Limbah Padat Limbah Udara

flokulasi dan diendapkan pada unit bak pengendap, kemudian air limbah diendapkan secara optimal dengan proses biologi lumpur aktif. Pengendapan proses biologi harus memperhatikan kontrol pH dan nutrein, pH netral 6-8. Parameter yang harus dianalisis dalam pemantauan kualitas limbah cair industri gula menurut SK Gubernur Jawa Barat No. 6 tahun 1999 adalah BOD5, COD, TSS, pH, total Nitrogen, Minyak dan Lemak, dan Sulfida sebagai S. Gambar skema Intalasi Pengolahan Air Limbah PG. Tersana Baru dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL PG. Tersana Baru Keterangan Gambar : 1. Unit Koagulasi 5. Unit Stabilisasi 9. Unit Pengering lumpur 2. Unit Flokulasi 6. Unit Klarifikasi 10. Unit Kontrol Biologi 3. Unit Sedimentasi 7. Unit Transisi 11. Flow Meter Pengukur 4. Unit Aerasi 8. Unit Filtrasi Karbon Aktif Debit Air

2. Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan dari produksi gula di PG. Tersana Baru ini adalah blotong, ampas tebu, dan abu ketel. Blotong merupakan bahan sisa penapisan yang dihasilkan pada proses penyaringan di stasiun pemurnian yang berwarna hitam. PG. Tersana Baru, memanfaatkan blotong sebagai bahan utama pupuk mixorganik dan kompos untuk perkebunan tebu. Ampas tebu yang dihasilkan PG. Tersana Baru, dimanfaatkan sebagai bahan bakar ketel uap, karena ampas tebu mengandung alkohol yang mudah menghasilkan panas untuk proses 40 1 2 3 5 4 6 7 10 11 9 8 pembakaran. Abu ketel yang dihasilkan dari cerobong asap ketel PG. Tersana Baru dilengkapi dengan dust collector. Abu ketel yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai bahan urug dan campuran pupuk granula oleh petani. Selain itu abu dicampurkan ke air kemudian dialirkan ke bak pemisah sebelum dibuang ke saluran irigasi.

3. Limbah Udara

Limbah udara yang dihasilkan PG. Tersana Baru berasal dari ketel uap, proses pemurnian, sugar rotary dryer and cooller. Pada ketel uap, kurangnya ampas tebu yang dibakar menyebabkan PG. Tersna Baru harus menggunakan IDO sebagai bahan bakar tambahan. Hasil pembakaran IDO akan mengeluarkan gas yang berwarna hitam pekat ke lingkungan. PG. Tersana Baru memiliki lima serobong asap, dua cerobong memiliki ketinggian 25 meter untuk ketel uap tekanan rendah, dua cerobong yang lain untuk ketel uap tekanan menengah yang dilengkapi dengan dust collector pengumpul debu. Pada sugar rotary dryer and cooller terdapat gas yang masih bercampur dengan debu gula. Debu gula yang keluar melalui cerobong pembuangan lalu ditangkap dengan menggunakan dust collector berupa water spray. Water spray mengikat debu gula dan membawa debu gula menuju tangki penampungan untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam leburan proses pemasakan. Teknologi pengendalian pencemaran udara yang dilakukan di PG. Tersana Baru adalah teknologi yang menguji kualitas udara emisi, ambien, dan indoor serta kebisingan yang dilakukan oleh Laboratorium Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bandung Departemen Tenaga Kerja Bandung. Berdasarkan hasil pengujian kualitas udara ambien lokasi arah angin Up Wind dan Down Wind dan pengujian eminisi sumber tidak bergerak cerobong, didapatkan bahwa seluruh parameter NO 2 , SO 2 , CO, NH 3 , DebuTSP memiliki nilai di bawah baku mutu, seperti yang terlihat pada Tabel 5 dan Tabel 6 . Nilai ambang batas untuk gas ambien NH 3 , H 2 S mengacu pada SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No. : 660.31SK694-BKPMD82 dan Baku Mutu udara ambien Nasional NO 2 , SO 2 , CO, dan Debu berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 41 tahun 1999. Sedangkan nilai Baku Mutu Emisi tidak Bererak mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup 41 No. : Kep. 13MENLH31995. hal ini menunjukkan bahwa aktivitas PG. Tersana Baru tidak mengganggu kualitas udara masyarakat sekitar pabrik dan cerobong PG. Tersana Baru masih layak digunakan. Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kualitas Udara Ambien Lokasi Up Wind dan Down Wind No. Parameter Satuan Hasil Analisis Up Wind Hasil Analisis Down Wind Baku Mutu NAB Metode Peralatan 1 NO 2 µgrm 3 19,64 37,62 150 Griess Salizman UV-VIS Spectrofotometer 2 SO 2 µgrm 3 5,52 17,59 365 Pamrosanilain UV-VIS Spectrofotometer 3 CO µgrm 3 288,75 361,37 10 Iodine Pentoksida UV-VIS Spectrofotometer 4 NH 3 µgrm 3 0,03 0,04 2 Nesser UV-VIS Spectrofotometer 5 H 2 S µgrm 3 2,69 3,20 24 Mercury Tiosianat Gravimetric UV-VIS Spectrofotometer 6 Debu TSP µgrm 3 107,52 196,14 230 UV-VIS Spectrofotometer Suhu o C 32-34 31-33 Kelembaban RH 59-61 56-57 Kecepatan Angin mdetik 0,2-2,8 0,2-3,4 Arah Angin ke- - Barat Laut Barat Laut Cuaca - Cerah Cerah Sumber : PG. Tersana Baru, 2006 42 Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Emisi Cerobong No. Parameter Satuan Hasil Analisis Baku Mutu NAB Metode Peralatan 1 NO 2 µgrm 3 64,39 150 Griess Salizman UV-VIS Spectrofotometer 2 SO 2 µgrm 3 32,17 365 Pamrosanilain UV-VIS Spectrofotometer 3 CO µgrm 3 4,521,85 10 Iodine Pentoksida UV-VIS Spectrofotometer 4 NH 3 µgrm 3 47,24 2 Nesser UV-VIS Spectrofotometer 5 H 2 S µgrm 3 8,10 24 Mercury Tiosianat Gravimetric UV-VIS Spectrofotometer 6 Debu TSP µgrm 3 1,128,09 230 UV-VIS Spectrofotometer Suhu o C 21,50 Kelembaban RH 55,00 Cuaca - Cerah Sumber : PG. Tersana Baru, 2006 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN