Sebagai aturan umum, disarankan bahwa satu alat penakar hujan untuk daerah kepulauan kecil seluas lebih kurang 25 km² dengan pola curah hujan tidak teratur
dianggap cukup memadai. Sementara untuk daerah bergunung-gunung, satu alat penakar curah hujan untuk wilayah seluas 100-250 km². Apabila daerah kajian
merupakan daerah dengan topografi relatif datar, maka satu alat penakar curah hujan dapat mewakili daerah seluas 600-900 km² WMO, 1981 dalam Asdak,
2007.
2.2.2 Aliran Permukaan
Aliran permukaan runoff adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan lautan. Aliran permukaan
berlangsung ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi air ke dalam tanah. Setelah laju infiltrasi terpenuhi, air mulai mengisi cekungan-cekungan pada
permukaan tanah. Setelah pengisian air pada cekungan itu selesai, air dapat mengalir di atas permukaan tanah dengan bebas. Ada bagian air yang berlangsung
cepat untuk selanjutnya membentuk aliran debit. Bagian aliran permukaan lain, karena melewati cekungan-cekungan permukaan tanah sehingga memerlukan
waktu beberapa hari bahkan beberapa minggu sebelum akhirnya menjadi aliran debit Asdak, 2007.
Debit atau laju aliran sungai adalah jumlah atau volume air yang mengalir pada suatu titik per detik atau per jam, dinyatakan dalam m³ per detik atau m³ per
jam Arsyad, 2000. Besarnya debit ditentukan oleh luas penampang air dan kecepatan alirannya, diformulasikan sebagai:
Q = A x V Dengan
Q = debit air m³detik atau m³jam; A = luas penampang aliran m²;
V = kecepatan aliran mdetik. Debit tahunan, yaitu aliran sungai sepanjang tahun merupakan gabungan
dari beberapa komponen aliran, yaitu intersepsi saluran channel interception, aliran permukaan surface runoff, aliran air bawah permukaan interflowdelayed
runoff dan aliran bawah tanah groundwaterbaseflow. Hujan yang turun pada
suatu wilayah DAS akan terdistribusi menjadi keempat komponen tersebut sebelum akhirnya menjadi aliran sungai Gambar 3.
Gambar 3 Beberapa Macam Aliran Air Catatan : A = intersepsi saluran
B = aliran permukaan C = aliran air bawah permukaan
D = aliran air tanah Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran permukaan secara umum dapat
dibagi dua yaitu karakteristik hujan dan karakteristik DAS. Karakteristik hujan mencakup lama waktu hujan, intensitas dan penyebaran hujan. Pengaruh
karakteristik DAS terhadap aliran permukaan adalah melalui bentuk dan ukuran morfometri DAS, topografi, geologi dan tataguna lahan jenis dan kerapatan
vegetasi Asdak, 2007. Intensitas hujan akan mempengaruhi laju dan volume aliran permukaan.
Pada hujan dengan intensitas tinggi, kapasitas infiltrasi akan terlampaui dengan beda cukup besar dibandingkan dengan hujan yang kurang intensif. Dengan
demikian, total volume aliran permukaan akan lebih besar pada hujan intensif dibandingkan dengan hujan kurang intensif meskipun curah hujan total kedua
hujan tersebut sama besarnya. Laju dan volume aliran permukaan suatu DAS dipengaruhi oleh penyebaran dan intensitas curah hujan di DAS yang
bersangkutan. Umumnya, laju aliran permukaan dan volume terbesar terjadi ketika seluruh DAS tersebut ikut berperan. Dengan kata lain, hujan turun merata
di seluruh wilayah DAS yang bersangkutan. Pengaruh morfometri DAS terhadap besaran dan waktu dari hidrograf aliran
yang dihasilkannya dalam hal ini terdiri atas luas, kemiringan lereng, bentuk dan kerapatan drainase DAS. Luas DAS merupakan salah satu faktor penting dalam
pembentukan hidrograf aliran. Semakin besar luas DAS, ada kecenderungan semakin besar jumlah curah hujan yang diterima. Tetapi, beda waktu time lag
antara puncak curah hujan dan puncak hidrograf aliran menjadi lebih lama. Demikian juga waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak hidrograf dan lama
waktu untuk keseluruhan hidrograf aliran juga menjadi lebih panjang. Kemiringan lereng DAS mempengaruhi perilaku hidrograf dalam hal waktu.
Semakin besar kemiringan lereng suatu DAS, semakin cepat laju aliran permukaan sehingga mempercepat respons DAS tersebut oleh adanya curah
hujan. Bentuk topografi seperti kemiringan lereng, keadaan parit dan bentuk- bentuk cekungan permukaan tanah lainnya akan mempengaruhi laju dan volume
aliran permukaan. DAS dengan sebagian besar bentang lahan datar atau pada daerah dengan cekungan-cekungan tanah tanpa saluran pembuangan outlet akan
menghasilkan aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS dengan kemiringan lereng lebih besar serta pola pengairan yang dirancang dengan
baik. Dengan kata lain, sebagian aliran air ditahan dan diperlambat kecepatannya sebelum mencapai lokasi pengamatan. Hal ini dapat diketahui dari bentuk
hidrograf yag lebih datar.
Gambar 4 Pengaruh Morfometri DAS Pada Hidrograf Aliran
Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menurunkan laju aliran permukaan daripada DAS berbentuk melebar walaupun luas keseluruhan
dari dua DAS tersebut sama. Kerapatan daerah aliran drainase juga merupakan faktor penting dalam menetukan kecepatan aliran permukaan. Semakin tinggi
kerapatan daerah aliran, semakin besar kecepatan aliran permukaan untuk curah hujan yang sama.
Pegaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dapat diterangkan bahwa vegetasi dapat memperlambat jalannya aliran permukaan dan memperbesar
jumlah air yang tertahan di dalam permukaan tanah, dan dengan demikian, menurunkan laju aliran permukaan.
2.2.3 Koefisien Aliran Permukaan