Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Adanya perbedaan rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kedua kelas tersebut disebabkan karena perbedaan perlakuan pada saat proses pembelajaran
yang dilakukan, proses pembelajaran siswa pada kelas kontrol hanya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dimana siswa
diberikan materi dengan ceramah secara monolog dan tanpa melibatkan siswa dengan aktif dan proaktif. Sementara proses pembelajaran siswa pada kelas
eksperimen menggunakan teknik GNT pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yakni pembelajaran yang menitik beratkan pada optimalisasi
aktifitas siswa selama proses pembelajaran di kelas yaitu pada saat guru menerangkan siswa diberi panduan untuk membuat catatan poin penting yang
disampaikan oleh guru. Beberapa hal penulis temukan dilapangan ketika menerapkan teknik
GNT pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Di kelas eksperimen, yaitu kelas VII-C. Walaupun sebenarnya siswa sudah terbiasa dengan model
belajar kelompok, namun model ini berbeda dengan belajar kelompok seperti yang biasa siswa terapkan. Pada pembelajaran kelompok yang biasa, mereka
hanya bekerja bersama-sama untuk menjawab soal latihan, merangkum pembelajaran yang telah lalu atau yang lain yang memungkinkan hanya satu
atau dua orang saja yang mengerjakan. Namun kali ini ada perbedaan cara belajar kelompok dengan teknik GNT pada model pembelajaran STAD, di
mana optimalisasi kerja kelompok harus diutamakan. Setiap siswa harus berperan aktif dalam kelompoknya, mereka saling berbagi pemahaman dengan
setiap pertanyaan yang diberikan, dan mendiskusikan jawabannya sehingga semua anggota kelompok dapat memahami materi secara bersama-sama dan
mendapatkan nilai kuis yang merata, sehingga dapat memperoleh prestasi kelompok.
Pada pertemuan pertama, dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang penulis terapkan, siswa masih terlihat bingung. Hal
ini disebabkan karena mereka tidak pernah melakukan kegiatan belajar dengan pembelajaran seperti ini. Biasanya mereka hanya melakukan kegiatan belajar
seperti kegiatan belajar mengajar pada umumnya.
Selain dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, penulis juga melakukan penelitian dengan menggunakan teknik GNT pada
kelas eksperimen. Pada kelas ini, siswa tidak pasif pada tahap presentasi kelas, disamping guru menerangkan siswa juga aktif memperhatikan dan mencatat
poin-poin penting sesuai dengan arahan yang telah dipersiapkan oleh guru pada handout. Hasilnya, dalam pembelajaran ini interaksi antara siswa dan guru lebih
aktif karena pemahaman siswa terarah, siswa tidak bingung untuk bertanya kepada guru maupun teman sebangku apabila ada poin pembelajaran yang
belum dapat ia pahami. Pada tahap diskusi, siswa cukup antusias dimana mereka terlihat saling aktif berbagi pemahaman yang telah ia peroleh dari
penjelasan guru. Hal ini karena adanya pengaruh scaffolding. Selama proses belajar guru
memberikan pendampingan, petunjuk-petunjuk, peringatan-peringatan atau isyarat tentang konsep-konsep yang penting serta bimbingan disetiap tahapan-
tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya pemberian bantuan sehingga siswa lebih mudah memahami penjelasan dari guru dan
sebagai upaya agar siswa lebih aktif. Dan pada kelas eksperimen guru memberikan pendampingan selama sedang menerangkan materi berupa
handout GNT yang dilengkapi dengan petunjuk pengisian dari handout sebagai upaya untuk menegefektifkan peranan scaffolding dalam membantu
pemahaman siswa. Proses pembagian kelompok dilakukan oleh guru sebelum dimulai
pembelajaran, karena kelompok pada pembelajaran STAD adalah kelompok heterogen yang terdiri dari siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah.
Karena keterbatasan waktu sehingga pembagian kelompok sudah ditentukan oleh guru berdasarkan peringkat hasil belajar sebelumnya. Tujuannya, agar
tidak ada kecemburuan sosial antar siswa, baik yang berprestasi tinggi, sedang maupun rendah. Di samping mengakrabkan mereka dengan siswa lain yang
tidak biasa satu kelompok dengannya. Pada tahap diskusi scaffolding diberikan sama di kedua kelas, pada tahap
ini scaffolding diberikan secara lisan yaitu guru membimbing dan memberikan
arahan untuk berdiskusi dengan baik dan memberi contoh cara mengambil kesepakatan untuk menyelesaikan soal-soal yang sedang dikerjakan baik secara
klasikal maupun pada masing-masing kelompok. Peranan scaffolding yang diberikan memberikan kontribusi nyata
terhadap motivasi belajar siswa sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik. Selain itu, dengan model pembelajaran seperti ini suasana kelas menjadi lebih
fokus, karena tidak ada aktivitas lain yang dilakukan para siswa selain mendengarkan dan mencatat penjelasan guru selama guru menerangkan.
60