16 Kebanyakan petani padi menanam bibit yang telah matang umur 20-30 hari,
dalam bentuk rumpun, secara serentak, dengan penggenangan air di sawah seoptimal mungkin di sepanjang musim. 2 SRI harus menggunakan pupuk
organik dimana sampai saat ini petani belum siap memproduksi pupuk organik sendiri dan pupuk organik masih mahal untuk dibeli. 3 Penanaman 1 satu
bibit per lubang tanam dengan bibit yang masih muda masih merupakan praktek yang sulit dilaksanakan petani karena harus dilaksanakan secara cepat. 4 Sistem
pemberian air yang terputus intermittent di lahan beririgasi merupakan hal yang masih sulit dilaksanakan dimana pergiliran pengairan pada petak-petak tersier atau
sekunder dilaksanakan berdasarkan waktu hari 10 harian, dua mingguan atau pada musim kemarau di daerah kering dilaksanakan sebulan sekali. 5 Proses
pengeringan lahan di lahan beririgasi yang relatif datar masih sulit dilaksanakan.
2.4. Dampak Penerapan Metode SRI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mediana 2010 dampak penerapan metode SRI dapat terlihat dari tiga hal yaitu a dampak terhadap
produktivitas – peningkatan produksi atau produktivitas pada umumnya terjadi
karena jumlah anakan padi lebih banyak. Dengan anakan yang cukup banyak, menyebabkan anakan produktif yang terbentuk juga cukup tinggi sehingga sangat
memungkinkan hasil gabah lebih tinggi; b dampak terhadap penggunaan saprodi - secara umum penerapan pola SRI lebih ditekankan pada pola penghematan
dalam penggunaan air. Dengan kebutuhan pengairan yang macak-macak maka kebutuhan jumlah air per hektar mengalami penurunan sangat drastis; dan c
dampak terhadap pendapatan petani - dampak yang dirasakan dari penerapan metode SRI adalah tingginya produksi padi yang dihasilkan jika dibandingkan
dengan cara konvensional
8
. Semakin tinggi produksi maka nilai jual padi juga semakin besar. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh petani juga menjadi
lebih besar.
8
Mediana Susti. 2010.
Dampak Penerapan Metode SRI
System of Rice Intensification.JurnalUripSusanto.http:uripsantoso.wordpress.com101016dampak-penerapan-
metode-sri-system-of-rice-intensification 16 April 2011.
17 Lebih lanjut dikatakan oleh Kunia bahwa paling tidak terdapat empat
alasan utama perlu dikembangkannya SRI
9
. Pertama, metode SRI terbukti mampu menghasilkan produktivitas padi yang tinggi di atas rata-rata nasional. Kedua, SRI
juga dapat menghemat penggunaan air sampai 40 persen. Penggunaan bibit juga dapat dihemat sampai 80 persen, sehingga dapat mengurangi biaya usahatani.
Ketiga, SRI mampu memulihkan kesuburan lahan dan mampu memelihara keberlanjutan produktivitas lahan. Keempat, metode SRI dikenal ramah
lingkungan karena : a memitigasi terjadinya polusi asap akibat berkurangnya pembakaran jerami sehingga mampu menekan emisi gas CO2; b memitigasi
emisi gas metan yang dihasilkan oleh proses reduksi anaerob akibat penggenangan sawah; c mitigasi emisi CO2 dan metan CH4 akan menekan
produksi Gas Rumah Kaca GRK yang dapat memicu pemanasan global; d daur ulang limbah sampah menjadi prinsip SRI, sehingga penumpukan sampah dapat
dihindari; e aplikasi bahan kimia agrochemical sangat dibatasi, kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan akibat kontaminasi dengan bahan dan residu
kimia dapat dicegah; dan f produk beras SRI dapat digolongkan sehat, karena tidak diproduksi dengan pupuk kimia dan pestisida sintetis.
Penerapan metode SRI yang telah dilakukan oleh sebagian petani di Indonesia selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif.
Seperti penjelasan yang diberikan oleh Andrina bahwa kurang tersedianya pupuk kandang merupakan kendala bagi pengembangan SRI, karena petani tidak mampu
memproduksi kompos untuk keseluruhan lahannya. Oleh sebab itu, dilihat dari aspek ekonomi usahatani dengan metode SRI, apabila penggunaan tenaga kerja
keluarga diperhitungkan, maka terjadi peningkatan total biaya tunai
10
. Total biaya ini akan lebih banyak lagi apabila harga kompos diperhitungkan. Lebih tingginya
total biaya tunai dari usahatani dengan metode SRI secara langsung akan mengurangi tingkat keuntungan dibanding usahatani dengan teknologi intensif
yang telah ada.
9
Kunia Kabelan.
2009. SRI
: Teknologi
Budidaya Padi
Serba Hemat.
http:belan.blogdetik.com20090626httpnewspaperpikiran- rakyatcomprprintphpmibberitadetailid83032 16 April 2011
10
Andrina. 2009.
Sudah Siapkah
SRI Diterapkan
di Indonesia.
http:rinaedogawa.blogspot.com200901sudah-siapkah-system-of-rice.html 16 April 2011
18 Secara finansial, usahatani padi dengan metode SRI memang lebih efisien
daripada usahatani dengan metode intensif konvensional. Namun secara ekonomi, efisiensi produksi usahatani padi dengan metode SRI lebih rendah dibanding
metode intensif konvensional. Seperti juga halnya dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rachmiyanti 2009 bahwa ternyata pendapatan atas biaya tunai
maupun pendapatan atas biaya total petani padi organik metode SRI lebih rendah dari pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total padi
konvensional. Berdasarkan RC ratio yang diperoleh menjelaskan petani padi konvensional memiliki angka lebih besar dari petani padi organik metode SRI.
2.5. Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu