Menurut Suwarto 2006, dalam Permata, 2010, model didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah objek atau situasi aktual. Model
memperlihatkan hubungan-hubungan langsung maupun tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab-akibat. Jadi, model adalah suatu
penyederhanaan dari suatu realitas yang kompleks. Model dikatakan lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang sedang dikaji. Menurut
Hartisari 2007, model disusun untuk beberapa tujuan yaitu pemahaman proses yang terjadi dalam sistem, prediksi, serta menunjang pengambilan keputusan.
Berdasarkan acuan waktu, model dapat digolongkan menjadi model statik dan model dinamik. Model statik adalah model yang mengabaikan pengaruh
waktu. Biasanya model ini menggambarkan sistem dalam bentuk persamaan matematika. Untuk memperoleh hasil, perhitungan dilakukan cukup satu kali saja
dan variabel yang digunakan dalam persamaan merupakan nilai rata-rata. Model dinamik menempatkan waktu sebagai variabel bebas, sehingga model jenis ini
menggambarkan dinamika suatu sistem sebagai fungsi dari waktu. Untuk memperoleh hasil, perhitungan dilakukan secara berulang-ulang iterasi hingga
tercapai nilai kesalahan error yang minimal Teknik Lingkungan ITB, 2007 dalam Permata, 2010. Menurut Suwarto 2006, dalam Pemata, 2010, model
dinamika lebih sulit dan mahal pembuatannya, namun memberikan kekuatan yang lebih tinggi pada analisis dunia nyata.
2.6 Sistem Dinamik
Sistem merupakan gugus atau kumpulan dari kompoen yang saling terkait dan terorganisani dalam rangka mencapai suatu tujuan atau gugus tujuan tertentu.
Kajian sistem akan berhadapan dengan permasalahan yang bersifat statik atau dinamik. Permasalahan yang bersifat statik bersifat konstan, sedangkan yang
bersifat dinamik selalu berubah menurut waktu. Sistem dinamik merupakan metode yang dapat menggambarkan proses, perilaku, dan kompleksitas dalam
sistem Hartrisari, 2007 Sistem dinamik adalah suatu model untuk mempelajari dan mengatur
sistem-sistem umpan-balik yang kompleks, seperti yang dapat ditemukan pada bisnis dan sistem-sistem sosial lain. Faktanya, sistem dinamik telah digunakan
untuk memanggil secara praktis setiap jenis dari sistem umpan-balik. Ketika sistem perintah telah diaplikasikan pada tiap jenis situasi, umpan-balik adalah
sebagai pendeskripsi yang membedakan. Umpan balik mengacu pada situasi dari X yang mempengaruhi Y dan Y pada gilirannya mempengaruhi X, bisa jadi
melewati suatu rantai dari sebab dan akibat System Dynamics Society, 2007 dalam Permata, 2010.
Metodologi sistem dinamik telah dan sedang berkembang sejak diperkenalkan pertama kali oleh Jay W. Forrester pada dekade lima puluhan, dan
berpusat di MIT Amerika Serikat. Sesuai degan namanya, metode ini erat berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang tendensi-tendensi dinamika
sistem-sistem yang kompleks, yaitu pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan oleh sistem itu dengan bertambahnya waktu. Persoalan yang dapat dengan tepat
dimodelkan memggunakan sistem dinamik adalah masalah yang mempunyai sifat dinamis berubah terhadap waktu serta struktur fenomenanya mengandung paling
sedikit satu struktur umpan balik Tasrif, 2006 dalam Permata, 2010.
2.7 Sistem Informasi Geografis
Pada dasarnya, istilah Sistem Informasi Geografis SIG merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi dan geografis. Dengan melihat
unsur-usur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi, dengan tambahan unsur ‘geografis’. Atau, SIG merupakan suatu sistem yang
menekankan pada unsur ‘informasi geografis’ Prahasta, 2002. Pengertian SIG menurut Aronorf 1989, dalam Prahasta, 2002 adalah
sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian,
SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi: a masukan, b manajemen data
penyimpanan dan pemanggilan data, c analisis dan manipulasi data dan d keluaran.
Teknologi SIG mengitegrasikan pengoperasian database seperti pertanyaan dan analisis statistika dengan cara menampilkan secara khas dan menganalisis
secara geografis dari suatu peta. Kemampuan ini membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya dan menjadikannya lebih bernilai dalam penggunaannya oleh
umum ataupun bisnis pribadi yang bertujuan untuk menjelaskan peristiwa yang dianggap penting, memprediksi hasil serta merencanakan strategi ESRI, 1999
dalam Prahasta, 2002. SIG dapat menyimpan dan menampilkan kembali infomasi yang diperlukan mengenai sebuah lokasi geografis dengan modifikasi
warna, bentuk, ukuran simbol yang dapat memberi pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi geografi suatu wilayah.
Secara umum pengertian SIG dapat diartikan sebagai sistem yang mampu mengumpulkan data kebumian yang diperoleh dari berbagai sumber dan
menyimpannya dalam suatu database, sehingga dengan mudah data tersebut diperoleh kembali untuk dilakukan analisa maupun manipulasi.
Terdapat empat komponen penting yang saling berkaitan bila bekerja dengan menggunakan SIG, yaitu
1. hardware atau perangkat keras, merupakan wadah berupa komputer untuk mengoperasikan SIG;
2. software atau perangkat lunak yang berfungsi untuk menganalisis informasi geografi;
3. data dan metadata. Data geografi dan data tabular dapat diperoleh melalui pengukuran langsung di lapang maupun pembelian melalui agen tertentu
SIG akan mengintegrasikan data spasial dengan sumber data lainnya dan kemudian dapat mengatur dan menyimpan data dalam bentuk data spasial
maupun non sapasial; dan 4. manusia. Teknologi SIG sangat tidak bernilai jika tidak ada manusia yang
dapat mengatur sistem dan membangun rencana untuk mengaplikasikan masalah-masalah yang ada Prahasta, 2002.
Salah satu aktivitas penting dalam kegiatan SIG adalah pengisian basis data berupa digitasi dan memasukkan angka, kemudian analisa dapat dilakukan setelah
basis data tersedia. Pemasukan data ke dalam sistem adalah data input dirubah menjadi format data digital agar dapat disimpan dan dimanipulasi. Data yang akan
dimasukkan dengan cara digitasi tersebut diperlukan peta dasar yang baku dan dapat dipercaya serta beragam. Secara sederhana SIG dapat digambarkan sebagai
penampakan berbagai informasi untuk memenuhi suatu fungsi kriteria tertentu. Data SIG berupa data digital yang berformat raster dan vektor. Sumber data
digital yang berupa citra satelit atau data foto udara serta foto udara yang terdigitasi atau berupa peta dasar terdigitasi. Foto udara digital dan citra satelit
digunakan secara saling melengkapi. Citra Landsat EMT
+
merupakan contoh data citra digital yang berformat raster.
III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu