3.3. Kerangka Pemikiran Operasional
Melihat perkembangan usahatani dan produktivitas dari belimbing dewa dapat diketahui bahwa permintaan terhadap belimbing dewa cenderung terus
meningkat. Dengan adanya permintaan yang terus meningkat maka belimbing dewa berpotensi untuk dikembangkan khususnya di Kelompok Tani Maju
Bersama. Melihat hasil produksi yang tidak merata di dalam kelompok tani tersebut maka perlu dilakukan penelitian analisis usahatani dan analisis faktor
produksi. Penelitian mengenai usahatani dilakukan untuk mendapatkan perhitungan
mengenai analisis pendapatan dan RC rasio, analisis pendapatan usahatani belimbing Dewa dapat diukur berdasarkan pendapatan biaya tunai maupun
pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai merupakan selisih antara penerimaan tunai dengan pengeluaran tunai, dimana penerimaan tunai adalah nilai
uang yang diterima dari hasi penjualan sedangkan pengeluaran tunai adalah semua nilai masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam produksi, tetapi tidak
termasuk tenaga kerja petani. Pendapatan atas biaya total merupakan selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total. Pengeluaran total meliputi
pengeluaran tunai, penyusutan alat-alat dan nilai tenaga kerja. Kemudian dengan RC ratio dapat diukur mengenai seberapa menguntungkan usahatani yang
dilakukan. Kemudian perhitungan mengenai faktor-faktor produksi dilakukan untuk mengetahui faktor produksi apa saja yang signifikan dan dapat di
tingkatkan untuk menambah hasil produksi sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas.
Diharapkan hasil perhitungan usahatani mengenai belimbing Dewa di kelompoktani Maju Bersama di kecamatan Cimanggis Depok ini dapat
memberian gambaran kepada petani mengenai keuntungan yang akan didapatkan dari pertanian belimbing tersebut dan dari hasil perhitungan tersebut diharapkan
petani dapat lebih menyadari besarnya potensi belimbing dewa yang mereka usahakan dan dapat lebih meningkatkan produktivitasnya. Gambar 3 menunjukan
alur kerangka pemikiran operasional.
Gambar 3. Alur Kerangka Pemikiran Operasional
Usahatani dan Produktivitas belimbing Dewa
Permintaan belimbing yang meningkat
Pendapatan Petani Tingkat Produktivitas Petani
Analisis Usahatani 1. Analisis Penerimaan
2. Analisis Pengeluaran 3. Analisis Keuntungan Pendapatan
4. Analisis RC Ratio Analisis Faktor Produksi
Pendapatan, RC Ratio dan Produktivitas
Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Pengembangan Usahatani Belimbing Dewa
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai
responden. Kemudian pengambilan data di instansi pemerintah seperti Dinas Pertanian dan koperasi petani belimbing di Depok dan instansi yang terkait.
Pemilihan tempat dilakukan dengan sengaja purposive dengan pertimbangan Kecamatan Cimanggis merupakan salah satu kecamatan pelopor
budidaya belimbing dewa di Depok. Pelaksanaan kegiatan penelitian sejak awal pembuatan proposal hingga penyerahan skripsi dimulai sejak bulan November
2009 sampai Desember 2011.
4.2. Metode Penentuan Sampel
Pemilihan petani responden dilakukan dengan teknik nonrandom sampling dengan metode pengambilan sample metode quota sampling. Teknik quota
sampling adalah metode pengambilan sampel berdasarkan kuota tertentu. Oleh karena itu dilakukan berdasar purposive kesengajaan. Teknik sampling ini
dipilih karena populasi sampel di depok merupakan populasi yang homogen hal ini dapat dilihat dari bidang usaha dan komoditas yang sama di setiap petani
sampel. Karena populasi yang homogen maka jumlah sampel hampir tidak menjadi persoalan.
Kelompok tani yang menjadi responden adalah Kelompok Tani Maju Bersama yang merupakan kelompok tani pelopor budidaya belimbing dewa di
Depok dan merupakan salah satu kelompok tani yang paling lama dan berpengalaman di dalam budidaya belimbing sehingga ukuran pohon dan usia
pohon pada kondisi yang produktif kemudian pemilihan petani juga di pengaruhi saran dari pihak dinas pertanian sebagai penyuluh lapangan.