Penerimaan dan Biaya Usahatani Pendapatan Usahatani

e. Biaya yang diluangkan opprtunity cost f. Pemilikan cabang usaha macam tanaman lain apa yang dapat di usahakan g. Baku-timbang tujuan goal trade-off Maksud dari tujuh macam analisis usahatani tersebut pada dasarnya sama, yaitu mencari informasi tentang keragaaan suatu usahatani yang dilihat dari berbagai aspek. Kajian berbagai aspek ini sangat penting karena tiap macam tipe usahatani pada tiap macam skala usaha dan pada tiap lokasi terentu berbeda satu sama lain, karena hal tersebut memang ada perbedaan dalam karakteristik yang dimiliki pada usahatani yang bersangkutan. Usahatani pada skala usaha yang luas umumnya bermodal besar, berteknologi tinggi, manajemen modern, lebih bersifat komersial dan sebaliknya usahatani skala kecil umumnya bermodal pas-pasan, teknologi tradisional, lebih bersifat usahatani sederhana dan sifat usahanya subsisten, serta lebih bersifat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itulah maka dalam melakukan analisis usahatani harus tetap memperhatikan tujuan dilakukannya analisis sehingga data yang terkumpul tidak salah.

3.1.5. Penerimaan dan Biaya Usahatani

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produk yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan ini mencakup suatu produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani untuk bibit, digunakan untuk pembayaran dan yang disimpan Soekartawi et al, 1986. Biaya adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu periode Hernanto 1989. Biaya dapat dibedakan atas: 1. Biaya tunai, meliputi biaya tetap misal pajak tanah dan biaya variabel misal pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan dan biaya untuk tenaga kerja luar keluarga. 2. Biaya tidak tunai, meliputi biaya tetap misalnya biaya penyusutan alat-alat dan bangunan pertanian serta sewa lahan milik sendiri sedangkan biaya variabel meliputi biaya tenaga kerja dan keluarga.

