman, Tabrani Rusyan, Zainal Arifin, Toto Fathoni, Ilmu Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset, 1991, Cet. V, h. 291.
9
David E. Meltzer, The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores,
Departemen of
Physics and
Astronomy: Lowa
State University,
http:physics .
Iastate.eduperdocsaddemdum_on_normalized_gain.pdf, diakses pada Senin, 20 Mei 2013, pukul 01.20, h. 7.
Dengan kategori: G tinggi
= nilai G 0.70 G sedang
= 0,70 G 0,3 G rendah
= nilai G 0,3
2. Analisis Data Kuantitatif
Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh
peneliti tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t maka perlu
dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan homogenitas untuk memeriksa keabsahan subjek
penelitian sebagai syarat dilaksanakannya analisis data. a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diuji berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan
adalah uji Liliefors. Langkah-langkah penghitungan sebagai berikut:
10
1 Data mentah diurutkan dari nilai terendah hingga tertinggi, dan dimasukkan ke dalam kolom Xi
2 Kolom Zi didapat dari penghitungan
s X
- Xi
, dimana s =
1 -
n X
- X
2
3 Kolom Luas Zi didapat dari tabel Standard normal Z distribution. 4 Kolom FZi didapat dari penghitungan sebagai berikut,
a Jika Zi bernilai negatif, maka FZi = 0.5 – Luas Zi
b Jika Zi bernilai positif, maka FZi = 0.5 + Luas Zi 5 Kolom SZi didapat dari penghitungan
responden Banyak
responden No.
6 Kolom LoL-hitung didapat dari penghitungan FZi – SZi
7 L-tabel dilihat dari nilai kritis uji Liliefors
10
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Cet. III, Edisi VI, h. 466.