Penilaian Produksi Bersih suatu Perusahaan Metode Quick Scan

3. Penilaian Produksi Bersih suatu Perusahaan

Banyak organisasi yang mengeluarkan manual metodologi penilaian produksi bersih dengan berbagai macam keragaman dan kelengkapannya, namun dari manual-manual tersebut pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama yaitu memusatkan pada ulasan suatu perusahaan mengenai proses produksinya, mengidentifikasi pemakaian sumberdaya, mengurangi bahan-bahan beracun dan munculnya limbah. Penilaian produksi bersih yang baik akan mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Menyajikan semua informasi yang tersedia pada unit operasi, bahan baku, produk, air dan penggunaan energi. 2. Menjelaskan sumber, kuantitas dan jenis limbah yang timbul. 3. Mengidentifikasi dimana terjadi proses inefisiensi dan wilayah yang terdapat salah manajemen. 4. Mengidentifikasi ektifitas kerusakan lingkungan. 5. Mengidentifikasi dimana opsi produksi bersih dapat diterapkan dan menghitung jumlah biaya dan manfaat dari implementasi opsi tersebut. 6. Menentukan prioritas opsi produksi bersih yang telah diidentifikasi. Prioritas diukur dari biaya yang rendah atau tidak memerlukan biaya dan yang memberikan pay back periods pendek. Secara skematis metodologi penilaian yang dikeluarkan UNEP 2003 dapat ditampilkan sebagai berikut : Gambar 3. Diagram Alir Metodologi Penilaian pada Suatu Industri 17

4. Metode Quick Scan

Metode Quick Scan terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pendugaan awal, tahap analisis melalui neraca bahan dan tahap sistesis atau implementasi. Secara umum dapat dilihat pada Gambar 4. 18 FASE 1 : PENDUGAAN AWAL PERSIAPAN TEKNOLOGI Step 1 menyiapkan tim audit dan sumber daya Step 2 membagi proses ke dalam satuan-satuan operasi Step 3 menyusun diagram alir proses sesuai satuan operasi FASE 2 : NERACA BAHAN INPUT-INPUT PROSES Step 4 menentukan input-input Step 5 mencatat penggunaan air Step 6 menentukan level reuse recycling limbah OUTPUT-OUTPUT PROSES Step 7 kualifikasi produkhasil samping Step 8 menghitung jumlah limbah cair Step 9 menghitung jumlah emisi gas MENURUNKAN NERACA BAHAN Step 11 menyatukan informasi input dan output Step 12 menurunkan persiapan neraca bahan Step 1314 mengevaluasi dan memperhalus neraca bahan FASE 3 : SINTESA IDENTIFIKASI PILIHAN REDUKSI LIMBAH Step 15 identifikasi pengukuran reduksi limbah Step 16 tujuan dan karakteristik permasalahan limbah Step 17 investigasi peluang pemisahan limbah Step 18 identifikasi jangka waktu reduksi limbah EVALUASI PILIHAN REDUKSI LIMBAH Step 19 mempertimbangkan evaluasi lingkungan dan ekonomi dari pilihan reduksi limbah, mencatat kelayakan pilihan IMPLEMENTASI REDUKSI LIMBAH Step 20 desain dan imlementasi reduksi limbah untuk meningkatkan efisiensi proses Gambar 4. Pendekatan Produksi Bersih dengan Metode Quick Scan

C. Pemodelan Sistem Dinamik

Pemodelan adalah suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah objek atau situasi aktual Eriyatno, 1998. Istilah lainnya disebut tiruan model dunia nyata yang dibuat virtual Sterman, 2000. Karena bentuknya tiruan, model tidak mesti harus sama persis dengan aslinya, tetapi minimal memiliki keserupaan mirip. Pemodelan merupakan proses iteratif, dimana hasil pada setiap langkah dikembalikan lagi untuk diperbaiki agar didapatkan hasil yang mendekati model aslinya dunia nyata yang cukup ideal untuk dapat dijadikan representasi Eriyatno, 1998; Sterman, 2000. Proses pemodelan terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut Gamber 5: 1. Perumusan masalah dan pemilihan batasan dunia nyata. Tahap ini meliputi kegiatan pemilihan tema yang akan dikaji, penentuan variabel kunci, rencana waktu untuk mempertimbangkan masa depan yang jadi pertimbangan serta seberapa jauh kejadian masa lalu dari akar masalah tersebut dan selanjutnya mendefinisikan masalah dinamisnya. 2. Formulasi hipotesis dinamis dengan menetapkan hipotesis berdasarkan pada teori perilaku terhadap masalahnya dan bangun peta struktur kausal melalui gambaran model mental pemodel dengan bantuan alat-alat seperti causal loop diagrams CLD, stock flow diagrams SFD, dan alat lainnya. Model mental adalah asumsi yang sangat dalam melekat, umum atau bahkan suatu gambaran dari bayangan atau citra yang berpengaruh pada bagaimana kita memahami dunia dan bagaimana kita mengambil tindakan Senge, 1995. 3. Tahap formulasi model simulasi dengan membuat spesifikasi struktur, aturan keputusan, estimasi parameter dan uji konsistensi dengan tujuan dan batasan yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Pengujian meliputi pengujian membandingkan dari model yang dijadikan referensi, pengujian kehandalan robustness, dan uji sensitivitas. 5. Evaluasi dan perancangan kebijakan berdasarkan skenario yang telah diujicobakan dari hasil simulasi. Perancangan kebijakan mempertimbangkan analisis dampak yang ditimbulkan, kehandalan model pada skenario yang berbeda dengan tingkat ketidakpastian yang berbeda pula serta keterkaitan antar kebijakan agar dapat bersinergi. 19