Koefisien Kesamaan Komunitas IS

indeks sebesar 0,99 merupakan nilai indeks kemerataan jenis tertinggi pada kondisi hutan ini dan juga tergolong dalam kemerataan jenis tinggi. Sedangkan, nilai indeks terendah sebesar 0,58 pada tingkat pohon tergolong dalam kemerataan jenis sedang. Pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang, nilai indeks tertinggi sebesar 0,97 pada tingkat tiang tergolong dalam kemerataan jenis tinggi. Sedangkan, nilai indeks terendah sebesar 0,67 pada tingkat semai8 yang tergolong dalam kemerataan jenis tinggi. Pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat, nilai indeks tertinggi sebesar 0,96 pada tingkat tiang tergolong dalam kemerataan jenis tinggi. Sedangkan, liana dengan nilai indeks sebesar 0,48 merupakan nilai indeks terendah yang tergolong dalam kemerataan jenis sedang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa epifit pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan memiliki nilai indeks tertinggi dibandingkan seluruh kondisi hutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bentuk pertumbuhan epifit memiliki penyebaran yang paling merata. Sedangkan untuk bentuk pertumbuhan paku-pakuan pada kondisi hutan tidak terbakar memiliki nilai indeks terendah menunjukkan bahwa penyebaran jenis ini tidak merata atau cenderung mengelompok. Dalam Tabel 9 pun menunjukkan bahwa beberapa tingkat pertumbuhan pada hampir seluruh kondisi hutan yang sebelumnya memiliki nilai indeks dominansi, keragaman, dan kekayaan jenis, namun pada tabel indeks kekayaan jenis tidak menunjukkan nilai dari tingkat pertumbuhan tersebut. Hal ini dikarenakan hasil perhitungan yang tidak teridentifikasi.

