Hasil wawancara . Hasil Penelitian 1. Hasil Pengamatan Keterampilan Proses Sains Siswa Bersarakan

sendiri, faktor lingkungan dan faktor guru yang kurang memperhatikan semua siswa. Pada saat wawancara, peneliti menanyakan juga pertanyaan tentang aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran dikelas maupun pada saat praktikum. Fungsinya, peneliti ingin mengetahui sejauh mana aspek-aspek tersebut muncul dan aspek apa saja yang dominan muncul. Dalam kegiatan praktikum ini, ada beberapa keterampilan yang dinilai, diantaranya: mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, observasi, mengklasifikasikan, memprediksi, interpretasi, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan, dari sekian keterampilan tersebut menurutmu keterampilan apa yang sangat penting, dan keterampilan apa yang dapat kamu kembangkan. Kelima siswa tersebut menyatakan bahwa semua aspek keterampilan proses sains siswa penting untuk dimiliki dan diterapkan dalam diri siswa, dan keterampilan yang dapat dikembangkan menurut lima siswa tadi berbeda-beda. Uraian jawaban mereka adalah sebagai berikut: “…..keterampilan merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, observasi, memprediksi, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan ”siswa 1 “…..keterampilan mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, observasi, memprediksi, dan menerapkan konsep ”siswa 2 “…..keterampilan merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, observasi, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan ”siswa 5 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan observer dari pertanyan diatas, bahwa siswa SMA 8 Muhammadiyah Ciputat kemampuannya heterogen. Hal inilah yang membuat siswa saling melengkapi diantara kelompoknya. Selain pertanyaan-pertanyaan diatas, siswa juga diminta pendapatnya tentang motivasi mereka dalam meningkatkan kreatifitas melakukan pembelajaran model problem solving yang telah dilaksanakan. Kelima siswa menyatakan bahwa pembelajaran problem solving memotivasi mereka untuk lebih kreatif. Beberapa alasan yang memotivasi mereka diantaranya kesukaan mereka terhadap praktikum dan diskusi. Uraian jawaban mereka adalah sebagai berikut: “….Pembelajaran problem solving sangat memotivasi saya lebih leluasa dalam berfikir dan mengembangkan ide-ide kreatif saya, karena saya menyukai praktiku m”siswa 2 “…..Pembelajaran problem solving sangat menarik, karena saya menyukai diskusi, jadi ketika kegiatan diskusi saya senang bertukar informasi dengan teman-teman kelompok yang lain ”siswa 1 “…..Pembelajaran problem solving sangat menggugah pemikiran saya untuk mengembangkan ide-ide dan pemikiran saya baik dalam diskusi mapupun praktikum. karena saya menyukai pembelajaran dengan praktikum dan diskusi ”siswa 5

