dalam penelitian ini merupakan suatu perangkat lunak yang dibuat atas dasar model sitem dinamik dengan kemampuan tinggi dalam melakukan simulasi.
1. Stock Flow Diagrams SFD
SFD sebagai konsep sentral dalam teori sitem dinamik. Stock adalah akumulasi atau pengumpulan dan karakterstik keadaan sistem dan pembangkit
informasi, di mana aksi dan keputusan didasarkan padanya. Stock digabungkan dengan rate atau flow sebagai aliran informasi, sehingga stock menjadi sumber
ketidakseimbangan dinamis dalam sistem. SFD Gambar 6 secara umum dapat diilustrasikan dengan sebuah sistem bak mandi yang dihubungkan dengan dua
kran masukan dan keluaran air. Kedua kran sebagai pengontrol akumulasi air dalam bak. Besar kecilnya nilai dalam stock dan flow berdasarkan perhitungan
persamaan matematik integral dan diferensial. Persamaan matematik stock merupakan integrasi dari nilai inflow dan outflow.
Gambar 6. Stock Flow Diagrams
D. Penelitian Terdahulu
Lestari 2006 menyatakan bahwa sistem imbibisi yang baik adalah sistem yang dapat mengurangi kehilangan gula dalam ampas tebu. Berdasarkan
penelitiannya di PG. Pesantren Baru, Kediri, Jawa Timur, Lestari 2006 melakukan penghematan penggunaan residu dengan menurunkan penggunaan air
imbibisi sebanyak 6,52 dari 38,88 menjadi 32,36, sehingga kadar air ampas tebu yang dihasilkan berkurang sebanyak 1,75 dari 53 menjadi 51,25.
Penghematan residu dilakukan dengan cara mensimulasikan pemakaian energi bahan bakar yang dihasilkan dengan beberapa angka percobaan sehingga
didapatkan penggunaan residu yang rendah dan penggunaan ampas tebu yang tinggi.
Purnama 2006 menyatakan bahwa air imbibisi digunakan untuk lebih mengoptimalkan nira mentah yang dihasilkan stasiun gilingan sekaligus
? Stock
? Inf low
? Outf low
mengurangi kehilangan gula dalam ampas tebu. Berdasarkan penelitiannya di PG. Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat, Purnama 2006 melakukan penghematan
pemberian air imbibisi sebesar 5 dari 30 air imbibisi yang diberikan menjadi 25. Dengan penghematan tersebut, kadar air ampas tebu dapat dikurangi
sebanyak 1 yaitu dari 51 menjadi 50, konsentrasi gula meningkat, dan rendemen gula yang dihasilkan meningkat. Penghematan dilakukan dengan cara
mensimulasikan neraca massa proses penggilingan dengan beberapa macam angka percobaan untuk mendapatkan kondisi yang optimum.
Laksmana 2007 menyatakan bahwa penambahan air imbibisi akan menurunkan nilai kadar sukrosa yang ikut dalam ampas tebu, sehingga jumlah
nira mentah yang dihasilkan semakin tinggi. Pada penelitiannya di PG. Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat, Laksmana 2007 melakukan perhitungan untuk
mengetahui jumlah gula yang terkandung dalam ampas tebu yang kemudian dikonversi ke dalam Rupiah. Kandungan gula dalam ampas tebu pada musim
giling 2006 di PG. Jatitujuh adalah sebesar 3.855 ton. Dengan melakukan penurunan persentase kadar sukrosa dalam ampas tebu sebesar 0,2 dari 2,24
menjadi 2,04 akan menurunkan kehilangan gula dalam ampas tebu sebesar 34,57 ton gula atau sebanding dengan Rp. 165.957.312,00musim giling.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Pemikiran
Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan kegiatan unit-unit operasi. Kegiatan proses produksi berlangsung pada proses penggilingan,
pemurnian, pemasakan, pengristalan, pemutaran hingga pengemasan dengan tujuan untuk menghasilkan produk gula secara maksimal. Sedangkan kegiatan
unit-unit operasi berlangsung di stasiun uap, stasiun listrik, dan stasiun air. PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat sebagai salah satu
PG di Indonesia harus melakukan efisiensi di setiap proses produksi. Penelitian ini dikhususkan pada pengkajian proses penggilingan. Hal itu dilakukan, karena
proses penggilingan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam menghasilkan gula dan menghasilkan kadar air ampas tebu yang sangat mempengaruhi nira
mentah dan ampas tebu yang dihasilkan. Pembenahan dilakukan untuk mengefisienkan proses produksi dengan meminimalisasi kehilangan gula dan
menekan pemborosan energi. Pembenahan tersebut dititik-beratkan pada proses ekstraksi di stasiun gilingan.
Berdasarkan dari permasalahan tersebut, PG. Tersana Baru diharapkan dapat melakukan pembenahan secara menyeluruh dengan melakukan penerapan
produksi bersih baik pada proses produksi maupun pada unit-unit operasi. Penerapan produksi bersih tersebut diharapkan memberikan pengaruh yang baik
pada PG. Tersana Baru sehingga proses produksi dan unit-unit produksi dapat berjalan secara optimal, dapat meningkatkan nilai rendemen gula dan dapat
memberikan manfaat ekonomi sekaligus manfaat lingkungan. Secara singkat, kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 7.