5.6 Koefisien Kesamaan Komunitas IS

Kesamaan komunitas IS merupakan indeks atau tingkat untuk membandingkan komposisi jenis antar dua komunitas pada masing-masing tingkat pertumbuhan dan bentuk pertumbuhan. Nilai yang dibandingkan dalam kesamaan komunitas IS ialah INP. Menurut Soerianegara dan Indrawan 1988 menyatakan bahwa semakin mendekati nilai 100 nilai kesamaan kedua komunitas semakin sama. Adapun nilai kesamaan komunitas IS tersebut dapat dilihat dalam Tabel 10, Tabel 11, dan Tabel 12 berdasarkan tingkat tumbuh dan bentuk pertumbuhan. 44 Tabel 10. Rekapitulasi nilai koefisien kesamaan komunitas pada tingkat permudaan pohon Kondisi Hutan Tingkat Pertumbuhan Kondisi hutan TT TKR TKS TKB Sm Pnc T P Sm Pnc T P Sm Pnc T P Sm Pnc T P TT Sm X 20,0 60,2 23,7 Pnc 21,4 20,3 19,9 T 23,4 22,2 9,5 P 6,9 33,5 7,3 TKR Sm 20,0 x 32,9 40,1 Pnc 21,4 15,5 57,0 T 23,4 49,2 60,1 P 6,9 22,5 22,1 TKS Sm 60,2 32,9 x 41,4 Pnc 20,3 15,5 42,1 T 22,2 49,2 17,9 P 33,5 22,5 16,1 TKB Sm 23,7 40,1 41,4 x Pnc 19,9 57,0 42,1 T 9,5 60,1 17,9 P 7,3 22,1 16,1 Keterangan : SmSemai; Pnc Pancang; T Tiang; P Pohon; TT Tidak Terbakar; TKR Tingkat Kebakaran Ringan; TKS Tingkat Kebakaran Sedang; TKB Tingkat Kebakaran Berat 45 Tabel 11. Rekapitulasi nilai koefisien kesamaan komunitas pada herba, paku-pakuan, semak belukar dan liana Kondisi Hutan Tingkat Pertumbuhan Kondisi Hutan TT TKR TKS TKB H Pk Sb L H Pk Sb L H Pk Sb L H Pk Sb L TT H X 47,8 48,9 26,4 Pk 96,3 96,3 96,3 Sb 58,2 33,4 33,5 L 24,8 29,3 24,8 TKR H 47,8 x 62,6 64,4 Pk 96,3 100,0 100,0 Sb 58,2 49,8 45,8 L 24,8 71,3 89,7 TKS H 48,9 62,6 x 57,5 Pk 96,3 100,0 100,0 Sb 33,4 49,8 50,8 L 29,3 71,3 71,3 TKB H 26,4 64,4 57,5 x Pk 96,3 100,0 100,0 Sb 33,5 45,8 50,8 L 24,8 89,7 71,3 Keterangan : H Herba; Pk Paku-pakuan; Sb Semak Belukar; L Liana ; TT Tidak Terbakar; TKR Tingkat Kebakaran Ringan; TKS Tingkat Kebakaran Sedang; TKB Tingkat Kebakaran Berat 46 Tabel 12. Rekapitulasi nilai koefisien kesamaan komunitas pada pandan, palem, liana berkayu dan epifit Kondisi Hutan Tingkat Pertumbuhan Kondisi Hutan TT TKR TKS TKB Pnd Plm Lk E Pnd Plm Lk E Pnd Plm Lk E Pnd Plm Lk E TT Pnd x 0,0 75,0 0,0 Plm 65,0 0,0 0,0 Lk 0,0 0,0 0,0 E 13,9 75,8 0,0 TKR Pnd 0,0 x 0,0 0,0 Plm 65,0 0,0 0,0 Lk 0,0 0,0 0,0 E 13,9 30,2 0,0 TKS Pnd 75,0 0,0 x 0,0 Plm 0,0 0,0 0,0 Lk 0,0 0,0 0,0 E 75,8 30,2 0,0 TKB Pnd 0,0 0,0 0,0 x Plm 32,5 0,0 0,0 Lk 0,0 0,0 0,0 E 0,0 0,0 0,0 Keterangan : Pnd Pandan; Plm Palem; Lk Liana Berkayu; E Epifit; TT Tidak Terbakar; TKR Tingkat Kebakaran Ringan; TKS Tingkat Kebakaran Sedang; TKB Tingkat Kebakaran Berat Berdasarkan Tabel 10, 11, dan 12 menunjukkan koefisien kesamaan komunitas antara dua kondisi hutan pada seluruh bentuk pertumbuhan pohon dan non-pohon. Seluruh kondisi hutan dibandingkan tingkat kesamaannya satu dengan lainnya sehingga tiap bentuk pertumbuhan menunjukkan nilai koefisien yang berbeda-beda. Pada keseluruhan bentuk pertumbuhan, paku-pakuan merupakan tingkat yang memiliki nilai koefisien kesamaan komunitas tertinggi antara kondisi hutan tidak terbakar dan dengan tingkat kebakaran ringan, kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran sedang, kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran berat serta tingkat pandan antara kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang dan tingkat kebakaran berat. Nilai koefisien paku- pakuan pada seluruh perbandingan memiliki nilai koefisien yang sama, yaitu 100. Sedangkan nilai koefisien terendah pun banyak ditemukan dengan nilai sebesar 0,0 . Seluruh perbandingan pada pandan, palem, liana berkayu, dan epifit kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan dan tingkat kebakaran berat maupun kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang dan tingkat kebakaran berat memiliki nilai koefisien sebesar 0,0. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbandingan dua kondisi hutan memiliki vegetasi yang sama satu sama lain dengan nilai indeks kesamaan sebesar 100. Selain itu, terdapat perbedaan antara kedua kondisi hutan tanpa adanya jenis yang sama dengan nilai koefisien kesamaan sebesar 0,0 . Pada tingkat pertumbuhan pohon dan permudaan nilai koefisien semai tertinggi sebesar 60,2 pada perbandingan kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran sedang, nilai koefisien tiang tertinggi sebesar 60,1 pada perbandingan kondisi hutan TKR dan tingkat kebakaran berat, nilai koefisien pancang tertinggi sebesar 57,0 pada perbandingan kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan dan tingkat kebakaran berat, dan nilai koefisien pohon tertinggi sebesar 33,5 pada perbandingan kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran sedang. Sedangkan pada bentuk pertumbuhan non-pohon nilai koefisien tertinggi pada herba sebesar 64,4 pada perbandingan kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan dan tingkat kebakaran berat, nilai koefisien paku-pakuan tertinggi sebesar 100,0 pada tiga perbandingan kondisi hutan, nilai koefisien semak belukar tertinggi sebesar 58,2 pada perbandingan kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran ringan, nilai koefisien liana tertinggi sebesar 89,7 pada perbandingan kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan dan tingkat kebakaran berat, nilai koefisien pandan tertinggi sebesar 75,0 pada perbandingan kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran sedang, nilai koefisien palem tertinggi sebesar 65,0 pada perbandingan kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran ringan, dan nilai koefisien epifit tertinggi sebesar 75,8 pada perbandingan kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran sedang. Dari data hasil di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien kesamaan tidak terlalu tinggi untuk seluruh perbandingan kondisi hutan pada seluruh bentuk pertumbuhan. Hal ini dapat disebabkan kondisi biotik maupun abiotik hutan yang berubah setelah kebakaran. Berubahnya lingkungan biotik maupun abiotik menyebabkan beberapa jenis yang tidak ditemukan sama sekali di kondisi hutan lain pada bentuk pertumbuhan tertentu, sehingga nilai indeks kesamaan hanya mencapai nilai 0 .

5.7 Struktur Tegakan