commit to user 24
3 Aspek budaya
Aspek  budaya  meliputi  semua  faktor  kehidupan  manusia  dan lingkungannya.  Dalam  sejarah  perkembangan  sastra,  teks  puisi  sangat
beragam  nada  dan  suasana  kulturalnya.  Hal  ini  sangat  ditentukan  oleh  latar belakang  kehidupan  dan  kreativitas  penyair  dalam  melahirkan  teks-teks
puisinya.  Oleh  karena  itu,  guru  perlu  mempertimbangkan  latar  belakang budaya  siswa  dalam  memilih  teks  puisi.  Hal  ini  dimaksudkan  untuk
menghindari  terjadinya  pengaburan  tafsir  teks  puisi  dan  penggambaran suasana teks di luar batas jangkauan imajinasi siswa.
Pemilihan  teks  puisi  yang  akrab  dengan  siswa  hendaknya  diperhatikan oleh guru, misalnya sebuah puisi yang menggambarkan kehidupan sehari-hari
di  lingkungan  siswa  dan  fenomena  yang  terjadi  di  tanah  air.  Dengan demikian siswa  mudah  menerima dan memahami puisi-puisi  yang diajarkan
serta  akan  menarik  minat  siswa  dalam  mempelajari  karya  sastra.  Selain  itu siswa  tidak  akan  terjebak  dalam  kemonotonan  yang  membosankan  yang
dapat  menyebabkan  pembelajaran  apresiasi  puisi  tidak  terlaksana  dengan baik.
4. Pembelajaran Apresiasi Puisi di SMP
Pembelajaran  sastra  terdiri  atas  pengajaran  puisi,  prosa  fiksi,  dan  drama Herman  J.  Waluyo,  2009:  3.  Namun  pembelajaran  sastra  di  sekolah-sekolah
selama ini kurang mendapat  perhatian.  Rahmanto 1988:  44 berpendapat  bahwa pengajaran  puisi  masih  menemui  banyak  kesulitan,  tidak  jarang  para  guru  sastra
sendiri cenderung
menghindarinya karena
mereka kesulitan
untuk mengajarkannya.  Sejalan  dengan  pendapat  tersebut,  pemerhati  sastra  dan  pakar
sastra secara umum menyatakan kekurangpuasan dengan pelaksanaan pengajaran sastra yang masih ditujukan untuk lebih banyak melatih keterampilan berbahasa.
Andayani mengungkapkan bahwa apresiasi sastra dalam banyak fenomena pembelajaran saat ini lebih banyak disajikan dengan mengutamakan aspek ingatan
serta berorientasi pada hafalan murid sebagai hasil belajar 2008: 6. Pembelajaran dilaksanakan  lebih  pada  pengenalan  pengarang  terdahulu  tanpa  memperhatikan
commit to user 25
tujuan  pembelajaran  sastra  yang  sebenarnya.  Akibatnya  siswa  hanya  mengenal para pengarang terdahulu saja dan mengalami kejenuhan.
Hasanuddin  W.S  dalam  Herman  J.  Waluyo  yang  mengungkapkan  bahwa pembelajaran  sastra  hendaknya  diberi  keleluasaan  untuk  memperkenalkan  karya
sastra secara utuh dan holistik 2009: 3. Pendapat tersebut sejalan dengan H.L.B. Moody dalam Andayani, 2008:14 yang menjelaskan bahwa apresiasi sastra yang
diajarkan di sekolah hakikatnya memiliki manfaat untuk membantu keterampilan berbahasa,  meningkatkan  pengetahuan  budaya,  mengembangkan  daya  cipta  dan
rasa,  serta  menunjang  pembentukan  watak.  Mengacu  pendapat  tersebut, pembelajaran  sastra,  khususnya  apresiasi  puisi  seharusnya  dapat  membantu
pendidikan  secara  utuh  apabila  cakupannya  meliputi  empat  manfaat,  antara  lain: membantu  keterampilan  berbahasa,  meningkatkan  pengetahuan  budaya,
mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak Rahmanto, 2000: 16-25.
Menurut Yant Mujiyanto, hakikat pengajaran sastra adalah apresiasi sastra 2008:  11.  Apresiasi  sastra  adalah  suatu  aktivitas  dengan  karya  sastra  secara
sungguh-sungguh  sampai  tumbuh  pengertian,  penghargaan,  kepekaan  pikiran
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra Andayani, 2008:1. Mengacu  pendapat  tersebut,  pembelajaran  apresiasi  sastra  tidak  hanya  terbatas
pada  pendalaman  teori-teori  sastra  dan  sejarah  sastra,  tetapi  lebih  pada penghayatan  nilai-nilai  estetis,  penghayatan  dunia  rasa  dan  imajinasi  sehingga
dapat merangsang anak untuk  kreatif mampu menciptakan bentuk-bentuk sastra.
Herman  J.  Waluyo  dalam  Andayani  2008:3  mengungkapkan  bahwa kegiatan  apresiasi  karya  sastra,  khususnya  puisi  memiliki  empat  tingkatan
apresiasi,  yaitu  tingkat  menggemari,  tingkat  menikmati,  tingkat  mereaksi,  dan tingkat  produktif.  Mengacu  pendapat  tersebut,  pada  tingkat  menggemari,
seseorang  akan  merasa  senang  jika  membaca  atau  mendengarkan  karya  sastra, khususnya  puisi.  Pembaca  akan  merasa  sedih  ataupun  bahagia  dalam  membaca
puisi  yang  telah  memasuki  pada  tingkat  menikmati.  Kemudian  pada  tingkat mereaksi,  pembaca  memiliki  sikap  kritis  terhadap  puisi  yang  dibaca  dan  telah
commit to user 26
mampu  menilai  baik-buruknya  puisi.  Sedangkan  pada  tingkat  memproduksi, seseorang mampu untuk membuat puisi.
