Indeks Dominansi C HASIL DAN PEMBAHASAN

Ophiopogon sp. dengan nilai INP tertinggi berada di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang sebesar 200. Bentuk pertumbuhan palem hanya terdapat di kondisi hutan tidak terbakar dan kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan. Jenis palem tersebut ialah Rotan Daemonorops sp. dengan nilai INP sebesar 200 yang berada di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan. Bentuk pertumbuhan selanjutnya ialah liana berkayu yang hanya ditemukan di kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran sedang. Nilai INP tertinggi berada di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang yang memiliki nilai sebesar 133,33 untuk jenis Wali songo. Pengamatan selanjutnya pada jenis bentuk pertumbuhan epifit yang berada pada hampir seluruh kondisi hutan, kecuali kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat. Jenis yang memiliki nilai INP tertinggi pada hampir seluruh kondisi hutan adalah Simbar Asplenium sp. yang berada di kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan sebesar 110,00. Sedangkan pada kondisi hutan tidak terbakar dan tingkat kebakaran sedang didominasi jenis Pakis pohon Sphaerostephnos hirsutus.

5.2 Indeks Dominansi C

Menurut Indrawan 2000, nilai indeks dominansi digunakan untuk menentukan dominansi jenis dalam suatu komunitas, nilai indeks dominansi yang rendah menunjukkan pola dominansi jenisnya dipusatkan pada beberapa jenis sedangkan nilai indeks dominansi yang tinggi menunjukkan pola dominansi jenisnya dipusatkan pada sedikit jenis. Nilai indeks dominansi tertinggi adalah 1 satu yang menunjukkan bahwa komunitas ini dikuasai oleh satu jenis atau terpusat pada satu jenis. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai indeks dominansi dari tiap kondisi hutan pada seluruh bentuk pertumbuhan yang terdapat pada Tabel 6. Tabel 6. Indeks Dominansi C pada tiap kondisi hutan No. Bentuk pertumbuhan Indeks Dominansi TT TKR TKS TKB 1 2 3 4 5 6 1 Semai 0,38 0,14 0,29 0,17 2 Pancang 0,08 0,19 0,28 0,26 3 Tiang 0,07 0,21 0,16 0,53 4 Pohon 0,12 0,55 0,13 0,50 Tabel 6 Lanjutan 1 2 3 4 5 6 5 Herba 0,15 0,10 0,10 0,10 6 Semak Belukar 0,27 0,19 0,21 0,19 7 Paku-pakuan 0,93 1,00 1,00 1,00 8 Liana 0,17 1,00 0,59 0,82 9 Pandan 0,63 - 1,00 - 10 Palem 0,54 1,00 - - 11 Liana Berkayu 0,15 - 0,56 - 12 Epifit 0,26 0,51 0,23 - Keterangan: TT Tidak Terbakar; TKR Tingkat Kebakaran Ringan; TKS Tingkat Kebakaran Sedang; TKB Tingkat Kebakaran Berat Dari seluruh nilai dominansi menunjukkan nilai dominansi tertinggi yang berbeda-beda pada tiap kondisi hutan. Pada kondisi hutan tidak terbakar yang memiliki nilai indeks dominansi tertinggi ialah paku-pakuan dengan nilai indeks sebesar 0,93. Sedangkan, nilai indeks terendah sebesar 0,07 pada tingkat tiang. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat tiang di kondisi hutan tidak terbakar terpusat pada beberapa jenis. Sedangkan, bentuk pertumbuhan paku- pakuan dipusatkan pada sedikit jenis. Kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan memiliki tiga tingkat pertumbuhan dengan nilai indeks tertinggi yang sama, yaitu sebesar 1,00. Nilai indeks tersebut dimiliki oleh paku-pakuan, liana dan palem. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis paku-pakuan, palem dan liana hanya terpusat pada satu jenis. Sedangkan, nilai indeks terendah pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan ialah herba dengan nilai indeks sebesar 0,10. Kondisi hutan dengan tingkat kebakaran sedang memiliki dua tingkat pertumbuhan yang memiliki nilai indeks tertinggi, yaitu sebesar 1,00. Nilai indeks tersebut dimiliki oleh paku-pakuan dan pandan. Sedangkan, nilai indeks terendah pada kondisi hutan ini terdapat pada herba dengan nilai indeks sebesar 0,10. Selanjutnya pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan memiliki nilai indeks tertinggi sebesar 1,00 pada paku-pakuan. Nilai indeks terendah pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran berat sebesar 0,10 pada herba. Dari data-data tersebut menunjukkan bahwa nilai tertinggi indeks dominansi seluruh kondisi hutan sebesar 1,00 yang memiliki arti bahwa kondisi hutan tersebut hanya didominasi oleh satu jenis tumbuhan. Sedangkan, nilai indeks terendah sebesar 0,07 pada seluruh kondisi hutan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis tersebut dipusatkan pada beberapa jenis. Data menunjukkan bahwa herba pada kondisi hutan dengan tingkat kebakaran ringan, sedang, dan berat sebagian besar dipusatkan pada beberapa jenis.

5.3 Indeks Keanekaragaman Jenis H’