Model Penelitian KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, TEORI

sumber Robbins, 2013: 174. Persepsi yang dimiliki tiap individu pengelola hotel akan mempengaruhi pilihan terhadap informasi dan data yang relevan terkait keputusan yang akan diambil. Oleh karena itu, persepsi dalam pengambilan keputusan kebijakan secara individu merupakan bagian penting dari perilaku organisasi. Terkait dengan penelitian ini persepsi yang tepat terhadap fungsi dan fitur yang dimiliki media online berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kebijakan pemanfaatan media online.

2.4. Model Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan model penelitian Gambar 2.3. Penelitian ini berawal dari fenomena perkembangan teknologi informasi global dan perkembangan industri pariwisata di Kecamatan Kuta. Teknologi informasi khususnya media online telah digunakan secara masif sebagai media reservasi online produk wisata, pusat informasi wisata dan alat pemasaran online produk wisata. Besarnya pengaruh internet terhadap industri pariwisata tidak diragukan lagi terutama bagi usaha hotel. Saat ini hotel-hotel di Kecamatan Kuta banyak menggunakan media online sebagai alat pemasarannya. Namun, media online juga digunakan sebagai alat pemasaran oleh usaha akomodasi lainnya baik yang legal maupun ilegal. Hal ini menjadi ancaman dan tantangan bagi usaha hotel bintang 1-5 di Kecamatan Kuta karena harus bersaing dengan akomodasi lain dan hotel ilegal lainnya. Selain itu, meningkatnya jumlah hotel di Kuta juga menambah ketatnya persaingan. Agar tetap bertahan dalam persaingan pemahaman pengelola hotel bintang 1-5 di Kecamatan Kuta terhadap kerangka pemasaran digital serta pemanfaatan media online juga sangat penting guna meningkatkan faktor kompetitif usaha dan mendukung pertumbuhan usaha. Persepsi pengelola hotel memegang peran penting dalam pengelolaan media online yang dimilikinya. Persepsi terhadap fungi dan fitur akan mempengaruhi strategi pemasaran hotel melalui media online. Berdasarkan uraian tersebut sehingga dipandang perlu untuk mengetahui persepsi pengelola hotel terhadap fungsi dan fitur media online sebagai salah satu alat pemasaran. Untuk menjawab rumusan permasalahan digunakan konsep serta teori yang dianggap relevan. Konsep yang digunakan adalah konsep media online dan hotel bintang dan nonbintang. Konsep media online penting sebagai dasar pemahaman peneliti terhadap pengertian, pengelompokan, serta fungsi-fungsi media online. Penelitian ini dibatasi pada hotel bintang 1-5 di Kecamatan Kuta sehingga pemahaman mengenai hotel bintang dan hotel nonbintang diperlukan sejak awal. Teori yang digunakan adalah teori persepsi, perilaku organisasi, dan pemasaran pariwisata. Dari teori persepsi dan perilaku organisasi dapat disimpulkan bahwa perilaku pengelola hotel didasarkan pada persepsi mereka mengenai sebuah realita bukan mengenai realita itu sendiri. Kesalahan persepsi pengelola hotel dapat berujung pada kekeliruan dalam pemanfaatan media online. Hal ini tentu akan merugikan usahanya. Teori pemasaran wisata khususnya yang mengacu pada digital marketing menegaskan ada lima fungsi yang dimiliki media online dan menjadi kunci sukses pemasaran yang memanfaatkan media online yaitu attract, engage, retain, learn dan relate. Setiap fungsi ini mampu difasilitasi oleh fitur-fitur media online yang dikelola oleh hotel. Jika hotel memahami fungsi apa yang harus dicapai dan melalui fitur mana untuk mencapainya maka hotel tersebut akan sukses dalam melakukan pemasaran online. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas lima variabel pemasaran online dan satu variabel pertumbuhan usaha Y. Variabel pemasaran online dalam penelitian ini adalah attract X1, engage X2, retain X3, learn X4, dan relate X5. Tiap variabel ini memiliki indikator masing-masing. Indikator ini dalam bentuk praktisnya adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh media online. Sampel penelitian adalah pengelola pemasaran hotel bintang 1-5 di Kecamatan Kuta. Sampel diperoleh secara acak dengan memperhatikan keterwakilan tiap kategori hotel stratified random sampling. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi pengelola hotel dalam memanfaatkan media online sebagai alat pemasaran usahanya. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pemasaran Dengan Media Online Oleh Pengelola Hotel Persepsi Pengelola Hotel Terhadap Media Online Sebagai Alat Pemasaran di Kec. Kuta, Kab. Badung, Prov. Bali Konsep: 1. Media Online 2. Hotel Bintang Non Bintang Teori: 1. Persepsi 2. Perilaku Organisasi 3. Pemasaran Pariwisata Media online apa dan mengapa digunakan sebagai alat pemasaran oleh pengelola hotel bintang 1-5 di Kec. Kuta Kab. Badung Prov. Bali? Bagaimana persepsi pengelola hotel bintang 1-5 di Kec. Kuta terhadap fungsi dan fitur media online sebagai alat pemasaran usahanya? Bagaimana persepsi pengelola hotel bintang 1-5 di Kec. Kuta terhadap hubungan antara pemanfaatan media online dengan pertumbuhan usaha? Analisis Deskriptif Kuantitatif Simpulan dan Saran Gambar 2.3 Model Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini didasarkan atas permasalahan penelitian terkait persepsi pengelola hotel bintang 1-5 di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali terhadap media online. Pemanfaatan media online menjadi semakin penting mengingat pengaruh internet yang semakin besar, peningkatan jumlah akomodasi yang kurang terkendali dan persaingan di dunia online yang semakin ketat. Kemampuan untuk mengadaptasi teknologi seperti media online membutuhkan persepsi yang tepat. Untuk mengetahui persepsi pengelola hotel, penelitian ini menggunakan kerangka pemasaran digital dari Kierzkowski et al 1996: 12. Kerangka pemasaran digital menunjukkan fungsi-fungsi pemasaran yang dimiliki media online seperti menarik attract, mengikutsertakanmelibatkan engage, menjagamemelihara kunjungan retain, mempelajari learn dan menjalin hubungan relate dengan pengunjung media online. Fungsi tersebut tercapai berkat berbagai fitur yang dimiliki oleh media online. Penelitian ini merupakan penelitian campuran mixed method. Hasil yang diperoleh menggambarkan suatu keadaan yang sedang terjadi dengan memanfaatkan instrumen seperti kuesioner dan observasi. Data kuesioner yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif. Penelitian jenis ini juga memungkinkan peneliti melakukan wawancara secara mendalam mengenai persepsi pengelola 36