Kegiatan apresiasi puisi juga dapat berbentuk tanggapan atau pemahaman
yang mendalam terhadap puisi. Tanggapan ini berkenaan dengan nilai-nilai  yang
terkandung di  dalam puisi.  Mengapresiasi  puisi berarti menanggapi  puisi dengan penuh  perasaan.  Melalui  pembelajaran  apresiasi  puisi  itulah  kita  dapat
mengantarkan  pada  tujuan  akhir  dan  esensi  pembelajaran  sastra  yang mengharapkan terbinanya sikap apresiatif para siswa, dimilikinya sikap batin yang
positif  terhadap  karya  sastra,  dimilikinya  kemampuan  memahami  makna,  dan merasakan keindahan cipta sastra yang mereka baca.
Kelly  2005  menyatakan ‘‘You have to know about poetry to be a good
member  of  society’’.  Belajar  mengenai  puisi  dapat  membuat  seseorang  mampu menjadi  anggota  masyarakat  yang  baik.  Mengacu  pendapat  tersebut,  dalam
pembelajaran  apresiasi  puisi  siswa  diharapkan  dapat  memahami  maksud  yang terkandung  dalam  puisi  yang  diajarkan  serta  merenungi  hal-hal  yang  bermanfaat
bagi kehidupannya. Dengan demikian, melalui puisilah berbagai hal positif dapat dipetik dan diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi anggota masyarakat
yang baik. Ibnu Wahyudi 1990: 134 menyatakan bahwa dalam pembelajaran apresiasi
puisi  hendaknya  materi  yang  digunakan  berhubungan  erat  dengan  sekurang- kurangnya  empat  hubungan  kemanusiaan  dasar:  manusia  dengan  Tuhan,
manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan alam, dan manusia dengan sisi dalam diri manusia sendiri.
Selain hal di atas, materi yang digunakan dalam pembelajaran hendaknya
menyajikan  puisi-puisi  pilihan  yang  benar-benar  memiliki  nilai  keindahan  yang
tinggi. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk menyajikan materi apresiasi puisi yang berisi  kebaikan  moral  serta  memerlukan  strategi  pentahapan  para  siswa  dan
penghayatan  yang  menghendaki  analisis,  perenungan,  dan  kepekaan  rasa  agar dapat  sampai  pada  pesan.  Selain  itu,  anak  didik  akan  mempunyai  minat  untuk
berkarya dalam menciptakan karya sastra, khususnya puisi. Dari  uraian  di  atas  dapat  dikatakan  bahwa  untuk  mencapai  tujuan
pembelajaran  sastra,  khususnya  apresiasi  puisi  seorang  guru  hendaknya
commit to user 27
mengetahui  hal-hal  yang  harus  diberikan  kepada  siswanya.  Kunandar mengungkapkan  bahwa  seorang  guru  hendaknya  dapat  dengan  tahu  batas-batas
materi  yang  harus  disajikan  dalam  kegiatan  belajar  mengajar,  baik  keluasan materi,  konsep,  maupun  tingkat  kesulitannya  sesuai  dengan  yang  digariskan
dalam kurikulum 2009: 60. Berikut ini beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di
SMP sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, serta yang menyangkut berbagai kemampuan, baik mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang
berkaitan dengan sastra, khususnya puisi. 1
Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah Menengah Pertama SMP untuk  kelas  VII  semester  2  berdasarkan  Badan  Standar  Nasional
Pendidikan.
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama SMP untuk kelas VII semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
13. Memahami pembacaan
puisi 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi
13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan
Membaca
15. Memahami wacana sastra
melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak
15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara,
mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi
Menulis
16. Mengungkapkan keindahan
alam dan pengalaman melalui  kegiatan  menulis
kreatif puisi 16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan
dengan keindahan alam 16.2  Menulis kreatif puisi berkenaan
dengan peristiwa yang pernah dialami
commit to user 28
2 Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah Menengah Pertama SMP
untuk  kelas  VIII  semester  2  berdasarkan  Badan  Standar  Nasional Pendidikan.
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Pertama SMP untuk kelas VIII semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Menulis
15. Mengungkapkan pikiran,
dan perasaan dalam puisi bebas
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai
16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan
3 Standar kompetensi dan kompetensi dasar Sekolah Menengah Pertama SMP
untuk kelas IX semester 1 berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan.
Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah
Pertama SMP untuk kelas IX semester 1 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Berbicara
6. Mengungkapkan kembali cerpen dan puisi  dalam
bentuk yang lain 6.2  Menyanyikan puisi yang sudah
dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan suasanairama
yang dibangun
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian  yang  relevan  yaitu  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Desy  Ratna Intani 2008: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
yang berjudul  Puisi-puisi  Nikah Ilalang Karya Dorothea Rosa Herliany Sebuah Tinjauan Struktural dan Nilai Didik. Penelitian ini mendeskripsikan keterjalinan
antarunsur  struktur  puisi  yang  membangun  puisi  Nikah  Ilalang  karya  Dorothea Rosa  Herliany  dan  nilai  didiknya  yang  terdapat  di  dalamnya.  Struktur  puisi  itu
dibagi  menjadi  empat  kategori  besar,  yaitu  tema,  perasaan  feeling,  nada  dan