Teori Biaya Konsep usahatani

3.1.2. Teori Biaya

Sudarsono 1995 Biaya tetap di definisikan sebagai biaya yang jumlahnya tidak tergantung atas dasar besar kecilnya kuantitas produksi yang dilaksanakan. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan biaya tetap ini harus dibayar dalam jumlah yang sama, yaitu termasuk dalam biaya tetap ini adalah misalnya gaji tenaga administratif, punyusutan mesin, gedung dan alat-alat lain; dan keuntungan normal yang diperhitungkan sebagai persentase tertentu dari faktor produksi tetap. Jelas bahwa sifat tetapnya biaya tetap ini akan berubah dalam jangka panjang. Tenaga administratif dapat ditambah atau dikurangi. Instalasi pabrik, gedung dan tanah dapat ditambah atau dikurangi dalam jangka panjang. Akan tetapi dalam jangka pendek perubahan ini tidak mungkin. Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Makin besar kuantitas produksi, makin besar pula jumlah biaya variabel.yang termasuk kedalam biaya variabel ini adalah biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung dan biaya eksploitasi dalam rangka pemanfaatan faktor tetap misalnya bahan bakar minyak, kerusakan kecil dan biaya perawatan lain. Biaya ini mempunyai hubungan langsung dengan kuantitas produksi perilaku kedua jenis biaya ini dapat dirumuskan dalam bentuk fungsi yang polanya dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Biaya Tetap Total dan Biaya Variabel Total Sumber: Sudarsono 1995 A Rp BTT Rp BVT BTT Q Q φ BVT Biaya Tetap Total Biaya Variabel Total

3.1.3. Konsep usahatani

Hernanto 1989 usahatani didefinisikan sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Tatalaksana organisasi itu sendiri diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang-orang, dengan demikian dapat diketahui bahwa usahatani terdiri atas manusia petani beserta keluarganya, tanah beserta fasilitas di atasnya seperti bangunan-bangunan dan saluran air dan tanaman ataupun hewan ternak. Usahatani merupakan subsistem dalam sistem agribisnis yang merupakan kegiatan pokok yang selanjutnya memiliki keterkaitan ke depan forward linkage dengan subsistem selanjutnya yaitu agroindustri dan pemasaran. Keberhasilan suatu usahatani tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Pertama adalah faktor di dalam usahatani intern itu sendri yang meliputi petani pengelola, tanah usahatani, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi, kemampuan petani mengalokasikan penerimaan keluarga dan jumlah keluarga petani. Kedua faktor diluar ekstern yang meliputi ketersediaan sarana angkutan dan komunikasi, aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan input usahatani, fasilitas kredit dan penyuluhan bagi petani. Analisa usaha dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan pengelola secara menyeluruh. Ini berarti meliputi kekayaan keluarga yang dapat dinilai dan sebagai jaminan atau agunan bank serta usahanya. Informasi ini penting bagi pengelola dalam kedudukannya yang berkaitan dengan kredit, pajak usaha dan kekayaan Soekartawi 2002 mengemukakan bahwa ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Ukuran dan jenis usahatani berkisar dari sebidang kecil usahatani dengan luas areal kurang dari satu hektar sampai dengan perusahaan pertanian yang meliputi semua lahan dari beberapa desa. Kegiatan usahatani dilaksanakan oleh seorang penggarap atau pemilik, seorang manajer yang dibayar sebuah perusahaan atau seorang pemilik yang tinggal jauh dari lahan yang dimilikinya.

3.1.4. Pemahaman Analisis Usahatani