commit to user 68
banyak sekali. Kata PR yang digunakan penyair membuat pembaca semakin membayangkan lebih hidup apa yang dimaksudkan penyair. Hal ini dapat
dilihat pada bait kedua dalam kutipan berikut: Selain bersyukur, aku tahu Bapak pasti degdegan
soalnya menjadi Presiden itu kan susah PR-nya banyak sekali
AIPC: 25
Pada puisi yang berjudul Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia, penyair menggunakan kata konkret permata tak ternilai serta wewangian
abadi di sisi Tuhan. Kata konkret tersebut digunakan penyair untuk melukiskan keadaan tukang sampah yang akan mendapat pahala besar dari
Tuhan atas pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat pada bait ketiga dalam kutipan berikut:
Maka semoga bermiliar kotoran dan aroma busuk
yang kau jauhkan dari kami yang kau buang setiap hari
menjelma permata tak ternilai serta wewangian abadi
di sisi Tuhan AIPC: 29
Berdasarkan analisis di atas, penyair kumpulan puisi Aku Ini Puisi Cinta memiliki cara dalam penggunaan kata konkret pada puisi-puisinya. Hal
tersebut seperti diungkapkan H. J. Waluyo 2003: 79 bahwa setiap penyair berusaha mengonkretkan hal yang ingin dikemukakan. Pengonkretan tersebut
bertujuan agar pembaca membayangkan lebih hidup apa yang dimaksudkan dalam puisinya.
d. Majas
Majas atau bahasa figuratif yang digunakan penyair dalam puisi-puisinya digunakan untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara
tidak langsung mengungkapkan makna. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan majas oleh penyair. Majas yang digunakan yaitu personifikasi, metafora, dan
repetisi. Penyair menghidupkan puisinya dengan menggunakan majas
commit to user 69
personifikasi. Penyair memasukkan sifat insani atau sifat-sifat makhluk hidup ke dalam benda mati. Hal tersebut dapat dilihat pada bait pertama dalam
kutipan berikut: Bunda
engkau adalah rembulan yang menari AIPC: 12
Penyair dalam kutipan puisi Ayah Bundaku di atas menyebutkan bahwa rembulan dapat menari seperti halnya yang dilakukan manusia atau makhluk
hidup. Bahasa figuratif ini menyebabkan puisi menjadi lebih hidup. Penyair juga menggunakan majas personifikasi pada puisi selanjutnya yang berjudul
Kepada Guru. Penyair menyebutkan bahwa matahari dapat melahirkan layaknya manusia atau makhluk hidup. Hal ini dapat dilihat pada bait kedua
dalam kutipan berikut: Matahari telah melahirkan para guru
AIPC: 14 Personifikasi yang lain terdapat dalam puisi yang berjudul dari seorang
Anak Irak dalam Mimpiku, untuk Bush. Penyair menghidupkan puisinya dengan menceritakan kesedihan anak-anak akibat peluru-peluru yang
menembus tubuh mereka menggunakan personifikasi. Ia menyebutkan bahwa peluru-peluru dapat berbicara seperti halnya manusia berbicara. Hal tersebut
dapat dilihat pada bait ketiga dalam kutipan berikut: Mengapa kau biarkan anak-anak meneguk derita
Peluru-peluru itu bicara pada tubuh kami AIPC: 22
Penyair menggunakan majas personifikasi pada bait ketiga dalam puisinya yang berjudul Anak Televisi.
Kami cerna kelicikan, darah AIPC: 32
Selain majas personifikasi, penyair menyegarkan puisinya menggunakan majas metafora. Metafora tersebut sebagai lukisan yang berdasarkan
persamaan atau perbandingan. Kata-kata metafora dapat dilihat pada puisi-
commit to user 70
puisinya yang berjudul Harry Potter, Kepada Guru, Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia, Ayah, Penyair, dan Sajak anti Perang. Hal
tersebut dapat dilihat pada kutipan puisi berikut: Ramuan paling rahasia itu
agar seluruh orang di dunia bisa saling cinta
AIPC: 13 Kata ramuan pada kutipan puisi di atas merupakan makna lain dari alat
atau cara untuk membuat seluruh manusia di dunia bisa saling cinta. Penyair juga menggunakan majas metafora pada puisinya yang berjudul Kepada
Guru. Hal ini dapat dilihat pada bait pertama dalam kutipan berikut: Aku selalu bermimpi
matahari telah melahirkan para guru dan guru melahirkan banyak matahari
AIPC: 14
Kata matahari yang digunakan peyair merupakan kata lain dari ilmuwan atau orang yang berilmu yang diibaratkan sebagai matahari yang selalu
menerangi kehidupan. Dari metafora yang dipakai penyair maka semakin menyegarkan puisinya. Penyair juga menyegarkan puisinya dengan metafora
yang lain, seperti pada puisi yang berjudul Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia. Hal tersebut dapat dilihat pada bait ketiga dalam kutipan berikut:
Maka semoga bermiliar kotoran dan aroma busuk
yang kau jauhkan dari kami yang kau buang setiap hari
menjelma permata tak ternilai serta wewangian abadi
di sisi Tuhan AIPC: 29
Penyair menggunakan kata permata sebagai metafora pada kutipan puisi di atas. Kata permata mempunyai pengertian lain dari pahala besar dari
Tuhan yang diberikan kepada para tukang sampah yang telah memberikan jasanya untuk membersihkan kotoran. Penyair menyegarkan puisinya dengan
commit to user 71
menggunalan metafora lain pada puisi yang berjudul Penyair. Pada puisi tersebut terdapat ungkapan memahat kata-kata yang digunakan penyair untuk
memberikan makna lain atas maksud yang ingin disampaikan. Memahat kata- kata ini merupakan makna lain dari menulis puisi. Hal ini dapat dilihat pada
bait pertama dalam kutipan berikut: Penyair memahat kata-kata
AIPC: 34 Metafora lain terdapat pada puisi yang berjudul Sajak anti Perang. Pada
puisi tersebut, penyair menggunakan kata-kata gerimis darah dan airmata yang mempunyi arti tangis airmata yang tiada henti.
