Keterangan : NP = nilai persen yang di cari atau yang di harapkan
R = skor mentah yang di peroleh siswa SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap e. Hasil persentase yang diperoleh di kategorikan dalam pedoman konverse
persentase rata – rata keterampilan proses sains siswa.
Tabel 3.1 Perhitungan skala pengukuran
18
Skala Tingkat penguasaan
Kategori 4
86 – 100
Sangat baik 3
76 – 85
Baik 2
60 – 75
Cukup 1
55 – 59
Kurang ≤ 54
Kurang sekali f. Menginterpretasi secara deskriptif data presentase tiap-tiap aspek
keterampilan proses sains siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan model problem solving
IDEAL. g. Format wawancara
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkripsi untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif dan diklasifikasikan
berdasarkan keterampilan proses sains yang ditanyakan. Kemudian data tersebut dianalisa sehingga dapat diketahui respon siswa terhadap
pembelajaran problem solving IDEAL.
18
Ngalim Purwanto, op. cit h. 102 - 103
I. Alur Penelitian
Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP Analisi Materi Pelajaran
Membuat istrumen Tidak
Validasi Instrumen
Ya Memperbanyak Instrumen
Diskusi Praktikum
Observasi Diskusi
Menentukan Siswa yang akan Di wawancara
Wawancara Temuan Penelitian
Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan saran
Gambar 3.1 Alur penelitian
BAB IV HASIL PENELIITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengamatan Keterampilan Proses Sains Siswa Bersarakan
Lembar Observasi
Observasi yang dilakukan di SMA 8 Muhammadiyah Ciputat adalah menganalisis aspek-aspek keterampilan proses sains siswa yang
muncul pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Solving IDEAL dan kegiatan praktikum pada konsep laju reaksi. Hasil ini
merupakan data utama dan diperoleh melalui observasi yang di lakukan oleh lima observer pada saat pembelajaran berlangsung. Sebelum
observasi dilakukan, observer diberikan pedoman teknis pengamatan dan cara mengisi lembar observasi yang akan digunakan. Proses pengamatan
dengan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung. Hasil analisis data lembar observasi keterampilan
proses sains siswa dalam penelitian ini Lampiran 2 disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi
No. Aspek Keterampilan Proses Sains
Yang Di Amati Persentase
Rata-Rata Kategori
1. Mengajukan Pertanyaan
76,25 Baik
2. Menyusun Hipotesis
67,75 Cukup
3. Merencanakan Percobaan
80,50 Baik
4. Menggunakan Alat dan Bahan
80,00 Baik
5. Observasi
82,75 Baik
51
6. Mengklasifikasikan
77,00 Baik
7. Memprediksi
71,25 Cukup
8. Interpretasi
75,00 Cukup
9. Menerapkan Konsep
78,50 Baik
10. Mengkomunikasikan
79,50 Baik
Jumlah 75,85
Baik
Berdasarkan Tabel 4.1, terdapat tujuh aspek KPS yang termasuk ke dalam kategori baik dan tiga aspek KPS termasuk kategori cukup.
Adapun persentase rata-rata tertinggi terdapat pada aspek KPS observasi mengamati dengan persentase 82,75 , sedangkan persentase rata-rata
terendah terdapat pada aspek KPS berhipotesis dengan persentase rata-rata sebesar 67,75 . Nilai rata-rata hasil presentase dari seluruh aspek
keterampilan proses sains siswa adalah 75,85 . Hal tersebut menunjukkan bahwa kesepuluh keterampilan proses sains siswa tersebut
muncul dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi dengan nilai rata-rata KPS diatas 60.
2. Hasil Pengamatan Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan LKS
Hasil analisis data keterampilan proses sains siswa pada lembar kerja siswa dalam penelitian ini Lampiran 3 disajikan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan LKS No.
Aspek Keterampilan Proses Sains Yang Di Amati
Persentase Rata-Rata
Kategori 1.
Mengajukan Pertanyaan 80,75
Baik 2.
Menyusun Hipotesis 67,50
Cukup 3.
Merencanakan Percobaan 81,75
Baik 4.
Menggunakan Alat dan Bahan 82,50
Baik
5. Observasi
85,75 Baik
6. Mengklasifikasikan
71,75 Cukup
7. Memprediksi
68,25 Cukup
8. Interpretasi
77,50 Baik
9. Menerapkan Konsep
80,00 Baik
10. Mengkomunikasikan
80,75 Baik
Jumlah 77,65
Baik
Berdasarkan Tabel 4.2, terdapat tujuh aspek KPS yang termasuk ke dalam kategori baik dan tiga aspek KPS kategori cukup. Adapun
persentase rata-rata tertinggi terdapat pada aspek KPS observasi mengamati dengan persentase 85,75 . Sedangkan persentase rata-rata
terendah terdapat pada aspek KPS berhipotesis dengan persentase rata-rata sebesar 67,50 . Nilai rata-rata hasil presentase dari seluruh aspek
keterampilan proses sains siswa adalah 75,65 . Hal tersebut menunjukkan bahwa kesepuluh keterampilan proses sains siswa tersebut
muncul dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan LKS dengan rata-rata nilai KPS diatas 60.
3. Hasil wawancara .
Dalam penelitian ini, selain menggunakan data lembar observasi dan lembar kerja siswa, peneliti juga memperkuat data hasil penelitian
dengan data wawancara. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan tertutup mengenai respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan problem
solving IDEAL dan aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul. Wawancara ini dilakukan dengan mewawancarai lima orang perwakilan
masing-masing dari lima kelompok tersebut. Menurut kelima siswa yang diwawancara, kesepuluh indikator
keterampilan proses sains perlu dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran dan praktikum. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengembangkan aspek tersebut, siswa bisa lebih kreatif mengembangkan
ide-idenya dan proses memahami pembelajaran lebih cepat dari biasanya. Berdasarkan pertanyaan mengenai respon siswa terhadap
pembelajaran menggunakan problem solving IDEAL, kelima siswa tersebut menjawab senang mengikuti pembelajaran ini. Berikut uraian
jawaban siswa: “…Ya, sangat senang. Karena belajar seperti ini sangat membantu
kami mengetahui bentuk bahan-bahan kimia yang lain, seperti HCl, Na
2
SO
4
siswa 1,2 “...Ya, Senang. Dengan pembelajaran seperti ini kami mengetahui
penggunaan alat-alat kimia seperti pipet dan lain-lain, dan larutan jika dicampurkan akan bereaksi siswa 3
“ ...Ya, Senang. Kami dapat membedakan larutan kimia yang 1M, 2M dan 3
M”siswa 4,5 Selain pertanyaan diatas, peneliti juga menanyakan tentang
kegiatan pembelajaran ini membantu mereka atau tidak dalam mengerti dan memahami materi laju reaksi. Empat siswa menyatakan bahwa
pembelajaran ini sangat membantu untuk memahami secara jelas materi laju reaksi. Meskipun demikian, salah satu siswa menyatakan bahwa ada
beberapa hal yang belum ia fahami, diantaranya adalah kesulitan dalam membuat grafik,
“...Ya, sangat membantu kami memahami secara jelas materi laju reaksi. Bisa mencocokan teori dengan keadaan yang sebenarnya.
Karena setelah pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan praktikum
” siswa 4 “…ya, sangat membantu, tetapi saya sulit dalam membuat grafik
laju reaks i” siswa 5
Berdasarkan pertanyaan diatas, menunjukkan bahwa adanya respon positif dari siswa dengan model pembelajaran Problem Solving