media online sebagai alat pemasaran hotel bintang di Kuta. Kuesioner ini disebarkan kepada responden yang telah ditetapkan sebelumnya.
4 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan pada berbagai sumber tertulis terpercaya seperti buku, jurnal, laporan dan sebagainya. Studi pustaka adalah studi terhadap
berbagai literatur terkait yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan penelitian. Pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang
terkait dengan pemasaran usaha hotel, pemasaran media online, perkembangan media online dan industri pariwisata di Kecamatan Kuta.
5 Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian seperti data berkas file data, rekaman suaravideo dan
sebagainya. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berkas data online milikyang dikelola hotel, foto usaha hotel dan rekaman wawancara.
Berkas data online juga dapat menunjukkan ragam media online yang dikelola oleh hotel.
3.8 Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah menjadi data sistematis dan informatif. Data dan informasi yang terkumpul dari observasi, studi pustaka dan dokumentasi
menjadi pendukung dalam melakukan analisis. Informasi yang diperoleh dari wawancara ke beberapa informan kemudian dirinci ke dalam uraian analisis. Data
yang terkumpul dari penyebaran kuesioner diolah dengan analisis faktor. Analisis faktor mencoba menemukan hubungan antara sejumlah variabel-variabel yang
saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal Santoso, 2010
:57. Analisis faktor bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indikator
dengan variabel yang dibentuk. Analisis faktor dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis faktor konfirmatori dan analisis faktor eksplorasi. Penelitian ini
menggunakan analisis faktor konfirmatori karena indikator-indikator yang digunakan berdasarkan pada kerangka pemasaran digital Kierzkowski et al
1996. Dalam penelitian ini diukur enam konsep dalam satu kuesioner, yaitu pertumbuhan usaha, attracting, engaging, retaining, learning dan relating. Setiap
konsep dilengkapi beberapa item pertanyaan. Adapun asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis faktor, yaitu:
1. Memiliki nilai KMO MSA Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling
Adequacy di atas 0,5. 2.
Memiliki nilai signifikasi Barlett Test of Spehricity lebih kecil dari 0,05. 3.
Dalam matrik anti-image, memiliki nilai MSA Measure of Sampling Adequacy di atas 0,5.
Berdasarkan Santoso 2010:59, maka proses utama analisis faktor dalam penelitian ini meliputi:
1. Menentukan indikator yang akan dianalisis.
2. Menguji indikator-indikator yang telah ditentukan dengan metode
Barlett Test of Sphericity serta pengukuran MSA. Pada tahap ini
dilakukan penyaringan terhadap sejumlah indikator, hingga didapat indikator-indikator yang memenuhi syarat untuk dianalisis.
3. Proses inti analisis faktor yang disebut factoring process yaitu proses
ekstraksi satu atau lebih faktor dari indikator- indikator yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kuta
Kecamatan Kuta merupakan salah satu kecamatan dari enam kecamatan di Kabupaten Badung yang terletak di bagian selatan Pulau Bali. Kecamatan Kuta
memiliki luas wilayah mencapai 17,52 km
2
atau setara dengan 4,19 persen luas wilayah Kabupaten Badung BPS Kabupaten Badung, 2014. Meskipun memiliki
luas paling kecil dibandingkan kecamatan lainnya, Kecamatan Kuta merupakan kecamatan yang paling padat. Berdasarkan BPS Kabupaten Badung 2014,
Kecamatan Kuta memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu 2.245 jiwa per km
2
. Kecamatan Kuta memiliki jarak 9,5 km dari Ibu Kota Provinsi Bali,
Denpasar, dan memiliki ketinggian geografis yaitu 27 meter di atas permukaan laut. Secara administratif Kecamatan Kuta terdiri atas lima kelurahan yaitu
Kedonganan, Tuban, Kuta, Legian dan Seminyak dan memiliki batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kuta Utara, sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuta Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Kota Denpasar, sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
4.2 Perkembangan Pariwisata di Kecamatan Kuta
Berdasarkan Picard 2006, Kuta telah dikenal sebagai sebuah destinasti wisata sejak 1960-an meski dengan tingkat kunjungan yang kecil. Masyarakat
Kuta yang umumnya petani berusaha mengambil peruntungan dari kondisi pariwisata di daerahnya dengan menyewakan kamar serta membuka warung-
warung. Pada tahun 1970, masyarakat secara inisiatif membangun kamar sewaan
60