Nilai Sisa Salvage Value Outflow Arus Pengeluaran Biaya Investasi

Bila produksi meningkat atau dengan kata lain tingkat mortalitas dapat diperkecil dan daya tetas telur dapat ditingkatkan maka dapat diperoleh tambahan pendapatan dari penjualan benih ikan patin.

b. Nilai Sisa Salvage Value

Nilai sisa adalah nilai barang atau peralatan yang tidak habis selama usaha berjalan. Nilai sisa dihitung diakhir usaha, dan dimasukan ke dalam komponen inflow . Nilai sisa yang terdapat dalam usaha pembenihan ikan patin dapat menjadi tambahan manfaat bagi usaha tersebut. Arus penerimaan yang berasal dari nilai sisa dihitung berdasarkan nilai dari investasi peralatan yang masih tersisa pada akhir umur usaha. Peralatan yang masih memiliki nilai sisa pada akhir umur usaha pada tahun kelima adalah lahan, genset, dan akuarium Tabel 6. Tabel 6 . Nilai Sisa Investasi Usaha Pembenihan Ikan Patin Uraian Umur Ekonomis Tahun Nilai Sisa Rp Lahan 10 35.000.000 Akuarium 5 3.500.000 Blower 5 400.000 Total 38.900.000 Nilai sisa yang didapatkan pada akhir usaha pembenihan ikan patin sebesar Rp 38.900.000,00 nilai tersebut berasal dari nilai peralatan yang dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Nilai sisa terbesar berasal dari lahan sebesar Rp 35.000.000,00 diasumsikan nilai sisa sama dengan nilai belinya.

7.2. Outflow Arus Pengeluaran

Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan oleh usaha. Outflow pembenihan ikan patin dikelompokkan menjadi dua macam bentuk biaya yaitu biaya investasi dan biaya operasional.

a. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya awal yang dikeluarkan saat menjalankan usaha yaitu pada tahun nol usaha, dimana jumlahnya relatif besar dan tidak habis dalam satu kali periode produksi. Biaya investasi ditanamkan atau dikeluarkan pada suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam periode yang akan datang, yakni selama umur usaha, atau selama usaha tersebut dijalankan. Rincian biaya investasi dan penyusutan yang dikeluarkan oleh usaha pembenihan ikan patin, dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 . Biaya Investasi dan Penyusutan Usaha Pembenihan Ikan Patin No Uraian Nilai Beli Rp Umur Pakai tahun Penyusutan Rp 1 Tanah 35.000.000 2 Bangunan Akuarium 50.000.000 10 5.000.000 3 Akuarium 7.000.000 5 1.400.000 4 Kolam 3x4 4.000.000 5 800.000 5 Kolam 4x6 4.000.000 5 800.000 6 Sumur dan Instalasi 2.500.000 10 250.000 7 Blower 180 watt 800.000 5 160.000 8 Genset 1000 watt 1.000.000 10 100.000 9 Selang Aerasi 120.000 5 24.000 10 Bak Penampung Air 750.000 5 250.000 11 Kompor Gas 100.000 5 20.000 12 Induk Jantan 300.000 5 60.000 13 Induk Betina 750.000 2 375.000 14 Tabung Oksigen 800.000 5 160.000 15 Tong Pengangkutan 160.000 5 32.000 16 Tong Tempat Artemia 280.000 5 56.000 17 Baskom Tempat Cacing 160.000 2 80.000 18 Serokan kecil 16.000 2 8.000 19 Serokan Besar 51.000 2 25.500 20 Ember Besar 30.000 2 15.000 21 Ember Kecil 21.000 2 10.500 22 Pisau 30.000 2 15.000 23 Corong 18.000 2 9.000 24 Matras 25.000 2 12.500 25 Tabung Gas 510.000 5 102.000 26 Batu Aerasi 320.000 5 64.000 27 Paralon Aerasi 12 inci 216.000 5 43.200 28 Timbangan Gantung 50.000 5 10.000 29 Instalasi selang 400.000 5 80.000 30 Rak Akuarium 7.000.000 5 1.400.000 Total Investasi 116.407.000 11.361.700 Unit usaha pembenihan ikan patin terhitung dalam analisis finansial mulai dari tahun ke nol. Besarnya biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun ke nol sebesar Rp 116.407.000,00. Sedangkan nilai penyusutan yang didapat pada usaha pembenihan ikan patin sebesar Rp 11.361.700,00. Penghitungan penyusutan dari peralatan tersebut menggunakan metode garis lurus. Penyusutan terbesar per tahun adalah bangunan, hal ini karena nilai investasi bangunan paling besar setelah lahan, sedangkan lahan tidak memiliki nilai penyusutan. Peralatan investasi lainnya memiliki umur ekonomis yang kurang dari umur proyek, sehingga memerlukan investasi ulang atau reinvestasi.

b. Biaya Reinvestasi