Gambar 30.  Dinamika Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar Sukrosa Ampas Tebu Akibat Perubahan Parameter
Sensitif
3.  Hasil Simulasi Pemodelan
Nilai indikator kinerja standar, tebu tergiling sebanyak 2.951,87 tonhari, nira   mentah   sekitar   91,03      dan   bahan   ampas   tebu   sekitar   32,82.  Simulasi
dilakukan sebanyak limabelas parameter penambahan air imbibisi yaitu sebesar 21,20,   22,19, 23,17, 24,16, 25,14, 26,13, 27,11, 28,10, 29,09,
30,07,   31,06,   32,04,   33,03,   34,01,   dan   35,00.   Hasil   simulasi pemodelan diharapkan dapat mencari titik optimum penambahan air imbibisi yang
akan  mempengaruhi  kadar  air  ampas  tebu  dan  kadar  sukrosa ampas  tebu  yang dihasilkan,   sehingga   dengan   pemodelan   ini,   PG.   Tersana   Baru   dapat
memperkirakan seberapa besar presentase air yang diberikan pada proses produksi gula   setiap   harinya,   sehingga   kehilangan   gula   yang   dikhawatirkan   dapat
diminimalisasi   atau   dihilangkan.  Simulasi   ini,   disesuaikan   dengan   data   hasil perhitungan dari data laporan limabelasharian PG. Tersana Baru periode giling
2007. Gambar yang menunjukkan Hubungan antara pengaruh air imbibisi dasar terhadap kadar air ampas tebu yang disimulasikan dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31.  Hubungan Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar Air Ampas Tebu yang disimulasikan
R
2
= 1
40 45
50 55
60 65
70
21,20 23,17
25,14 27,11
29,09 31,06
33,03 35,00
air imbibisi ka
d a
r a
ir a
m pa
s t
e bu
Kondisi terbaik
Kondisi terburuk
1 2
3 4
5 6
7
22.19 22.64
23.08 23.42
23.44 23.47
23.92 24.22
air imbibisi k
ada r s
ukro sa
a m
pa s t
ebu
da s a r na ik 10
turun 10
Berdasarkan   simulasi   yang   dilakukan,   Gambar   31   menjelaskan   bahwa semakin banyak air imbibisi yang ditambahkan dalam proses produksi gula, maka
kadar   air   ampas   tebu   yang   dihasilkan   akan   cenderung   meningkat.   Peningkatan dipengaruhi oleh persentase kadar air nira mentah dikurangi oleh persentase air
imbibisi total ditambah dengan persentase kadar air tebu. Dari Gambar 32 dapat disimpulkan   bahwa   penambahan   air   imbibisi   sangat   mempengaruhi   kadar   air
ampas   tebu   yang   dihasilkan.   Hubungan   antara   pengaruh   air   imbibisi   dasar terhadap kadar sukrosa ampas tebu yang disimulasikan dapat dilihat pada Gambar
32.
Gambar   32   menjelaskan   bahwa   penambahan   air   imbibisi   akan mempengaruhi   kadar   sukrosa   ampas   tebu   yang   digunakan   pada   simulasi   ini.
Semakin banyak air imbibisi yang ditambahkan, maka kadar sukrosa ampas tebu yang digunakan akan semakin menurun. Penurunan disebabkan penambahan air
imbibisi   mempengaruhi   berkurangnya   kadar   sukrosa   ampas   tebu,   sehingga diharapkan gula akan larut ke dalam nira mentah. Akan tetapi, pada titik tertentu,
penambahan air imbibisi tidak mempengaruhi penurunan kadar sukrosa. Hal ini disebabkan kadar sukrosa  dalam tebu memiliki kandungan sukrosa yang terbatas.
Sehingga   apabila   air   imbibisi   ditambahkan   sebanyak   apapun   pada   proses penggilingan, tidak akan mengurangi jumlah kadar sukrosa yang ada pada tebu.
Dari   Gambar   34   dapat   disimpulkan   bahwa   penambahan   air   imbibisi   sangat mempengaruhi kadar sukrosa ampas tebu yang dihasilkan. Tabel hasil hubungan
pengaruh   penambahan   air   imbibisi   terhadap   kadar   air   ampas   tebu   dan   kadar sukrosa ampas tebu dapat dilihat pada Tabel 19 dan Tabel 20.
Gambar 32.  Hubungan Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar Sukrosa Ampas Tebu yang disimulasikan
R
2
= 0,6723 1
2 3
4 5
6 7
21,20 23,17
25,14 27,11
29,09 31,06
33,03 35,00
air imbibisi k
ada r s
ukros a
a m
p a
s t e
b u
Tabel 19.   Hasil Hubungan Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar Air Ampas Tebu yang disimulasikan
No. Air Imbibisi
KA Ampas Tebu
1 21,20
48,94 2
22,19 49,92
3 23,17
50,91 4
24,16 51,90
5 25,14
52,88 6
26,13 53,87
7 27,11
54,85 8
28,10 55,84
9 29,09
56,82 10
30,07 57,81
11 31,06
58,80 12
32,04 59,78
13 33,03
60,77 14
34,01 61,75
15 35,00
62,74
Tabel 20.   Hasil Hubungan Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar sukrosa Ampas Tebu yang disimulasikan
No. Air Imbibisi
Kadar sukrosa Ampas Tebu
1 21,20
5,18 2
22,19 4,19
3 23,17
3,21 4
24,16 2,22
5 25,14
1,23 6
26,13 0,25
7 27,11
8 28,10
9 29,09
10 30,07
11 31,06
12 32,04
13 33,03
14 34,01
15 35,00
Berdasarkan   Tabel   19   dan   Tabel   20,   dapat   diketahui  bahwa   hasil   model simulasi   sistem   dinamik   pengaruh   penambahan   air   imbibisi   terhadap   sistem
kinerja mesin gilingan di stasiun gilingan PG. Tersana Baru pada titik maksimum penambahan   air   imbibisi   sebesar   24,16   menghasilkan   kadar   air   ampas   tebu
sebesar 51,90 dan kadar sukrosa sebesar 2,22. 77
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Berdasarkan,   hasil   perhitungan,   pembahasan,   dan   simulasi   yang   telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Rancangan perbaikan proses penggilingan di stasiun gilingan dapat dilakukan
dengan   mengatur   penambahan   air   imbibisi   sebesar   22,64   untuk   setiap proses penggilingan.
2. Rancangan konsumsi ampas tebu dan IDO yang optimum dapat dihasilkan
sebesar   4.651.698   kkalton   gula   atau   sebesar   297.297   kkalton   tebu   dan sebesar   18.278   kkalton   gula   atau   sebesar   1.168   kkalton   tebu,   sehingga
menghasilkan konsumsi energi bahan bakar sebesar 298.466 kkalton tebu. 3. Indikasi  penghematan  konsumsi  energi bahan  bakar  yang  dihasilkan  adalah
sebesar  227.418  kkalton   tebu   atau   sebesar   Rp.  764.184.666.153,00tahun. Penghematan   dapat   terjadi   apabila   semua   proses   penggilingan   dilakukan
selama satu musim giling. 4.  Penambahan air imbibisi pada proses penggilingan di stasiun gilingan dalam
Model   Simulasi   sistem   dinamik   dilakukan   pada   interval   21,20   -   35   akan menghasilkan kadar air ampas tebu dengan kisaran antara 49,21 - 62,74 dan
kadar sukrosa ampas tebu dengan kisaran antara 0 - 5,18.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah : 1. Pengoptimalan penambahan air imbibisi di PG. Tersana Baru musim giling ta
hun 2007 dapat tercapai pada proses penggilingan periode ke-VIII yaitu pada tanggal 16 sampai 30 September 2007 dengan indikasi penambahan air imbi
bisi sebesar 22,64. 2. Perlu dikaji kemungkinan penerapan produksi bersih terhadap  in house kee
ping  pada  proses   penggilingan   di   stasiun   gilingan   untuk   mengatasi  ceceran nira mentah sehingga dapat dialirkan kembali ke tahapan proses selanjutnya.