Elastisitas Produksi dan Skala Usaha

Berdasarkan hasil analisis model diketahui bahwa variabel bebas yang berpengaruh positif dan nyata pada selang kepercayaan 95 persen terhadap produksi belimbing adalah tenaga kerja, hal ini dapat dilihat dari nilai P-Value dari variabel tenaga kerja yaitu sebesar 0,000 dalam taraf lima persen hal ini menjelaskan bahwa dengan nilai P-Value di bawah nilai alpha maka tenaga kerja berpengaruh nyata. Sedangkan nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,7998 menjelaskan bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh positif. Sisa variabel bebas lainnya berpengaruh positif dan tidak nyata serta berpengaruh negatif dan tidak nyata.

6.2. Elastisitas Produksi dan Skala Usaha

Dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas nilai koefisien regresi merupakan nilai elastisitas dari masing-masing variabel tersebut, sedangkan penjumlahan dari nilai-nilai elastisitas dapat digunakan untuk menduga keadaan skala usaha. Adapun model fungsi Cobb-Douglas-nya adalah: Y = 3,6763 X 1 0,05518 X 2 -0,02645 X 3 0,1385 X 4 0,7998 e Keterangan: Y= Total Produksi Belimbing Dewa Kg X1= Pupuk Kandang X2= Pupuk Kimia X3= Pestisida X4= Tenaga Kerja Dari model produksi yang diduga menunjukkan bahwa jumlah nilai-nilai parameter penjelas adalah 0,96703 angka ini merupakan hasil dari penjumlahan koefisien regresi faktor produksi yang dalam hal ini dianggap sebagai elastisitas dari faktor tersebut. Besaran elastisitas dari nilai total koefisien regresi tersebut juga merupakan tingkat besaran returns to scale. Penjumlahan dari nilai elastisitas tersebut dapat digunakan untuk mengetahui keadaan skala usaha. Jumlah nilai elastisitas dalam model adalah 0,96703. Hal ini menggambarkan bahwa usahatani Belimbing Dewa yang dilakukan kelompok tani Maju Bersama berada dalam skala decreasing returns to scale. Hal ini menandakan bahwa, jika input yang digunakan dalam proses produksi Belimbing Dewa secara bersama-sama ditambah sebesar satu persen, maka output yang diproduksi akan bertambah sebesar kurang dari satu persen, yakni 0,96703 persen. Model fungsi produksi tersebut juga menguji semua variabel bebas yang digunakan dalam input produksi terhadap hasil produksi, hal ini dilakukan dengan cara melakukan uji F. Nilai F-hitung pada model penduga fungsi produksi tersebut mencapai 16,02 dan nilai p-value 0,000 kondisi tersebut menjelaskan bahwa semua faktor produksi yang digunakan dalam usahatani Belimbing Dewa secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap produksi Belimbing Dewa petani responden pada selang kepercayaan 95 persen. Analisis yang digunakan dalam menguji pengaruh nyata masing-masing variabel bebas input produksi yang digunakan secara terpisah terhadap variabel tidak bebas output adalah dengan melihat nilai dari p-value. Berdasarkan nilai dari p-value yang ada, variabel bebas yang berpengaruh nyata pada taraf lima persen adalah tenaga kerja. Hasil uji terhadap pupuk kandang, pupuk kimia dan pestisida memiliki p-value yang lebih besar dari alpha lima persen, kondisi ini menunjukkan bahwa variabel bebas tersebut tidak berpengaruh nyata dalam produksi Belimbing Dewa. Model Penduga fungsi produksi yang telah dilakukan analisis dapat menunjukkan tingkat kelayakan berdasarkan asumsi OLS. Asumsi tersebut meliputi multikolinieritas, homoskedastisitas dan normalitas error. Analisis mengenai multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factors yang kurang dari 10 hal ini menunjukkan tidak terdapat multikolinieritas. Untuk analisis asumsi homoskedastisitas digunakan pendekatan grafik, grafik menunjukkan plot antara residual dengan fitted value yang tersebar dan tidak menunjukkan pola yang sistematis. Hasil analisis model penduga fungsi produksi pada petani responden secara statistik telah memenuhi asumsi OLS, hal ini juga dapat di analisis dari nilai p-value yang bernilai nol dan mengindikasikan bahwa semua variabel atau salah satu variabel dalam model regresi secara statistik tidak bernilai nol. Terpenuhinya syarat asumsi ini menunjukkan bahwa model fungsi produksi tersebut dapat digunakan dalam menduga hubungan antara variabel bebas input produksi yang digunakan terhadap hasil produksi output dalam kegiatan usahatani Belimbing Dewa. Elastisitas produksi adalah persentase perubahan output sebagai akibat persentase perubahan input. Berdasarkan model fungsi produksi yang digunakan dapat dilihat nilai elastisitas input, sehingga dapat diketahui sejauh mana pengaruh input tersebut terhadap output. Berdasarkan hasil analisis model di ketahui bahwa variabel bebas yang berpengaruh positif dan nyata pada selang kepercayaan 95 persen terhadap produksi belimbing adalah tenaga kerja, sedangkan variabel bebas lainnya berpengaruh positif dan tidak nyata serta berpengaruh negatif dan tidak nyata. Nilai koefisien tenaga kerja adalah 0,7998 dimana nilai ini termasuk inelastis yang berarti pengaruh besar kecilnya perubahan input produksi tidak terlalu besar. Nilai dari koefisien tersebut juga menunjukkan bahwa setiap penambahan tenaga kerja sebesar satu persen maka akan meningkatkan hasil produksi sebesar 0,7998 persen dengan asumsi faktor- faktor produksi lainnya tetap. Berdasarkan informasi yang diperoleh tenaga kerja memang memiliki peranan penting di dalam produksi belimbing karena tenaga kerja berkaitan langsung dengan proses perawatan buah belimbing mulai dari penyiangan, sanitasi lahan, pembungkusan, penyemprotan, serta memetik hasil panen. Kegiatan yang membutuhkan tenaga kerja paling besar adalah kegiatan membungkus buah, karena kegiatan membungkus buah harus dilakukan satu per satu, harus teliti dan hati-hati karena bila kurang hati-hati di dalam melakukan proses pembungkusan maka buah akan mudah rontok. Tentu saja hal ini sangat membutuhkan tenaga kerja manusia yang cukup besar dan proses yang dilakukan cukup lama terutama bila buah yang dibungkus cukup banyak. Penambahan lahan pada tanaman belimbing dewa tidak akan memberikan pengaruh besar karena bila dilakukan penambahan lahan maka perlu dilakukan penambahan bibit, usia bibit belimbing hingga menjadi tanaman belimbing yang siap berproduksi optimal membutuhkan waktu hingga 10 tahun, maka perhitungan mengenai faktor produksi lahan dan bibit tidak dilakuk

