Identifikasi Sistem. Tahap ini permasalahan diidentifikasi secara Penyusunan Struktur. Hirarki merupakan abstraksi struktur suatu sistem

sistem untuk ilmu sosial dan ilmu perilaku nampaknya lebih cocok dan berkembang jika dibandingkan dengan penerapannya pada ilmu eksata. Menurut Saaty dalam Fewidarto 1996, metode ini digunakan untuk memodelkan problema-problema tak terstruktur, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun ilmu manajemen. Selain itu baik pula digunakan dalam memodelkan problema-problema dan pendapat-pendapat sedemikian rupa, dimana permsalahan yang ada telah benar-benar dinyatakan secara jelas, diveluasi, diperbincangkan dan diprioritaskan untuk dikaji. Menurut Saaty 1991 ada tiga prinsip dasar dalam metode PHA, yaitu : 1. Menggambarkan dan menguraikan secara hirarki, yaitu menyusun secara hirarkis memecah-mecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah- pisah. 2. Pembedaan prioritas dan sintesis yang disebut penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. 3. Konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokan secara logis dan diperingkat secara konsistensi sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Menurut Saaty 1991, tahapan menyelesaikan masalah dengan metode AHP, yaitu :

1. Identifikasi Sistem. Tahap ini permasalahan diidentifikasi secara

mendalam, karena yang menjadi perhatian adalah pemilihan tujuan, kriteria dan elemen-elemen yang menyusun struktur hierarki.

2. Penyusunan Struktur. Hirarki merupakan abstraksi struktur suatu sistem

yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. 3. Membuat matriks perbandingan komparasi berpasangan. Matriks perbandingan berpasangan dimulai dari puncak hierarki, yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antar elemen yang terkait yang ada di bawahnya. Perbandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak hierarki. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas yang ada di sebelah kanan suatu elemen di puncak matriks. 4. Tahap perbandingan dan penilaian. Semua pertimbangan dikumpulkan guna melakukan perbandingan berpasangan antar elemen pada langkah ketiga. Setelah matriks perbandingan berpasangan antara elemen dibuat, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j. Pengisian matriks banding berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 3. Angka- angka yang tertera menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibanding elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu. Tabel 3. Nilai skala banding berpasangan Intensitas Pentingnya Definisi Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu 2 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu sangat penitng daripada elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek 9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan. 2,4,6,8 Nilai-nilai di antara dua pertimbangan yang berdekatan Kompromi diperhatikan di antara dua pertimbangan Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memiliki kebalikannya bila dibandingkan dengan i Sumber : Saaty 1991

5. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor