28 Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah anggota yang dipilih
dari populasi Sekaran, 2006. Penelitian ini mengambil sampel dengan jumlah sebanyak 60 orang petani. Masing-masing petani baik konvensional dan SRI
organik sebanyak 30 orang. Akan tetapi, terdapat 13 orang petani yang menerapkan kedua metode tersebut. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
petani di Desa Ringgit tidak hanya mengerjakan lahannya sendiri, namun ada pula petani yang mengerjakan lahan orang lain penggarap.
Jumlah sampel tersebut telah memenuhi aturan umum secara statistik yaitu ≥ 30 orang karena sudah terdistribusi normal dan dapat digunakan untuk
memprediksi populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel untuk responden organik menggunakan metode sensus, karena jumlah petani yang telah
menerapkan SRI organik selama tiga tahun lebih di Desa Ringgit ada 31 orang. Untuk responden konvensional teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
dengan metode simple random sampling.
4.4. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh, baik data primer maupun data sekunder diolah dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan komputer software Microsoft Excel dan SPSS, sedangkan untuk data kualitatif, diolah secara deskriptif. Data kuantitatif yang dianalisis
yaitu sistem usahatani padi dan uji beda produktivitas, pendapatan, serta efisiensi antara padi organik dan konvensional. Analisis data kualitatif digunakan untuk
menjelaskan hasil analisis dan keragaan usahatani.
4.4.1. Analisis Pendapatan Usahatani
Usahatani adalah suatu kegiatan ekonomi yang ditujukan untuk menghasilkan output penerimaan dengan input fisik, tenaga kerja, dan modal
sebagai korbanannya. Penerimaan total adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu. Pengeluaran total usahatani adalah semua nilai input yang
dikeluarkan dalam proses produksi. Menurut Soekartawi 1995, pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang
dikeluarkan. Pendapatan usahatani padi organik maupun SRI diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :
29 TL = Y.Py -
Σ X i . Pi Keterangan :
TL = Pendapatan usahatani padi
Y = Produksi GKP kwberas kg
Py = Harga GKP Gabah Kering Panen Rpkwharga beras organik Rpkg
X
i
= Penggunaan input ke-i P
i
= Harga input ke-i per unit Pengeluaran total usahatani terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai.
Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan petani secara tunai. Sedangkan biaya tidak tunai adalah biaya yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja dalam
keluarga, penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan, serta biaya bibit. Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antara nilai
pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya umur ekonomis. Metode yang digunakan ini adalah metode garis lurus. Metode ini digunakan
karena jumlah penyusutan alat tiap tahunnya dianggap sama dan diasumsikan tidak laku bila dijual. Rumus yang digunakan yaitu Ibrahim, 2003:
Biaya Penyusutan = n
NbxNs
dengan: Nb = Nilai pembelian Rp
Ns = Tafsiran nilai sisa Rp n = Jangka usia ekonomis Tahun
4.4.2. Analisis Rasio RC Rasio
Analisis RC rasio merupakan salah satu cara untuk mengetahui perbandingan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Selain itu RC rasio
ini juga dilakukan untuk mengetahui efisiensi usahatani, yang dapat diketahui dari perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya pada masing-masing
usahatani. Analisis ini dibedakan menjadi tiga, yaitu RC rasio terhadap biaya tunai,
RC rasio terhadap biaya diperhitungkan, dan RC rasio terhadap biaya total dengan perhitungan sebagai berikut Soekartawi, 1995. :
RC rasio atas biaya total =
Rp Total
Biaya Rp
Penerimaan Total
30 Sementara itu, dalam mengukur tingkat efisiensi usahatani maka terdapat
kriteria penilaian dari hasil perhitungan RC rasio tersebut, yaitu : Apabila nilai RC 1, maka usahatani tersebut dikatakan menguntungkan
karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan lebih besar dari satu rupiah.
Apabila nilai RC = 1, maka usahatani tersebut dikatakan impas karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan
sebesar satu rupiah pula. Apabila nilai RC 1, maka usahatani tersebut dikatakan tidak
menguntungkan karena setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan lebih kecil dari satu rupiah.
RC rasio menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi. Semakin tinggi nilai RC, semakin
menguntungkan dan efisien usahatani tersebut. Untuk menentukan nilai revenue penerimaan dan cost biaya yang
diperlukan agar dapat menghitung nilai RC rasio dan sekaligus menghitung nilai pendapatan usahataninya, maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Perhitungan Usahatani
A. P. Tunai Harga x Hasil panen yang dijual Kg
B. P. Yang diperhitungkan Harga x Hasil panen yang dikonsumsi Kg
C. Total penerimaan A + B
D. Biaya Tunai Pupuk
Benih Pestisida
Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK Sewa lahan
E. Biaya diperhitungkan Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK
Penyusutan alat Benih
Mol
F. Total Biaya D + E
G. Pend. Atas biaya tunai B
– A H. Pend. Atas biaya total
C – F
I. Pend. Bersih A
– D Keterangan: P = Penerimaan, Pend = Pendapatan
Sumber: Hernanto, 1991
31
4.4.3. Uji untuk Membedakan Tingkat Pendapatan, Produktivitas, dan Efisiensi