B. Pembahasan

1. Aspek Observasi Berdasarkan analisis hasil pengamatan melalui lembar observasi aspek keterampilan mengamati atau mengobservasi memiliki persentase rata-rata tertinggi yaitu 82,75 dengan kategori baik dan hasil pengamatan yang terdapat dalam LKS juga memiliki nilai persentase tertinggi yaitu 85,75 baik. Hal ini didukung dengan hasil wawancara, menunjukkan bahwa siswa sangat antusias dilibatkan langsung dengan aktifitas pembelajaran yaitu siswa harus mengamati satu persatu hasil reaksi dari konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis. Siswa merasa senang untuk membuktikan teori yang telah dipelajari dan rasa ingin tahu untuk mengetahui reaksi kimia yang terjadi selama proses pengamatan yang berlangsung. Melakukan observasi atau mengamati merupakan keterampilan dengam penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indera untuk menggambarkan objek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik fisik benda-benda yang diamati. 2 Pada lembar observasi, aspek keterampilan proses sains mengamatiobservasi yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari empat sub aspek yaitu mengamati hasil reaksi pada faktor konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis menggunakan indera yang tepat. Dari hasil pengamatan observer, siswa dapat membedakan larutan yang belum ditambahkan zat terlarut dan hasil larutan yang sudah ditambahkan zat terlarut, siswa juga dapat mengetahui hasil reaksi faktor yang mempengaruhi laju reaksi dari faktor konsentrasi, luas permukaan, suhu dan katalis. Hal ini didukung karena sebelum melakukan kegiatan praktikum siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi dan membaca materi seputar laju reaksi. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa belum mencapai nilai maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan analisis peneliti ketika praktikum yang menunjukkan bahwa tidak semua siswa dapat melakukan pengamatan secara betul menggunakan indera yang mereka gunakan. Sebagian siswa hanya menggunakan indera penglihatan saja dalam observasi zat-zat yang direaksikan, mereka tidak merasakan dengan kulit sehingga tidak tahu adanya perubahan suhu atau tidak. Selain itu, mereka tidak mencoba mencium bau zat yang direaksikan. Minimnya penggunaan indera dalam proses pengamatan dapat mengurangi data-data yang dibutuhkan dalam percobaan atau praktikum. h. 53 2 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN, 2009, 2. Aspek Menggunakan Alat dan Bahan Keterampilan menggunakan alat dan bahan sangat krusial untuk diperhatikan pada saat siswa melakukan praktikum, bahkan bisa dikatakan bahwa keterampilan ini sangat mempengaruhi kualitas praktikum yang sedang dilakukan. Berdasarkan analisis hasil pengamatan pada lembar observasi aspek keterampilan menggunakan alat dan bahan memiliki persentase 80,00 baik dan hasil pengamatan pada LKS memiliki nilai persentase 82,50 baik. Hasil ini didukung oleh hasil wawancara dengan lima orang perwakilan siswa menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki pengetahuan dasar tentang fungsi alat-alat dan bahan-bahan kimia karena sebelumnya siswa pernah melakukan praktikum di laboratorium. sehingga siswa tidak kaku lagi untuk menggunakan alat tersebut. Tetapi, tidak semua siswa memahami cara penggunaan alat dan bahan dengan baik, bahkan ada beberapa siswa yang kesulitan menggunakan neraca terutama dalam pembacaan skala dan menimbang. Ketika penimbangan bongkahan CaCO 3 , kesalahan yang muncul adalah beberapa siswa tidak menggunakan wadah untuk menampung zat, padahal sudah disediakan kaca arloji untuk digunakan sebagai wadah. Dimana hal ini dapat menyebabkan piringan pada neraca akan mengalami pengkaratan karena terkena zat-zat yang ditimbang. Keberhasilan praktikum pun bisa dilihat dari cara siswa menggunakan alat dan bahan pada saat siswa melakukan praktikum. Jika siswa tidak mampu atau salah menggunakan alat atau bahan praktikum maka akan sangat mempengaruhi hasil yang akan di peroleh. Oleh karena itu perlu ada keterampilan khusus dalam menggunakan alat atau bahan praktikum khususnya alat atau bahan kimia. Berdasarkan pengamatan peneliti, faktor yang mempengaruhi nilai yang dicapai siswa kurang maksimal adalah keterampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan masih kurang menguasai. Dalam hal ini, beberapa siswa dalam mengambil larutan tidak menggunakan pipet tetes maupun pipet volum, tetapi langsung menuangkan ke gelas ukur dan ada juga yang langsung menuang ke dalam gelas kimia. Hal tersebut mengkhawatirkan tingkat keakuratan derajat meniskus jumlah mL larutan tidak sesuai. Kekurangan lain adalah membaca meniscus atau menentukan batas ukur suatu zat yang diukur. Siswa menggunakan meniscus atas dalam pembacaan skala pada alat ukur yang digunakan, dimana seharusnya menggunakan meniscus bawah. 3. Aspek Merencanakan Percobaan Keterampilan menyiapakan alat dan bahan merupakan aspek keterampilan dasar karena siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat dan bahan yang akan digunakan untuk penyelidikan tersebut. 3 Hasil analisis dan pengamatan melalui lembar observasi menunjukkan bahwa aspek merencanakan percobaan memiliki nilai persentase rata-rata 80,50 Baik, sedangkan aspek merencanakan percobaan yang dianalisis melalui pengamatan dalam LKS memiliki persentase 81,75 Baik. Hasil data wawancara menunjukkan bahwa siswa mampu menentukan dan mengambil alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum karena mereka menpunyai pengetahuan dasar mengenai fungsi dan kegunaan alat dan bahan-bahan kimia, sehingga memudahkan mereka untuk melakukan praktikum dalam menguji teori yang telah dipelajari yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pada lembar observasi, keterampilan merencanakan percobaan yang diteliti terdiri dari dua sub aspek. Sub aspek yang pertama adalah menentukan alat dan bahan dan sub aspek yang kedua adalah menentukan prosedur kerja dalam praktikum. Kedua sub aspek ini merupakan bahan dasar untuk melakukan praktikum. Aspek pertama tergolong baik 3 Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang : UM PRESS, 2005, Cet. I, h. 81