para manajer sehingga pemegang kendali perusahaan melainkan hanya pemilik perusahaan dan beberapa karyawan jika dianggap perlu.
D. Aspek Sosial
Nurmalina et al 2009 menyatakan bahwa terdapat beberapa pertimbangan sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan
apakah suatu usaha yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial seperti penciptaan kesempatan kerja yang merupakan masalah terdekat dari suatu
wilayah. Gittinger 1986 menambahkan bahwa menganalisis aspek sosial perlu
mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial dari pihak yang akan dilayani usaha serta implikasi sosial yang lebih luas dari adanya investasi usaha. Hal-hal yang
perlu dikaji pada aspek sosial adalah manfaat usaha bagi peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, adanya penerangan listrik, serta kemudahan akses
lalu lintas. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak
dapat dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan dapat berpengaruh positif maupun negatif pada suatu usaha, sehingga aspek ini juga perlu dianalisis.
Dengan kata lain, suatu usaha yang dijalankan perusahaan perlu mendapatkan perijinan dari masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya bentrokan
antara perusahaan dengan warga setempat karena secara tidak langsung masyarakat yang mendukung akan berpengaruh positif terhadap kenyamanan,
ketenangan, dan kelancaran usaha tersebut.
E. Aspek Lingkungan
Aspek ini mempelajari bagaimana pengaruh usaha tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya usaha menciptakan lingkungan semakin baik
atau semakin rusak. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu usaha justru akan menunjang kelangsungan suatu usaha itu
sendiri, sebab tidak ada usaha yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan Nurmalina et al. 2009.
Dengan kata lain, pada aspek lingkungan suatu bisnis akan berjalan lama jika usaha yang dijalankan tersebut tidak memberikan dampak buruk terhadap
lingkungan sekitar seperti polusi udara, suara, air dan sebagainya. Jika hal tersebut mungkin terjadi dan tidak dapat dihindari maka tindakan seperti apa yang perlu
dilakukan perusahaan untuk mengatasi hal tersebut.
F. Analisis Finansial
Aspek finansial berkenaan dengan pengaruh-pengaruh finansial bisnis terhadap petani sebagai pelaku dalam bisnis tersebut. Menurut Husnan dan
Suwarsono 2005 menyebutkan bahwa analisis terhadap aspek finansial dilakukan untuk melihat apakah proyek tersebut mampu memenuhi kewajiban
finansial ke dalam dan keluar perusahaan serta dapat mendatangkan keuntungan yang layak bagi perusahaan atau pemiliknya. Aspek finansial ditentukan berapa
jumlah dana modal tetap dan modal awal kerja yang dibutuhkan, struktur permodalan, sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratan, serta
kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial. Menurut Husnan dan Suwarsono 2005, pada umumnya ada lima metode
yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi. Metode tersebut diantaranya metode Average Rate Return, Payback Periode, Present
Value, Internal Rate Return, serta Profitability Indeks. Selain itu, Gittinger 1986
menyebutkan bahwa dana yang diinvestasikan itu layak atau tidak akan diukur melalui kriteria investasi Net Present Value, Gross Benefit Cost Ratio dan Internal
Rate Return.
a. Net Present Value NPV