Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

G. Kalibrasi Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian harus diuji apakah instrumen tersebut telah memiliki validitas atau daya ketepatan dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas instrumen yang digunakan adalah validitas rasional. Validitas rasional adalah yang diperoleh dari dasar pemikiran yang logis. Validitas rasional dilakukan dengan menelusuri atau mengkaji instrumen penelitian dari dua segi, yaitu dari segi isinya content dan dari susunan atau kontruksinya construct. 12 1. Validitas isi Validitas isi dari suatu intrumen penelitian adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisaan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam instrumen tersebut. 13 Validitas isi ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat ukur hasil belajaran yaitu: sejauh mana hasil tes belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representative terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diuijikan. Pengujian validitas ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Seorang peneliti yang memberikan tes diluar konteks yang telah ditetapkan, berarti instrumen tersebut tidak memiliki validitas isi. Untuk instrumen yang akan mengukur efektifitas pelaksanaan program, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang tekah ditetapkan. 2. Validitas kontruksi Validitas kontruksi adalah validitas yang ditilik dari segi susunan, kerangka, atau rekaannya. 14 Validitas kontruksi dari suatu instrumen dapat dilakukan penganalisaannnya dengan jalan melakukan pencocokan 12 Anas Sujiono, op. cit., h. 164. 13 Ibid., h. 164 14 Anas Sujiono, op. cit., h. 166. antara aspek-aspek berfikir yang terkandung dalam instrumen tersebut, dengan aspek-aspek berfikir yang dikehendaki untuk diungkap oleh tujuan intruksional khusus. 15 Uji validitas isi dan konstruksi dalam akan dibantu dengan menggunakan kisi-kisi istrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi ini terdapat variabel yang akan diteliti yaitu aspek keterampilan proses sains siswa dimana akan terfokuskan pada mengobservasi, mengklasifikasi, interpretasi, memprediksi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alatbahan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi. Kalibrasi instrumen penelitian dilakukan oleh seorang ahli untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Yang menjadi ahli untuk mengkalibrasi instrumen penelitian ini adalah orang yang sudah dianggap ahli dalam bidang pendidikan seperti dosen pendiidkan kimia atau guru kimia. Instrumen dikalibrasi berdasarkan struktur instrumen, gaya bahsa, hubungan dengan indikator materi dan tingkat kesukaran instrumen.

H. TEKNIK ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif, dalam Suharsimi Arikunto dijelaskan bahwa “Analisis deskriptif kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari jumlah frekuensi dan mencari jumlah presentasenya ”. 16 Pada tahap ini, data yang berasal dari lembar observasi, lembar kerja siswa LKS, wawancara, dokumentasi digabungkan dan dianalisa secara bersamaan untuk mengkonfirmasi dan saling menguatakan data hasil penelitian. 15 Ibid., h. 167. 16 Suharisimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007, Cet. Ke-9, h. 262 Adapun langkah-langkah teknik analisa dari data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Memberi di bagian mana tanda ceklis √ dalam lembar observasi dibubuhkan, dalam Suharsimi Arikunto dijelaskan bahwa “Chek-List atau adalah deretan pertanyaan yang biasanya singkat-singkat, dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok √ ditempat yang sudah disediakan ”. 17 Tanda ceklis tersebut dimasukan kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan pembelajaran problem solving IDEAL. b. Menjumlah banyaknya ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada lembar observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek keterampilan proses sains yang muncul dengan masing-masing kriteria, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Jumlah frekuensi dan presentasi tersebut akan menunjukan secara kuantitatif kegiatan praktikum dan keterampilan proses sains yang telah dimiliki oleh siswa. Jumlah presentasi dapat dihiting dengan rumus : Rata – rata = ฀௨฀฀ ฀฀ ฀฀฀฀ ฀฀฀௨฀௨฀ ฀฀฀௪฀ ฀௨฀฀฀฀ ฀฀฀௪฀ c. Memberikan skor terhadap lembar kerja siswa berdasarkan kriteria penilaian yang sudah dibuat d. Kemudian dicari persentase masing-masing kiteria berdasarkan rumus berikut: NP = ோ ௌ ௌ x 100 17 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. Ke-9 h. 29 Keterangan : NP = nilai persen yang di cari atau yang di harapkan R = skor mentah yang di peroleh siswa SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap e. Hasil persentase yang diperoleh di kategorikan dalam pedoman konverse persentase rata – rata keterampilan proses sains siswa. Tabel 3.1 Perhitungan skala pengukuran 18 Skala Tingkat penguasaan Kategori 4 86 – 100 Sangat baik 3 76 – 85 Baik 2 60 – 75 Cukup 1 55 – 59 Kurang ≤ 54 Kurang sekali f. Menginterpretasi secara deskriptif data presentase tiap-tiap aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan model problem solving IDEAL. g. Format wawancara Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkripsi untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif dan diklasifikasikan berdasarkan keterampilan proses sains yang ditanyakan. Kemudian data tersebut dianalisa sehingga dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran problem solving IDEAL. 18 Ngalim Purwanto, op. cit h. 102 - 103