APE yang didefinisikan dengan persamaan sebagai berikut Markidakis, et al. 1992 :
100 x
X F
X n
1 MAPE
n 1
t t
t t
∑
=
− =
................................................ 27
di mana X
t
= nilai aktual dan F
t
= nilai simulasi atau peramalan.
4.4. Sensitivitas
Sensitivitas berarti respon model terhadap stimulus yang ditujukan dengan perubahan atau kinerja model. Tujuan utama analisis ini adalah untuk mengetahui
variabel keputusan yang cukup penting leverage point untuk ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model. Metode umum yang digunakan adalah skenario terbaik-
terburuk Sterman, 2000. Jenis uji sensitivitas yang dilakukan pada penelitian ini berupa intervensi fungsional. Intervensi fungsional, yaitu intervensi terhadap
parameter tertentu atau kombinasinya. Intervensi ini setiap perubahan nilai parameter atau variabel dinaikkan atau dikurangkan 10 akan memperlihatkan
kinerja model yang berbeda terhadap nilai parameter utama.
C. Pengolahan Data
Analisis perhitungan menggunakan Microsoft Office Excel 2003 dan model dinamik menggunakan analisis simulasi Sistem Dinamik yang diolah
menggunakan software Stella versi 8.0.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan pengumpulan data di lapangan dilaksanakan pada bulan November 2007 di PG. Tersana Baru, kemudian dilanjutkan dengan analisis data
primer dan sekunder hingga penyusunan tesis pada bulan Desember 2007 sampai dengan Maret 2008.
E. PG. Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat
PG. Jatitujuh merupakan unit produksi PT. PG. Rajawali II yang berlokasi di Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Propinsi
Jawa Barat dengan luas areal pabrik sebesar 28 hektar. PG. Jatitujuh merupakan pabrik gula yang memproduksi gula SHS I. Areal pabrik tersebut terbagi atas
areal perkantoran, bangunan pabrik, gudang, bangunan mekanisasi dan bengkel, timbangan tebu, cane yard, dan bangunan fasilitas penunjang.
PG. Jatitujuh memiliki beberapa stasiun proses produksi, diantaranya : stasiun pendahuluan emplasement, stasiun gilingan, stasiun pemurnian sulfitasi
I, stasiun penguapan, stasiun pemurnian sulfitasi II, stasiun masakan, stasiun putaran, stasiun penyelesaian dan pengemasan. Pada stasiun gilingan, PG.
Jatitujuh memiliki satu mesin gilingan yang berkapasitas tebu tergiling sebanyak ± 5.000 ton tebu per hari. Pada musim giling tahun 2006, PG. Jatitujuh selama
sepuluh periode telah menggiling tebu sebanyak 522.386,30 ton tebu dan menghasilkan gula SHS I sebanyak 37.775,90 ton gula. Periode ke-VI tanggal
16 – 31 Juli 2006 merupakan periode terbanyak menggiling tebu yaitu sebesar 64.460 ton tebu dan menghasilkan gula SHS I sebanyak 4.378,20 ton gula serta
menghasilkan nilai rendemen gula tertinggi yaitu sebesar 7,3 . 31
Gambar 8. Diagram Alir Tahapan Penelitian 32
Pustaka yang relevan
Mulai
Persiapan Pengumpulan data di lapangan
Datainformasi dengan Metode Quick Scan pada
proses produksi gula Pendugaan awal
Neraca Massa Analisis
Analisis proses penggilingan tebu dan energi
Identifikasi proses penggilingan dan energi yang dapat diefisienkan
Penyusunan alternatif Pendekatan Produksi Bersih Analisis alternatif terpilih
Layak ?
Selesai Ya
Tidak
Rekomendasi Analisis Empiris
Simulasi
IV. DESKRIPSI PG. TERSANA BARU
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Pabrik gula Tersana Baru didirikan pada tahun 1937 zaman penjajahan Belanda oleh NV. Nederland Handles Maatscappij di Rotterdam. PG Tersana
Baru semula bernama Suiker Onderneming Neuw Tersana. PG Tersana Baru ini berdiri sejak tahun 1901, namun tahun yang menjadi patokan pendirian pabrik
gula ini adalah tahun 1937, karena pada tahun tersebut PG Tersana Baru mengadakan renovasi peningkatan kapasitas pabrik dan menjadi penggabungan
dari pabrik gula lain seperti Leuwing gajah dan pabrik gula yang sudah tidak beroperasi lagi, seperti Suiker Onderneming Ketanggungan West yang berdiri
sejak 1911 yang rusak akibat peperangan. Dalam perkembangannya, pabrik milik Belanda ini tidak terlepas dari
masalah-masalah politik, khususnya hubungan antara RI dengan Belanda yang saat itu sedang mempersengketakan Irian Barat. Pemerintah RI memutuskan
hubungan diplomatis dalam segala hal hubungan dagang dan politik dengan kerajaan Belanda. Memburuknya hubungan yang diikuti dengan peningkatan
konfrontasi antara pemerintah RI dengan kerajaan Belanda yang ada di Indonesia dimana perusahaan tesebut mengalami nasionalisasi termasuk PG. Tersana Baru,
kemudian diambil oleh pemerintah RI berdasarkan UU Nasionalisasi perusahaan milik Belanda No. 86 pada tanggal 31 Desember 1958. Penguasaan pabrik gula
telah diserahkan oleh NV. Nederland Handels Maatschappij kepada pusat perkebunan Negara Jawa Barat pada tanggal 31 Januari 1960.
Menurut catatan timbang terima, penyerahan pabrik gula tersebut didasarkan atas surat-surat keputusan, sebagai berikut :
1. Surat keputusan Menteri Pertanian RI No. 372MP1959 dan instruksi penguasa perang pusat No. Instperpu01011959 tertanggal 22 Oktober 1959.
2. Naskah timbang terima antar Badan Urusan Dagang Pusat dan PPN Pusat No. 2047DirBUD59 tanggal 8 Desember 1959.
Setelah diambil alih pemerintah RI, kemudian PG Tersana Baru menjadi salah satu pabrik gula yang tergabung dalam Perusahaan Perkebunan Negara
PPN kesatuan Jawa Barat VI yang didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 sesuai 33