Selain majas personifikasi dan metafora, penyair juga menggunakan majas repetisi pada puisinya yang berjudul Ayah Bundaku, Kepada Guru,
Ode Para Semut, Siti dan Udin di Jalan, Muhammad Rinduku, Doaku Hari Ini, Bunda ke Amerika, dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush,
Tujuh Luka di hari Ulang Tahunku, Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku, Mimpi di Jalan Raya, Doa untuk semua Tukang Sampah di Dunia,
Ayah, di mana Syukurku?, Anak Televisi, Balada Sri dan Nirmala, Penyair, Sahabatku Buku, Sajak Anti Perang, dan untuk Saudara-saudara kecilku di
Aceh. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut:
Ayah Bundaku
Bunda engkau adalah
rembulan yang menari dalam dadaku
Ayah engkau adalah
matahari yang menghangatkan hatiku
Ayah bunda kucintai kau berdua
seperti aku
commit to user 72
mencintai surga AIPC: 12
Ayah
Begitulah ayah mengurai waktu meneteskan keringat dan rindunya
Ayah pergi sangat pagi Kadang sampai pagi lagi
Waktu memang tak akrab Denganku dan ayah
AIPC:30 Bunda ke Amerika
Untuk bundaku tercinta dari Universitas di Amerika
Aku tahu bundaku pintar juga amt berbudaya
Bagaimana bila bunda tiba-tiba dianggap anggota alqaidah?
Maka aku minta kepada Allah Agar bunda dilindungi senantiasa
AIPC:20
Penyair menggunakan repetisi kata ayah dan bunda pada ketiga puisi tersebut bertujuan untuk menghasilkan pengimajian serta menjadikan subjek
puisi menjadi kuat.
Kepada Guru
Matahari telah melahirkan para guru Dan guru melahirkan banyak matahari
Hingga matahari tak lagi sendiri Matahari tak pernah sendiri, guru
ia selau ada bersamamu hangatkan cinta yang tumbuh
dan menyinari cakrawala kecilku selalu
commit to user 73
AIPC: 14 Penyair menggunakan repetisi kata matahari dan melahirkan untuk
mempertegas maksud yang disampaikan.
Ode Para Semut
Tak satu pun yang tak ikhtiar Tak satu pun yang tak menyapa
Tak satu pun yang tak bergiat Kami susuri bersama
Kami kerahkan segenap daya AIPC:15
Penyair menggunakan repetisi kata tak satu pun yang tak dan kata kami untuk mempertegas karakter semut yang diceritakan dalam puisi.
Siti dan Udin di Jalan
Siti dan Udin namanya sejak pagi belum makan
Siti punya ayah seorang tukang becak
Udin tak tahu di mana ayahnya ditinggal sejak bayi
Siti dan Udin namanya muka mereka penuh debu
Beribu Siti dan Udin berkeliaran di jalan-jalan
AIPC:17
Penyair menggunakan repetisi kata Siti dan Udin untuk mempertegas tokoh yang diceritakan dalam puisi.
Muhammad Rinduku apa yang dikatakan
apa yang dilakukan AIPC: 18
commit to user 74
Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi Muhammad Rinduku memberikan tekanan agar bagian tersebut mendapatkan perhatian
dari pembaca.
Doaku Hari Ini
di sepanjang jalan ayah bundaku di sepanjang jalan Indonesiaku
di sepanjadng jalan menujuMu AIPC:19
Penyair menggunakan repetisi kata di sepanjang jalan untuk mempertegas maksud yang disampaikan. Penyair juga menjadikan repetisi
untuk menjadikan perhatian pada bagian yang diulang.
dari Seorang Anak Irak dalam Mimpiku untuk Bush
apa yang kau cari? apa salah kami?
