B. Aspek Teknis
Husnan dan Muhammad 2005 menyatakan bahwa aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input usaha penyediaan dan
output produksi berupa barang dan jasa. Aspek teknis memiliki pengaruh yang besar terhadap kelancaran jalannya usaha. Evaluasi ini mempelajari kebutuhan-
kebutuhan teknis usaha, seperti karakteristik produk yang diusahakan, lokasi dimana usaha baik akan maupun sedang didirikan dan sarana pendukungnya serta
layout bangunan yang dipilih, peralatan dan teknologi yang diterapkan, dan
penentuan luas produksi. Dapat disimpulkan bahwa aspek teknis merupakan kelanjutan dari aspek
pasar. Setelah diketahui pasar mampu menyerap penawaran produk perusahaan dengan baik maka fokus perhatian terhadap aspek teknis perlu dilakukan. Pada
aspek teknis ada beberapa hal yang perlu diteliti terlebih dahulu sebelum usaha dilakukan, seperti penentuan lokasi usaha dengan variabel utama dan pelengkap,
luas produksi, proses produksi dengan perhitungan resiko produksi, serta layout. Penentuan lokasi usaha diperlukan agar usaha yang telah dipilih untuk dijalankan
dapat berjalan lancar dilokasi tersebut seperti dilihat dari sisi kemudahan transportasi, ketersediaan bahan baku, pasokan tenaga kerja, pasokan listrik dan
air, serta ada tidaknya pasar yang dituju. Selain itu, dukungan dari kondisi agroekosistem, pemerintah serta masyarakat sekitar juga perlu diperhitungkan
karena secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kelancaran usaha.
C. Aspek Manajemen
Aspek manajemen memfokuskan pada kondisi internal perusahaan. Aspek-aspek manajemen yang dilihat pada studi kelayakan terdiri dari manajemen
pada masa pembangunan yaitu pelaksanaan usaha. Jadwal penyelesaian usaha dan pelaksanaan studi masing-masing aspek dan manajemen pada saat operasi yaitu
bentuk organisasi, deskripsi jabatan, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan. Umar 2005 menambahkan bahwa struktur manajemen antar perusahaan
ada kemungkinan terdapat perbedaan. Hal ini, disesuaikan dengan skala usaha, strategi perusahaan serta keadaan karyawan perusahaan yang bersangkutan. Jika
perusahaan masih dalam skala mikro maka tidak diperlukan direktur utama dan
para manajer sehingga pemegang kendali perusahaan melainkan hanya pemilik perusahaan dan beberapa karyawan jika dianggap perlu.
D. Aspek Sosial
Nurmalina et al 2009 menyatakan bahwa terdapat beberapa pertimbangan sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan
apakah suatu usaha yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial seperti penciptaan kesempatan kerja yang merupakan masalah terdekat dari suatu
wilayah. Gittinger 1986 menambahkan bahwa menganalisis aspek sosial perlu
mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial dari pihak yang akan dilayani usaha serta implikasi sosial yang lebih luas dari adanya investasi usaha. Hal-hal yang
perlu dikaji pada aspek sosial adalah manfaat usaha bagi peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, adanya penerangan listrik, serta kemudahan akses
lalu lintas. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak
dapat dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan dapat berpengaruh positif maupun negatif pada suatu usaha, sehingga aspek ini juga perlu dianalisis.
Dengan kata lain, suatu usaha yang dijalankan perusahaan perlu mendapatkan perijinan dari masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya bentrokan
antara perusahaan dengan warga setempat karena secara tidak langsung masyarakat yang mendukung akan berpengaruh positif terhadap kenyamanan,
ketenangan, dan kelancaran usaha tersebut.
E. Aspek Lingkungan