H. Garam
Garam digunakan untuk mengkultur artemia dan mengurangi sifat kanibalisme ikan pada saat pemeliharaan larva di akuarium. Garam yang
digunakan untuk proses pengkulturan artemia dalam satu siklus produksi adalah 30 kg. Sedangkan untuk akuarium dibutuhkan 0,125 kg garam per akuarium
dalam satu hari sehingga membutuhkan garam sebanyak 8,75 kg per hari atau 183,75 kg per siklus 21 hari. Total garam yang dibutuhkan dalam satu siklus
produksi adalah 157,5 kg + 30 kg menjadi 213,75 kg. Biaya total yang dikeluarkan untuk membeli garam adalah Rp 213.750,00 per siklus dengan harga
Rp 1.000,00 per kilogram, sedangkan kebutuhan setahun yaitu Rp 1.282.500,00. Ringkasan rincian biaya variabel kegiatan usaha pembenihan ikan patin dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Rincian Biaya Variabel Usaha Pembenihan Ikan Patin
Jenis Biaya Variabel Biaya Rp
Pelet 9.000.000
Ovaprim 4.500.000
Artemia 29.400.000
Cacing Sutera 27.930.000
Alat Suntik 72.000
Obat-obatan Elbay 1.300.000
Gas 630.000
Biaya Listrik 4.200.000
Kantong Plastik 1.200.000
Oksigen 756.000
Serokan 40.000
Garam 1.282.500
Bensin 600.000
Jumlah 80.910.500
7.3. Analisis Laba Rugi Usaha Pembenihan Ikan Patin
Analisis rugi laba digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam kurun waktu tertentu, komponen rugi laba terdiri dari penerimaan, biaya
operasional, penyusutan, dan biaya lain di luar usaha dan pajak penghasilan. Perhitungan laba rugi usaha dimulai dengan mengurangi jumlah seluruh
penerimaan dengan total biaya tetap dan biaya variabel setiap tahunnya. Pada perhitungan tersebut didapatkan nilai penerimaan sebelum bunga dan pajak
EBIT atau laba kotor yang kemudian dikurangi dengan biaya bunga sehingga
didapatkan penerimaan sebelum pajak atau laba bersih sebelum pajak EBT. Dengan demikian didapatkan nilai penerimaan setelah pajak atau laba rugi usaha.
Perhitungan kelayakan ini menggunakan manfaat bersih net benefit yang diperoleh dari selisih antara biaya dan manfaat setiap tahunnya dengan dikurangi
pajak berdasarkan tarif pajak yang ditentukan dalam peraturan pemerintah dan dibuat dalam bentuk laba rugi. Tarif pajak yang digunakan berdasarkan Undang-
undang Republik Indonesia tentang Pajak Pengahasilan Tahun 2010 yaitu sebesar 25 persen. Hasil perhitungan laba rugi usaha pembenihan ikan patin diperoleh
laba bersih sebesar Rp 68.870.850,00 Lampiran 3.
7.4. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembenihan Ikan Patin
Analisis kelayakan finansial dihitung berdasarkan nilai manfaat bersih net benefit
yang didiskontokan dengan tingkat discount factor sebesar enam persen Lampiran 4. Tingkat discout factor yang digunakan merupakan tingkat suku
bunga deposito Bank Mandiri. Hal ini dilakukan karena suluruh modal yang digunakan berasal dari modal sendiri sehingga sebagai nilai social opportunity
cost of capital dari modal yang dimiliki tersebut digunakan tingkat suku bunga
deposito sebagai tingkat diskon faktornya. Penggunaan tingkat discout factor Bank Mandiri, karena pemilik menabung uangnya pada bank tersebut. Oleh
karena itu penetapan tingkat discount factor diacu berdasarkan suku bunga deposito pada Bank Mandiri.
Nilai net benefit yang diperoleh tersebut dijadikan dasar perhitungan kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi yaitu: Net Present Value NPV,
Net Benefit Cost Net BC, Internal Rate Return IRR, dan Payback Period
PP. Hasil analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Kelayakan Finansial Usaha Pembenihan Ikan Patin
No Kriteria Investasi
Nilai 1
NPV Rp 228.714.837
2 Net BC
2,946 3
IRR 63
4 Payback Period
1
Berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi diatas, usaha pembenihan ikan patin Number One Fish Farm menghasilkan nilai NPV lebih besar dari nol
yaitu sebesar Rp 228.714.837,00. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan secara finansial. Nilai Net BC yang diperoleh dari analisis
ini adalah 2,946. Hal ini berarti penggunaan investasi memenuhi ukuran kelayakan berdasarkan kriteria investasi dimana nilai Net BC nya lebih dari 1.
Nilai Net BC sebesar 2,946 menunjukkan bahwa setiap biaya sebesar Rp 1 akan menghasilkan Rp 2,946.
Ukuran kriteria investasi lainnya yaitu IRR. IRR yang diperoleh dari usaha pembenihan ikan patin adalah 63 persen. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan investasi pada usaha ini lebih baik dapat memberikan keuntungan internal sebesar 63 persen per tahun. Nilai tersebut lebih besar daripada tingkat
discount factor yang digunakan yaitu enam persen sehingga dapat dikatakan
bahwa usaha ini layak secara finansial untuk dijalankan. Berdasarkan jangka waktu pengembalian investasinya, digunakan analisis
Payback Period dan dari hasil analisis yang dilakukan, usaha pembenihan ikan
patin akan mencapai titik pengembalian investasi pada saat kegiatan telah berjalan selama satu tahun. Jangka waktu tersebut kurang dari umur usaha sehingga dapat
dikatakan bahwa usaha pembenihan ikan patin Number One Fish Farm layak untuk dijalankan. Berdasarkan analisis finansial di atas, nilai NPV, IRR, Net BC,
dan Payback Period yang diperoleh telah memenuhi ukuran kelayakan berdasarkan kriteria investasi. Dengan demikian bahwa secara finansial, layak
untuk dijalankan.
7.5. Analisis Sensitivitas