AIPC:22
Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi di atas memberikan tekanan pada bagian tersebut. Penyair mempertegas pertanyaan mengenai apa
salah anak-anak Irak hingga dibunuh.
Tujuh Luka di hari Ulang Tahunku
aku terjatuh di selokan besar ada tujuh luka membekas, berdarah
aku mencoba tertawa, malah meringis AIPC: 23
Penyair menggunakan repetisi kata aku bertujuan untuk menghasilkan pengimajian serta menjadikan subjek puisi menjadi kuat.
Bukan Puisi tapi Surat untuk Presiden Baruku,
Bapak, sayang, selamat ya Bapak yang ganteng dan pintar
Aku akan selalu mendoakan Bapak AIPC:25
commit to user 75
Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi di atas memberikan tekanan pada subjek yang diceritakan penyair, yaitu Bapak Presiden.
Mimpi di Jalan Raya
Pagi ini kau tumpuk mimpimu di sepanjang jalan raya
Hari ini belum dapat sepeser pun Kau ingin menangis
Berharap ada sisa mimpi di sana untuk kau simpan demi masa depan
AIPC:28 Doa untuk Semua Tukang Sampah di Dunia
yang kau jauhkan dari kami yang kau buang setiap hari
AIPC:29
Penyair menggunakan repetisi kata kau dalam kutipan puisi di atas bertujuan untuk menghasilkan pengimajian yang kuat pada tokoh yang
diceritakan dalam puisi.
di mana Syukurku?
Aku sering memelihara kesal dan marah padahal Dia memberiku kesejukan air
aku sering merasa hatiku menghitam padahal Dia memberiku terang matahari
aku sering merasa paling malang padahal Dia selalu mencukupiku
AIPC : 31
Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi di atas memberikan tekanan pada aku yang yang diceritakan penyair, yaitu aku yang sering
mengeluh atas segala pemberianNya.
Anak Televisi
Kami menghafal televisi Kami cerna kelicikan, darah
AIPC :32
commit to user 76
Penyair menggunakan repetisi kata kami dalam kutipan puisi di atas bertujuan untuk menghasilkan pengimajian yang kuat pada tokoh yang
diceritakan dalam puisi.
Balada Sri dan Nirmala
Tapi siapa peduli, siapa? AIPC:33
Repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan puisi di atas memberikan tekanan pada baris tersebut. Penyair menegaskan isi puisi bahwa banyak
orang telah mengerti betapa resahnya bumi pertiwi, tetapi penyair mengungkapkan tidak ada yang peduli dengan menggunakan pengulangan
kata siapa.
Sahabatku Buku
Buku adalah sahabat paling setia rela mendampingi sepanjang waktu
Buku yang kubaca selalu memberi sayap-sayap baru
Terima kasih buku kau selalu membuatku bercahaya
AIPC:35
Kata buku merupakan repetisi yang digunakan penyair dalam puisi Sahabatku Buku untuk mempertegas subjek yang diceritakan dalam puisi.
Sajak Anti Perang
Mengapa perang tak juga berhenti? hujan mortir peluru, gerimis darah dan air mata
Mengapa perang tak juga berhenti? anak-anak lelah dan kehilangan segala
AIPC: 36
Penyair menggunakan repetisi kata mengapa dalam kutipan di atas bertujuan untuk mempertegas pertanyaan tentang situasi perang yang tak
kunjung selesai dalam puisi tersebut.
commit to user 77
untuk Saudara-saudara kecilku di Aceh
Saudaraku, sejak gempa dan tsunami, aku tak berhenti mendoakan kalian
Saudara kecilku, akuy ingin sekali menghapus air mata kalian
Saudara kecilku sayang, yang kutahu kalau orang baik meninggal karena tenggelam itu mati syahid
AIPC:37
Kata saudara merupakan repetisi yang digunakan penyair dalam kutipan di atas untuk mempertegas subjek yang diceritakan dalam puisi.
Berdasarkan analisis di atas, penggunaan majas yang digunakan oleh penyair bertujuan untuk menghidupkan puisi-puisinya. Majas yang digunakan
yaitu personifikasi, metafora, dan repetisi. Majas tesebut dirasa efektif untuk mengungkapkan perasaan yang dimiliki penyair. Hal ini sejalan dengan
pendapat Jabrohim, Suminto dan Chairul Saleh 2001, 35-58 yang menyatakan bahwa bahasa figuratif disebut juga sebagai majas yang biasa
dipakai untuk menghidupkan lukisan untuk lebih mengonkretkan dan lebih mengekspresikan perasaan yang diungkapkan.
e. Versifikasi