Kehilangan gula dan pemborosan energi pada proses produksi dapat diminimalisasi dengan melakukan berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan
yang sesuai untuk diterapkan dalam proses proses produksi gula adalah pendekatan produksi bersih. Menurut USAID 1997, produksi bersih merupakan
suatu pendekatan yang mengarah pada peningkatan efisiensi proses produksi dan perbaikan atau meningkatkan sistem operasi dan prosedur kerja.
Studi ini dilakukan dengan studi khusus di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat. Pengoptimalan pendekatan produksi bersih dari aspek
lingkungan, di PG. Tersana Baru dapat ditingkatkan dengan melakukan perbaikan pada proses produksi dan prosedur kerja. Fokus penelitian ini adalah pengaruh
penambahan air imbibisi terhadap peningkatan efisiensi proses produksi dengan pendekatan produksi bersih di stasiun gilingan. Stasiun gilingan dipilih, karena
tahapan prosesnya paling banyak berinteraksi dengan limbah berupa baggasse. Selama ini, bagasse selain dimanfaatkan sebagai bahan bakar ketel uap, bagasse
juga dimanfaatkan sebagai bahan baku papan partikel, kertas, pulp, dan kanvas rem.
B. Perumusan Masalah
Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan unit-unit operasi. Kegiatan proses produksi adalah kegiatan proses pengolahan tebu sampai
menjadi gula. Proses tersebut diawali, dengan pemotongan batang-batang tebu, kemudian dimasukkan ke stasiun gilingan dan menghasilkan nira mentah. Nira
mentah masuk ke stasiun pemurnian dan menghasilkan nira jernih. Nira jernih dihilangkan kandungan airnya melalui proses penguapan dan menghasilkan nira
kental. Nira kental dimasak dan selanjutnya dikristalkan. Hasil dari pengkristalan nira kental adalah gula pasir Moerdokusumo, 1993. Kegiatan unit-unit operasi
merupakan kegiatan pendukung proses produksi. Kegiatannya dilakukan di stasiun uap, stasiun listrik dan stasiun air.
Menurut Purwono 2003, kehilangan gula dipengaruhi oleh proses penggilingan, pemurnian dan pengristalan yang kurang baik. Kehilangan gula
pada proses penggilingan di PG. Tersana Baru musim giling 2007, rata-rata 2,57 atau senilai dengan 24,85 ton tebu per hari. Tahap penggilingan secara proses
merupakan fase pertama proses produksi yang diharapkan memiliki efisiensi 2
tinggi. Penentuan efisiensi tersebut dilakukan untuk menentukan jumlah gula yang mampu dipisahkan dari tebu sebelum masuk ke proses lainnya. Oleh karena itu,
penelitian ini difokuskan pada perbaikan proses penggilingan. Proses penggilingan berkaitan erat dengan kehilangan gula dalam ampas
tebu. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mendapatkan solusi dalam mengatasi kehilangan gula pada proses produksi di stasiun gilingan, diperlukan
analisis pada proses penggilingan terutama berkaitan dengan penambahan air imbibisi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang perbaikan proses di stasiun gilingan melalui strategi pendekatan produksi bersih untuk mereduksi kehilangan
gula dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi uap dan bahan bakar serta merancang model dinamik pengaruh penambahan air imbibisi terhadap kadar air
ampas tebu dan kadar sukrosa ampas tebu pada proses penggilingan di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat.
D. Ruang Lingkup Penelitian