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani, diketahui bahwa penerimaan usahatani seluruh petani responden per hektar dalam satu tahun adalah sebesar 169.462.228,58. Pendapatan atas biaya tunai petani responden dalam penelitian ini per hektar dalam satu tahun adalah Rp 40.131.316,56 dan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 14.086.849,14. Tingkat pendapatan Belimbing Dewa di Depok Kelapa Dua adalah menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total usahatani belimbing yaitu masing masing sebesar 1,31 dan 1,09. Artinya bahwa usahatani belimbing ini menguntungkan untuk diusahakan karena memiliki RC rasio lebih dari satu. 2. Produksi belimbing dipengaruhi oleh input-input atau faktor-faktor produksi . faktor produksi yang memiliki pengaruh nyata dan positif pada selang kepercayaan 95 persen adalah tenaga kerja dan faktor produksi yang memiliki pengaruh positif namun tidak nyata terhadap produksi belimbing adalah pupuk kandang dan pestisida. Penambahan jumlah tenaga kerja akan meningkatkan jumlah produksi belimbing secara signifikan. Namun pupuk kimia merupakan faktor produksi yang memiliki pengaruh tidak nyata dan berpengaruh negatif terhadap produksi Belimbing Dewa.

7.2. Saran

1. Kegiatan usahatani Belimbing Dewa ini merupakan kegiatan usahatani yang positif dan menguntungkan dapat dilihat dari hasil RC rasio kemudian berdasarkan analisis faktor produksi yang memiliki pengaruh nyata dan positif adalah faktor tenaga kerja sehingga secara teknis penambahan jumlah tenaga kerja yang digunakan akan meningkatkan jumlah produksi secara signifikan.