2. Tebu
Bahan baku utama dalam pembuatan gula adalah tebu. Tebu yang baik adalah tebu yang memiliki nilai rendemen tinggi. Angka rendemen yang
digunakan untuk menghitung hasil dipabrik gula adalah rasio antara hasil gula kristal dengan bobot tebu yang digiling. Tebu yang diolah PG. Tersana Baru
ditanam oleh petani TRI Tebu Rakyat Intensifikasi. Sesuai dengan INPRES No. 9 pada tanggal 22 April 1975, mengenai Tebu Rakyat Intensifikasi TRI PG.
Tersana Baru, 2006. Secara umum tebu terdiri atas nira dan serabut zat padat yang tidak larut.
Nira terbagi lagi menjadi brix dan kadar sukrosa, briks larutan gula menunjukkan kandungan zat kering total yang terdiri dari sukrosa dan zat bukan gula. Akan
tetapi, kadar sukrosa larutan hanya menentukan kandungan sukrosa. Perbedaan antara briks dan kadar sukrosa adalah kandungan zat bukan gula yang terdapat
dalam larutan. Makin kecil jumlah zat bukan gulanya, makin murni sifat fisis larutan itu. Dengan demikian, kandungan kadar sukrosa tiap 100 brix
merupakan angka penilai kemurnian larutan gula, yang dalam perhitungan pengawasan dinamakan HK atau hasil bagi kemurnian.
Parameter tanaman tebu adalah kadar sukrosanya, komposisi tebu bermacam-macam tergantung dari jenis tebu, keadaan tanaman, cara
pemeliharaan, dan tingkat kemasakan tebu, komposisi tersebut akan mempengaruhi kandungan gula yang ada didalam tebu. Pada dasarnya proses
pembuatan gula di pabrik gula sendiri tidak melalui reaksi kimia, melainkan memisahkan kandungan tebu nira dari ampasnya. Oleh karena itu, kualitas tebu
sangat berpengaruh terhadap produk gula yang dihasilkan. Tebu yang baik dan sesuai adalah tebu yang memerlukan pengawasan dan pemeriksaan sebelum tebu
digiling. Pengawasan ini dilakukan dengan pemeriksaan tebu yang ada di lahan tebu yang akan dipanen. Tebu yang dipanen yaitu tebu yang sudah berumur 11
sampai 16 bulan, pada umur tesebut kadar gula yang terkandung dalam tebu sudah optimal dan siap untuk dipanen. Tebu dikatakan masak apabila telah berhenti
tumbuh dan daunnya mulai mengering, pada saat tersebut kadar gula naik sedangkan kadar air berkurang.
Penebangan tebu yang pertama kali batang tebu yang di pangkas disisakan ± 5 cm dari permukaan tanah. Sisa dari batang tebu tersebut akan tumbuh tunas
baru yang biasa disebut dengan Ratoon I, pertumbuhan ini akan terus berlangsung hingga Ratoon IV. Setelah mencapai Ratoon IV, maka pada panen berikutnya
dilakukan dengan mencabut tebu beserta akarnya dan kemudian dilakukan penanaman bibit baru.
Tebu dengan kadar sukrosa yang tinggi memerlukan syarat-syarat tumbuh yaitu dibutuhkan banyak curah hujan di waktu muda dan dikurangi curah hujan di
waktu tua. Hal ini dimaksudkan bahwa penanaman tebu ini termasuk ke dalam peralihan musim hujan ke musim kemarau. Tipe curah hujan di perkebunan tebu
olahan PG. Tersana Baru dengan lokasi kebun tebu yang tidak jauh dari lingkungan pabrik ini rata-rata 1.500 mm per tahun dengan suhu rata-rata tertinggi
30 °
C di bulan September dan terendah 25 °
C di bulan Januari, dan kelembaban udara relatif rata-rata berkisar 78 – 82. Oleh karena itu, tebu biasanya ditanam
pada akhir musim penghujan di saat akan memasuki musim kemarau. Kandungan yang terdapat dalam satu batang tebu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi dan Kadar Batang Tebu
Bahan penyusun Kadar
Bahan penyusun Kadar
A. Tebu 2. Garam-garam
- Air 73 - 76
- Anorganik 3 - 4,5
- Zat padat 24 - 27
- Organik 1,5 - 4,5
- Zat padat terlarut 10 - 16
3. Asam organik bebas 0,5 - 2,5
- Sabut kering 11 - 16
- Asam karboksilat 0,1 - 0,5
B. Nira - Asam amino
0,5 - 0,2 1. Gula
75 - 92 4. Non Organik
0,5 - Sakarosa
70 - 78 - Protein
0,6 - Glukosa
2 - 4 - Pati
0,001 - 0,05 - Fruktosa
2 - 4 - Gum
0,30 - 0,60
3. Proses Pengolahan Gula