Daerah Aliran Sungai KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Menurut klasifikasi iklim Schmid dan Ferguson Tahura R. Soerjo termasuk tipe iklim C dan D dengan curah hujan rata-rata 2.500 - 4.500 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 5 °C – 10 °C UPT Tahura R. Soerjo 2009. 3.3 Flora dan Fauna 3.3.1 Flora Menurut UPT Tahura R. Soerjo 2009, ada 3 tiga tipe vegetasi kondisinya masih cukup baik, yaitu : 1. Hutan Alam Cemara Casuarina junghuhniana Terdapat di Gunung Arjuno Lalijiwo, ketinggian 1.800 m dpl, kerapatan pohon 80 - 156 pohonHa. Tinggi pohon antara 25 - 35 m dan diameter 60 - 100 cm 2. Padang Rumput Terdapat di bagian bawah Pondok Welirang seluas 200 Ha, didominasi jenis padi-padian dan Kolonjono Panicum repens. Topografi : relatif datar, dapat dikembangkan untuk tempat breeding rusa. 3. Daerah Hutan Hujan Tengah Pada ketinggian 2.000 – 2.700 m dpl termasuk dalam hutan campuran tiga tingkatan vegetasi yaitu pohon, semak, dan tumbuhan bawah. Didominasi oleh Pasang Quercus Sp., pohon Nyampuh, Sumbung dan Gempur Gunung. Pada ketinggian 2.650 m dpl terdapat tegakan homogen : tumbuhan manis rejo, vegetasi tumbuhan bawah umumnya berupa jenis padi-padian Sorgum nitidum.

3.3.2 Fauna

Jenis-jenis satwa mamalia yaitu RusaMenjangan Cervus timorensis, Kijang Muntiacus muntjac dan Babi hutan Susscrofa vittatus. Pada hutan campuran terdapat Kera Abu-abu Ekor PanjangMacaca fascicularis, Lutung Presbytis cristata , dan Kera HitamBudeng Trachypiterus auratus. Famili Felidae : Macan TutulMacan Kumbang Panthera pardus, dan Macan Dahan Felis viverina. Trenggiling Manis javanica. Burung Burung Sepak Gunung, Bondol Haji, Bondol Jawa, Sikatan Biru Muda, Burung Cabe Rangkong, Elang Jawa, Fam. Aves UPT Tahura R. Soerjo 2009.

3.4 Daerah Aliran Sungai

Termasuk dalam wilayah Daerah Aliran Sungai DAS Brantas. Beberapa sumbermata air yang terdapat di kawasan Taman Hutan Raya, yaitu : Sumber mata air sungai Brantas yang terletak di Gunung Anjasmoro wilayah desa Sumber Brantas, Sumber mata air yang terdapat di komplek Gunung Arjuno yaitu sumber mata air di pondok welirang dan sumber mata air di pondok lalijiwo, Sumber mata air panas Cangar Gunung Arjuno bagian Barat : 3 sumber dan dua diantaranya sudah dimanfaatkan menjadi tempat pemandiantempat rekreasi UPT Tahura R. Soerjo 2009. Menurut UPT Tahura R. Soerjo 2009, hasil identifikasi dan inventarisasi Sumber mata air yang berada di dalam Kawasan Pelestarian Alam Tahura R. Soerjo terdapat 163 titik sumbermata air, yang menyebar di 13 Administrasi Kecamatan dengan penduduk sebanyak ±190.000 jiwa dengan perincian sebagai berikut : 1. Kota Batu : 35 sumber air yang dimanfaatkan oleh masyarakat terutama untuk menyiram tanaman pertanian serta dimanfaatkan pula oleh perusahaan swasta; 2. Kabupaten Malang : Sebanyak 30 sumber air yang sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat; 3. Kabupaten Pasuruan : Sebanyak 15 sumber air yang dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari masyarakat, juga dimanfaatkan oleh hotel dan villa yang ada di Tretes; 4. Kabupaten Mojokerto : Sebanyak 69 sumber air yang sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat desa sekitar Kawasan Tahura; 5. Kabupaten Jombang : Sebanyak 14 sumber air yang sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei dan bulan Juni tahun 2010 di Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Raya UPT Tahura R. Soerjo, Malang.

4.2 Bahan dan Alat

Kegiatan penelitian ini dilakukan pada keadaan hutan tidak terbakar, areal hutan bekas terbakar ringan, areal bekas terbakar sedang, dan areal bekas terbakar berat dengan luas masing-masing 3 ha atau sama dengan 75 plot pengamatan analisis vegetasi. Lokasi penelitian untuk kondisi hutan tidak terbakar dilaksanakan di Blok Gajah Mungkur Desa Pacet, Kabupaten Mojokerto seluas 1 ha dan Blok Simbu’an Desa Ledug, Kabupaten Pasuruan seluas 2 ha. Kemudian, lokasi penelitian kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan dilaksanakan di Blok Puthuk Dali Desa Ledug, Kabupaten Pasuruan seluas 2 ha dan Blok Gajah Mungkur Desa Pacet, Kabupaten Mojokerto seluas 1 ha. Lalu, lokasi penelitian kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang dilaksanakan di Blok Sido Mulyo Desa Ledug, Kabupaten Mojokerto seluas 1 ha dan Blok Dali Pentongan Desa Pecalukan, Kabupaten Mojokerto seluas 2 ha. Sedangkan, lokasi penelitian kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat dilaksanakan di Blok Gumandar Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan 1 ha, Blok Sembung Roboh Desa Pecalukan, Kabupaten Pasuruan seluas 1 ha, dan Blok Dali Pentongan Desa Pecalukan, Kabupaten Mojokerto seluas 1 ha. Areal hutan terbakar yang diteliti merupakan areal hutan yang telah terbakar pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Desember 2009. Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini antara lain adalah peta kerja, phiband pita diameter, haga hypsometer, kompas, patok, tali rafiatambang, buku pengenal vegetasi, golok, tally sheet, dan alat tulis.

4.3 Metode Pengambilan Data

4.3.1 Analisis vegetasi

Untuk mengetahui struktur tegakan dilakukan analisis vegetasi dengan cara nested sampling, yaitu petak besar mengandung petak-petak yang lebih kecil