commit to user 17
memiliki perasaan yang berbeda-beda. Perasaan penyair feeling adalah nuansa batin penyair yang diekspresikan dengan penuh penghayatan dan
takaran yang tepat sehingga diharapkan puisi yang diciptakan penyair terasa hidup, menyentuh rasa haru, dan menggetarkan. Perasaan tersebut
ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Nada dan perasaan penyair akan lebih dapat ditangkap jika puisi
tersebut dibaca keras dalam deklamasi. Herman J. Waluyo 2003: 40 menyatakan bahwa perasaan yang menjiwai puisi dapat berupa perasaan
gembira, sedih, terharu, terasing, tersinggung, patah hati, sombong, tercekam, cemburu, kesepian, takut, dan menyesal.
d Amanat
Amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat, pesan, atau nasihat yang akan disampaikan oleh
penyair dapat ditelaah setelah tema, rasa, dan nada puisi dipahami Herman J. Waluyo, 2003: 130. Mengacu pendapat tersebut, amanat
dalam puisi tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair. Selain itu, amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca
setelah membaca puisi. Setelah membaca puisi, pembaca akan dapat menyimpulkan amanat puisi. Amanat puisi juga berkaitan dengan cara
pandang pembaca terhadap suatu hal.
2. Hakikat Pendekatan Struktural
Abrams dalam Nurgiyantoro menjelaskan bahwa struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan dan gambaran semua bahan dan
bagian yang menjadi komponennya serta secara bersama membentuk kebulatan yang indah 1995: 36. Mengacu pendapat tersebut, setiap karya sastra
mempunyai unsur pembangun yang secara bersama-sama membentuk kesatuan dan susunan yang indah sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.
Teguh 2009 menjelaskan bahwa analisis struktural merupakan salah satu kajian kesusastraan yang menitikberatkan pada hubungan antarunsur pembangun
karya sastra. Struktur yang membentuk karya sastra, khususnya puisi ialah struktur fisik dan struktur batin. Struktur puisi yang hadir di hadapan pembaca
commit to user 18
merupakan sebuah totalitas. Puisi yang dibangun dari sejumlah unsur akan saling berhubungan sehingga menyebabkan puisi tersebut menjadi sebuah karya yang
indah. Atar Semi mengemukakan bahwa analisis struktural adalah analisis yang
terbatas pada karya sastra itu sendiri. Dalam pengertian yang diungkapkan Atar Semi ini, analisis dalam karya sastra terlepas dari faktor yang berasal dari
pengarang atau pembacanya 1993: 54. Karya sastra merupakan struktur makna atau struktur yang bermakna. Karya sastra merupakan sistem tanda yang
mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Untuk menganalisis struktur sistem tanda inilah perlu adanya kritik struktural untuk memahami makna
tanda-tanda yang terjalin dalam sistem struktur tersebut. Pendekatan struktural digunakan untuk memahami karya sastra puisi
dengan baik. Praba 2003 dalam http:groups.yahoo.com menjelaskan prinsip-prinsip
analisis struktural karya sastra, khususnya puisi, yaitu: a.
makna unsur-unsur puisi membentuk makna keseluruhan puisi. Makna unsur-unsur puisi dicari dengan terlebih dahulu mengandaikan makna
keseluruhan puisi.
b. keberadaan suatu unsur puisi ditentukan oleh adanya unsur lainnya.
Oleh karena itu, seluruh unsur-unsur puisi tidak membentuk makna sendiri-sendiri secara lepas, tetapi secara bersama membentuk
makna keseluruhan puisi. Maka puisi dikatakan sebagai karya sastra yang koheren di mana setiap unsurnya saling terkait dan saling menentukan
dalam membentuk makna keseluruhan puisi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis struktural adalah analisis yang didasarkan pada unsur-unsur dalam karya sastra itu
sendiri. Unsur-unsur tersebut saling membangun atau terkait satu dengan yang lain. Keterkaitan unsur-unsur ini yaitu dalam membentuk makna keseluruhan
puisi.
3. Materi Pembelajaran Jenjang SMP