V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Neraca Massa Proses Produksi Gula
Analisis neraca massa di PG. Tersana Baru, Jawa Barat dilakukan pada beberapa stasiun, diantaranya stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun
penguapan, stasiun pemasakan, dan stasiun pemutaran. Data perhitungan neraca massa diambil dari data limabelas harian musim giling tahun 2007 pada 10
sepuluh periode yang dilakukan PG. Tersana Baru. Data perhitungan dilakukan berdasarkan rumus Homes yang dijadikan sebagai pengawasan perusahaan dalam
industri gula. Rendemen gula terbaik pada periode ke-II musim giling 2007 tanggal 16-30 Juni 2007 yaitu 7,02 , rendemen gula terendah pada periode ke-
VIII musim giling 2007 tanggal 16-30 September 2007 yaitu 6,36, dan rendemen gula rata-rata untuk musim giling 2007 yaitu 6,68. Perhitungan
neraca massa, dapat dilihat pada Lampiran 1.
1. Stasiun Gilingan
Analisis neraca massa di stasiun Gilingan PG. Tersana Baru dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Neraca Massa di Stasiun Gilingan
Data Input
Output Terbaik
Terburuk Rata-rata
Terbaik Terburuk
Rata-rata ton
ton ton
ton ton
ton
Tebu tergiling
39.945 43.587
39.260 Air imbibisi
11.237 9.868
9.456 Ampas tebu
13.613 14.100
12.889 Nira mentah
37.428 39.206
35.692
Loss
140 148
135
Total 51.182
53.455 48.716
51.182 53.455
48.716
Sumber : PG Tersana Baru, 2007 Tabel 4 menunjukkan bahwa kinerja gilingan sangat mempengaruhi
output yang dihasilkan proses penggilingan. Kendala yang sering terjadi di stasiun gilingan adalah mesin tidak beroperasi dikarenakan rusak sehingga
mengakibatkan tebu mengalami penundaan penggilingan dan penurunan nilai rendemen gula. Selain itu, dalam proses penggilingan seringkali nira mentah yang
dihasilkan tercecer sehingga mengakibatkan loss. 44
Hasil produk samping dari proses penggilingan adalah ampas tebu. Jumlah ampas tebu yang dihasilkan pada musim giling tahun 2007 di PG. Tersana
Baru sekitar 31 – 37 dari jumlah tebu yang digiling. Ampas tebu dimanfaatkan sebagai bahan bakar ketel uap karena mengandung alkohol
sehingga bersifat mudah terbakar dan dapat menghasilkan panas yang cukup besar.
2. Stasiun Pemurnian
Analisis neraca massa di stasiun pemurnian PG. Tersana Baru, terjadi proses dimana nira mentah menghasilkan nira jernih encer dengan penambahan
kapur tohor CaOH
2
dan belerang SO
2
. Produk samping yang dihasilkan berupa blotong dan nira tapis filtrat yang masih mengandung sukrosa. Nira tapis
akan diproses kembali untuk di daur ulang di dalam bak tunggu kemudian dialirkan ke proses pemanasan pada stasiun pemurnian. Adapun neraca massa di
stasiun pemurnian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Neraca Massa di Stasiun Pemurnian pada alat Door Clarifier
Data Input
Output Terbaik
Terburuk Rata-rata
Terbaik Terburuk
Rata-rata ton
ton ton
ton ton
ton
Nira mentah nm
37.428 39.206
35.692 Nira recycle
dari RVF 799
872 785
CaSO
3
0,4 0,3
0,4 Flokulan
208 209
208 H
2
O 0,9
1,4 1,1
CaOH
2
23 16
21 Air untuk
Flokulan 447
87 191
N
2
47 32
42 47
32 42
Nira Encer Jernih
38.387 39.921
36.323 Nira Kotor
519 471
574
Total 38.954
40.423 36.940
38.954 40.423
36.940
Hasil samping dari proses pemurnian adalah blotong dan filtrat. Kotoran nira yang berasal dari door clarifier ditambahkan dengan 0,8 bagasillo dan
2,28 air siraman dari tebu yang digiling. Kemudian disaring dengan RVF Rotary Vacuum Filter sehingga terbentuk blotong. Blotong yang dihasilkan rata-
rata sebesar 2,51 dari tebu yang digiling. Jumlah ini dipengaruhi oleh beberapa 45
faktor seperti kurang optimalnya proses penyaringan yang dilakukan pada alat door clarifier dan pada RVF serta kurang optimalnya nira jernih yang dihasilkan
dari proses pemurnian. Output dalam proses pemurnian sangat dipengaruhi oleh besarnya jumlah kadar sukrosa pol dan kecilnya kerusakan kadar sukrosa yang
dihasilkan. Tabel 9. Neraca Massa di Stasiun Pemurnian pada alat Rotary Vacuum Filter
Data Input
Output Terbaik
Terburuk Rata-rata
Terbaik Terburuk
Rata-rata ton
ton ton
ton ton
ton
Nira Kotor 519
471 574
Ampas Halus
320 349
314 Air untuk
RVF 911
994 895
Blotong 951
941 998
Filtrat nira tapis
799 872
785
Total 1.751
1.813 1.784
1.751 1.813
1.784
3. Stasiun Penguapan Evaporator