tinggi. Dari data di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai indeks yang tergolong tinggi.
Menurut Magurran 1988, nilai keragaman antara 1,5 sampai 3,5 menunjukkan tingkat keragaman sedang. Sehingga nilai indeks dalam Tabel 7
sebagian besar tergolong sedang. Bentuk pertumbuhan herba memiliki nilai indeks keanekaragaman jenis tertinggi pada hampir seluruh kondisi hutan. Nilai
indeks keragaman jenis herba pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan sebesar 2,78, pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang sebesar 2,82
dan pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat sebesar 2,77. Sedangkan pada kondisi hutan tidak terbakar, nilai indeks keragaman jenis terbesar sebesar
3,01 pada tingkat pancang. Dari keseluruhan nilai indeks tersebut menunjukkan bahwa nilai indeks kondisi hutan tidak terbakar sebesar 3,01 merupakan nilai
indeks keragaman tertinggi. Nilai-nilai indeks tertinggi tersebut menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada seluruh tingkat dan bentuk pertumbuhan di seluruh
kondisi hutan tergolong memiliki keanekaragaman jenis sedang. Seluruh kondisi hutan memiliki nilai indeks terendah pada tingkat yang
sama, yaitu paku-pakuan. Nilai indeks terendah pada kondisi hutan tidak terbakar sebesar 0,18, sedangkan pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan,
tingkat kebakaran sedang, dan dengan tingkat kebakaran berat masing-masing sebesar 0,00. Pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan nilai indeks
terendah pun dimiliki oleh liana dan palem. Sedangkan, pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang nilai indeks terendah dimiliki oleh pandan.
5.4 Indeks Kekayaan Jenis Margallef R
1
Indeks kekayaan Margallef R
1
menunjukkan indeks kekayaan jenis pada suatu komunitas. Indeks ini dihitung berdasarkan jumlah jenis dan individu yang
berada dalam satu komunitas. Menurut Magurran 1988, nilai R
1
3,5 menunjukkan kekayaan jenis tergolong rendah, nilai R
1
antara 3,5 – 5,0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang dan kekayaan jenis tergolong
tinggi apabila nilai R
1
5,0. Nilai indeks kekayaan jenis menurut Margallef tersebut dapat dilihat dalam Tabel 8.
Tabel 8. Indeks kekayaan jenis R
1
pada tiap kondisi hutan
No. Bentuk pertumbuhan
Indeks Kekayaan Jenis TT TKR TKS TKB
1 Semai 5,47
2,26 3,40
1,70 2 Pancang
6,23 2,08
2,45 0,94
3 Tiang 3,33
1,58 1,05
0,18 4 Pohon
5,79 0,70
2,28 0,53
5 Herba 8,12
7,55 7,74
7,36 6 Semak
Belukar 1,32 1,13
1,13 1,70
7 Paku-pakuan 0,38
0,00 0,00
0,00 8 Liana
3,02 0,00
0,19 0,19
9 Pandan 0,19
- 0,00
- 10 Palem
0,19 0,00
- -
11 Liana Berkayu
2,08 -
0,19 -
12 Epifit 0,75
0,19 1,13
- Keterangan:
TT Tidak Terbakar; TKR Tingkat Kebakaran Ringan; TKS Tingkat Kebakaran Sedang; TKB Tingkat Kebakaran Berat
Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai indeks kekayaan jenis tertinggi dimiliki oleh herba pada seluruh kondisi hutan. Nilai indeks kekayaan jenis bentuk
pertumbuhan herba pada tiap kondisi hutan sebesar 8,49 pada kondisi hutan tidak terbakar, pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat sebesar 7,36, pada
kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang sebesar 7,74 dan pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan sebesar 7,55. Seluruh nilai indeks
tertinggi bentuk pertumbuhan herba pada tiap kondisi hutan tergolong dalam tingkat kekayaan tinggi. Dari seluruh kondisi hutan nilai indeks tertinggi dimiliki
oleh kondisi hutan tidak terbakar baik tingkat pohon dan permudaan maupun bentuk pertumbuhan non-pohon. Dari data di atas menunjukkan nilai indeks
kekayaan jenis yang semakin menurun seiring dengan semakin beratnya tingkat kebakaran. Hal ini menunjukkan bahwa kebakaran areal hutan sangat
mempengaruhi kekayaan jenis suatu areal hutan. Namun pada bentuk pertumbuhan semak belukar menunjukkan bahwa semakin berat kebakaran maka
kekayaan jenis semak belukar meningkat. Mudahnya bentuk pertumbuhan semak belukar terbakar menyebabkan semakin mudah suatu areal hutan terbakar,
sehingga pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat terdapat lebih banyak jenis semak belukar.
Sedangkan, nilai indeks kekayaan jenis terendah dari tiap kondisi hutan berbeda-beda. Kondisi hutan tidak terbakar memiliki nilai indeks terendah
sebesar 0,19 pada bentuk pertumbuhan pandan dan palem. Kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan, sedang dan berat memiliki nilai indeks terendah sebesar
0,00 pada bentuk pertumbuhan berbeda antara lain paku-pakuan, liana, pandan dan palem.
5.5 Indeks Kemerataan Jenis E