Status Kepemilikan Lahan Karakteristik Petani Responden

40 Tabel 9. Penggolongan Petani Konvensional dan Petani SRI Organik Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo Tahun 2011 No. Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase Petani Konvensional Petani SRI Organik Petani Konvensional Petani SRI Organik 1. Tidak Sekolah 3 1 10,00 3,33 2. SD 3 4 10,00 13,33 3. SLTP 5 7 16,67 23,33 4. SMU sederajat 15 12 50,00 40,00 5. Diploma 1 2 3,33 6,67 6. Sarjana 3 4 10,00 13,33 Total 30 30 100,00 100,00 Untuk pendidikan non formal, mayoritas petani pernah mengikuti pelatihan atau penyuluhan seperti Pelatihan PET, Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT, dan lain sebagainya. Pelatihan yang dilakukan untuk tanaman padi khususnya seperti masuknya pembelajaran metode SRI yang dimulai dengan PET diikuti oleh sebagian besar petani di Desa Ringgit. Akan tetapi, keikutsertaan dalam menanam padi dengan metode SRI organik ini hanya dilakukan oleh beberapa petani, dan sebagian besar petani yang menerapkan metode SRI organik tersebut tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Seperti dapat dilihat pada Tabel 5, jumlah petani dengan tingkat pendidikan SMU atau sederajat pada responden SRI organik lebih rendah yaitu berjumlah 12 orang, sedangkan responden konvensional berjumlah 15 orang.

5.3.3. Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan yang berada di Desa Ringgit terbagi menjadi empat jenis, yaitu lahan milik sendiri, lahan sewa, lahan sakap, serta lahan bengkok. Lahan sewa merupakan lahan yang disewa oleh petani selama beberapa musim tanam dengan sewa lahan per tahun sebesar Rp 1.700.000. Lahan sakap merupakan lahan milik orang lain yang digarap oleh petani dengan sistem bagi hasil namun biaya operasional ditanggung oleh petani, dan pemilik hanya menanggung biaya tetap seperti pajak. Sedangkan lahan bengkok merupakan lahan yang diberikan oleh desa kepada perangkat desa selama menjabat sebagai perangkat desa. Untuk lahan sewa dan bengkok diasumsikan menjadi lahan sewa, 41 karena lahan bengkok pada dasarnya merupakan penerimaan seorang perangkat desa dalam bentuk sawah. Status kepemilikan lahan untuk responden petani SRI organik sebagian besar adalah lahan milik sendiri, dan sebagian lain merupakan lahan sakap. Hal ini disebabkan karena luas lahan yang dimiliki oleh petani pada umumnya kecil, dengan luas minimum kurang lebih 2000 m 2 . Dengan demikian, sebagian besar petani umumnya lebih memilih untuk menerapkan metode SRI organik pada lahannya sendiri. Adapun alasan lain penerapan metode SRI organik pada lahan sakap karena adanya permintaan dari pemilik, dan pemilik pun akan mencari petani yang akan bersungguh-sungguh mengelola lahannya dengan baik menggunakan metode SRI organik tersebut. Untuk responden petani konvensional, status kepemilikan lahannya bermacam-macam seperti yang ada pada Tabel 10. Tabel 10. Penggolongan Petani Konvensional dan Petani SRI Organik Menurut Status Kepemilikan Lahan di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo Tahun 2011 No . Status Kepemilikan Lahan Jumlah Orang Persentase Petani Konvensional Petani SRI Organik Petani Konvensional Petani SRI Organik 1. Milik Sendiri 21 23 70,00 76,67 2. Sakap 8 7 26,67 23,33 3. Sewa 1 3,33 0,00 Total 30 30 100,00 100,00

5.3.4. Luas Lahan Garapan

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

DAMPAK BUDIDAYA PADI ORGANIK DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) TERHADAP SUSTAINABILITAS KANDUNGAN C ORGANIK TANAH DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 16 191

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

Koefisien Tanaman Padi Dengan Teknologi System Of Rice Intensification (Sri) Dan Sistem Konvensional

0 4 35

Analisis Adopsi Sri (System Of Rice Intensification) Dan Dampaknya Terhadap Efisiensi Usahatani Padi Di Kabupaten Solok Selatan.

0 7 103

KEANEKARAGAMAN HYMENOPTERA PARASITOID PADA PERTANAMAN PADI KONVENSIONAL DAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI).

0 0 9

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI.

0 4 142

Tingkat Adopsi Teknologi SRI (System of Rice Intensification) dan Analisis Usahatani Padi di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi I.Solihah

0 0 9

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI

0 0 20