3.1.6. Pendapatan Usahatani

Komponen yang terdapat dalam usahatani terdiri dari alam, tenaga kerja, modal dan manajemen. Alam merupakan faktor yang sangat menentukan pada usahatani. Faktor alam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tanah dan lingkungan alam sekitarnya. Faktor alam berkaitan dengan jenis tanah dan kesuburan tanah. Sedangkan faktor lingkungan alam sekitar adalah iklim yang berkaitan dengan keadaan suhu, ketersediaan air dan sangat menentukan dalam pemilihan komoditas yang akan diusahakan. Dalam usahatani, tanah mempunyai peranan yang penting karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, ternak, perikanan dan usahatani keseluruhan. Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu bagi usahatani yang tergantung pada musim tanam. Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan komoditas pertanian, produktivitas dan kualitas produk. Menurut sumber tenaga kerja, dalam usahatani tenaga kerja berasal dari tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar keluarga yang diperoleh dengan sistem upahan. Sedangkan menurut jenisnya, tenaga kerja dalam usahatani terdiri dari tenaga kerja manusia, ternak dan mekanik Hernanto 1995. Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga kerja ternak digunakan untuk pengolahan lahan dan pengangkutan. Tenaga kerja mekanik bersifat substitusi, yaitu digunakan sebagai pengganti tenaga kerja manusia dan ternak. Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan cara menghitung setiap kegiatan produksi masing-masing pada komoditas yang diusahakan, kemudian dijumlah untuk seluruh usahatani. Satuan yang sering digunakan dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja adalah man days atau HOK Hari Orang Kerja dan JKO Jam Orang Kerja. Modal adalah syarat utama berlangsungnya suatu usaha, demikian pula dengan usahatani. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang dipergunakan bersama dengan faktor produksi tanah dan tenaga kerja serta dengan pengelolaan yang baik maka akan menghasilkan barang-barang baru, yaitu produksi pertanian Hernanto 1995 Dengan modal, maka faktor produksi tanah dan tenaga kerja dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi manusia. Menurut sufatnya, modal dibedakan atas modal bergerak yaitu modal yang habis dalam satu periode produksi. Manajemen sebagai unsur pokok keempat dalam usahatani merupakan kemampuan petani dalam menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan input produksi yang digunakan dengan sebaik-baiknya dan dapat memberikan output seperti yang diharapkan Hernanto 1995. Ukuran keberhasilan suatu manajemen usahatani adalah produktivitas yang diperoleh dari usahatani tersebut. Menurut Osburn 1978 dalam Lita 2009 bahwa manajemen usahatani terdiri atas tiga hal yang saling terkait, yaitu manajemen sebagai suatu pekerjaan, manajemen sebagai sumberdaya, dan manajemen sebagai prosedur. Manajemen sebagai suatu pekerjaan diartikan bahwa petani harus dapat menjelaskan dan merealisasikan idenya dalam mengelola usahatani untuk memperoleh hasil seperti yang diinginkan. Manajemen sebagai sumberdaya juga sangat penting karena menentukan keberhasilan suatu usahatani dari cara petani mengelola input produksi yang digunakan dan mendapatkan output seperti yang diharapkan, sedangkan manajemen sebagai prosedur diartikan bahwa dengan petani melakukan pengelolaan yang baik dan benar maka hasil yang diperoleh akan baik pula. Suatu usahatani dikatakan berhasil jika petani dapat membayar semua biaya-biaya yang dikeluarkan dan dapat menjaga keberlangsungan usahanya. Atau penerimaan yang diterima lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Penerimaan usahatani adalah semua nilai produk yang dihasilkan dari suatu usahatani pada periode waktu tertentu. Penerimaan mencakup produk usahatani yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan untuk bibit dan pakan, digunakan untuk pembayaran dan disimpan Soekartawi et al. 1986. Penerimaan usahatani diperoleh dari perkalian antara total produksi dengan harga pasar yang berlaku pada periode waktu tertentu. Menurut Hernanto 1995 dan Soekartawi 1986 biaya usahatani secara umum meliputi biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost. Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan tidak berpengaruh terhadap besarnya jumlah produksi. Biaya tetap terdiri dari pajak, penyusutan alat-alat produksi, bunga pinjaman, sewa tanah dan iuran irigasi. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya selalu berubah dan besarnya tergantung dari jumlah produksi. Biaya yang termasuk biaya variabel adalah biaya input produksi dan upah tenaga kerja. Pengelompokan biaya usahatani yang lain adalah biaya tunai dan biaya tidak tunai diperhitungkan Hernanto 1995. Biaya tunai dan biaya tidak tunai berasal dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang termasuk dalam biaya tunai adalah iuran irigasi dan pajak tanah. Sedangkan untuk biaya variabel antara lain biaya input produksi dan upah tenaga kerja. Biaya diperhitungkan yang merupakan biaya tetap adalah biaya penyusutan dan biaya untuk tenaga kerja keluarga. Dan yang termasuk dalam biaya variabel yaitu sewa lahan. Pendapatan usahatani merupakan ukuran keuntungan yang digunakan sebagai pembanding dalam beberapa usahatani. Pendapatan usahatani diperoleh dari selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Sehingga keuntungan yang didapatkan petani ditentukan dari besar atau kecilnya biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh petani. Besarnya biaya dan pendapatan usahatani depengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1. Faktor internal dan eksternal Faktor internal maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani. Faktor yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan antara lain umur petani, pendidikan, luas lahan, dan modal. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan adalah ketersediaan input, permintaan output dan harga input dan output. 2. Faktor manajemen Petani harus dapat mengatasi faktor eksternal yang selalu berubah. Petani sebagai juru tani harus dapat melaksanakan usahataninya dengan sebaik- baiknya dengan menggunakan faktor produksi dan tenaga kerja secara efisien sehingga akan memperoleh manfaat setinggi-tingginya. Selain sebagai juru tani, petani juga bertindak sebagai manajer yang harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis, sehingga didapatkan hasil yang akan memberikan pendapatan yang maksimal. Agar dapat mengantisipasi perubahan supaya tidak salah pilih dan merugi, petani memerlukan berbagai informasi tentang kombinasi faktor produksi dan informasi mengenai harga, baik harga input maupun output.

3.1.7. Konsep Imbangan Penerimaan dan Biaya