33
commuterline Jabodetabek Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaketristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiyono,2009:62. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan
sampel yang tidak memeberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
sampling dalam penelitian ini adalah melalui cara accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok sebagai sumber data.
Sugiono 2009:74 memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian beberapa diantaranya sebagai berikut: Ukuran sampel yang layak
dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate korelasi atau regeresi ganda
misalnya, maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
Sampel dalam penelitian ini adalah orang yang pernah menggunakan jasa kereta commuterline. Mengingat populasi yang diteliti tidak terbatas atau tidak
diketahui dengan pasti, dengan demikian peneliti menetapkan sampel sebanyak 100 responden.
C. Teknik pengumpulan data
Beberapa metode yang peneliti lakukan dalam memperoleh data yang
34
diperlukan dalam penyusunan penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut
1. Data primer Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli langsung atau
biasa disebut pada umunya sebagai nara sumber. Pengumpulan data ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan, tertulis atau verbal yang diijawab responden Malhotra,
2009:325 Menurut Ghozali 2011:47, pada penelitian di bidang ilmu sosial
seperti manajemen umumya variabel-variabel penelitiannya dirumuskan sebagai sebuah variabel konstruk, yaitu variabel yang tidak dapat diukur
secara langsung tetapi dibentuk melalui dimensi-dimensi yang diamati atau indikator-indikator yang diamati. Jawaban dari kuesioner tersebut
diberi bobot skor atau nilai sebagai berikut: 1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju 3 = Ragu-ragu
4 = Setuju
5 = Sanngat Setuju
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain
untuk menyelesaikan maslah yang dihadapi. Malhotra, 2009:121. Data
35
sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai sumber bahan tertulis studi kepustakaan dalam bentuk buku, literature, internet, dan sumber tertulis
lainnya yang relevan dengan judul penelitian serta dapat di pertanggung
jawabkan kebenarannya.
D. Metode Analisis Data
1. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut Ghazali, 2011:52. dikatakan atau tidaknya menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengungkapkan apa yang diukur. Jika
instrument dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur ketepatan.
Umumnya syarat minimum untuk dapat dianggap memenuhi syarat adalah apabila r positif +. Jadi korelasi antar pernyataan dengan skor
total negatif - maka pernyataan dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid. Angka yang direkomendasikan untuk nilai alpha 0,05, dalam
penelitian ini, jumlah sampel 100 responden yaitu: df = 100-2 = 98 didapat r tabel = 0,196 Ghazali, 2011:52
36
2. Uji Reliabilitas
Pengujian realibilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat test instrument. Suatu instrument dapat
dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi apabila hasil dari pengujian tersebut menunjukkan hasil tetap. Dengan demikian instrument
yang realiabil akan menghasilkan data yang benar atau data yang sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Realibilitas suatu konstruk variabel
dikatakan baik jika memiliki nilai cronbach alpha dari 0.60 Surjaweni, dan Endrayanto, 2012:198.
3. Uji Asumsi Klasik
Tujuan dari uji asumsi klasik linear berganda adalah untuk melihat asumsi tertentu tentang pola perilaku variabel yang dikenal dengan asumsi
dasar regresi, yaitu: a. Normalitas
Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik
dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Menurut Ghazali 2011:160 ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu: 1 Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
37
Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk umlah sampel yang kecil. Pada
prinsipnya nornalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu doagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: a Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. b Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi uji
asumsi normalitas. 2 Analisis Statistik
Salah satu uji statistika yang dapat digunakan untuk menguji normalitas resiudal adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-
Smirnov K-S Ghozali, 2011:164. Dengan hipotesis:
a Membuat hipotesis dalam uraian kalimat Ho: Data berdistribusi Normal
Ha: Data tidak berdistribusi normal b Kaidah pengujian
Jika probabilitas sig 0,05 maka Ho diterima
38
Jika probabilitas sig 0,05 maka Ho ditolak c Keputusan
Data berdistribusi normal b. Multikoloinearitas
Uji multikoloineritas bertujun untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Artinya, uji ini melihat adakah hubungan linear antara
variable dependen dan independen pada sebuah regresi. Untik mnegtahui mulitikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
Variante Inflation Faktor VIF, nilai toleransi yang besarnya 0,1 dan nilai VIF 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas pada
variabel independennya Ghozali, 2011:106; c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka dikatakan homoskedasitas dan jika berbeda maka
dikatakan heteroskedasitas. Kita dapat melihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar
membentuk pola tertentu atau teratur maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Tapi sebaliknya apabila titik-titik yang
menyebar diatas dan dibawah sumbu angka 0 sumbu Y, maka terjadi
39
heteroskedastisitas. Model
regresi yang
baik adalah
yang homoskedasitas
atau tidak
terjadi heteroskedastisitas
Ghozali,2011:139.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji parsial uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
suatu variabel independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen Ghozali, 2011:98. Untk melihat apakah masing-
masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara langsung dengan
α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesis, maka cara yang dilakukan adalah:
1 Ho: β
1
= 0; Tidak ada pengaruh antara variabel harapan pelanggan X
1
terhadap variabel kepuasan pelanggan Y. Ha: β
1
≠ 0; Ada pengaruh antara variabel harapan pelanggan X
1
terhadap variabel kepuasan pelanggan Y 2
Ho: β
2
= 0; Tidak ada pengaruh antara variabel nilai pelanggan X
2
terhadap variabel kepuasan pelanggan Y. Ha: β
2
≠ 0; Ada pengaruh antara variabel nilai pelanggan X
2
terhadap variabel kepuasan pelanggan Y 3
Ho: β
3
= 0; Tidak ada pengaruh antara variabel kualitas pelayanan X
3
terhadap variabel kepuasan pelanggan Y. Ha: β
3
≠ 0; Ada pengaruh antara variabel kualitas pelayanan X
3
terhadap variabel kepuasan pelanggan Y
40
4 Pengambilan keputusan: Jika t hitung t tabel atau
–t hitung -t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan jika t hitung t tabel atau
–t hitung -t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji Simultan uji F
Uji F pada dasarnya menunujukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2011:98. Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh
secara signifikan dengan α = 0,05 dan juga penerimaan atau penolkan hipotesa, cara yang dilakukan adalah:
Merumuskan hipotesis Ho: β
4
= 0; Tidak ada pengaruh simultan antara harapan pelanggan X-
1
, nilai pelnggan X
2
, dan variabel kualitas pelayanan X
3
terhadap variabel kepuasan pelanggan Y. Ha: β
4
≠ 0; Ada pengaruh simultan antara harapan pelanggan X
1
, nilai pelnggan X
2
, dan variabel kualitas pelayanan X
3
41
terhadap variabel kepuasan pelanggan Y.
5. Regresi Linear Berganda
Dalam proses analisis data, peneliti akan menggunakan metode analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh perubahan nilai dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi atau diubah-ubah atau dinaik-turunkan. Sugiyono,
2009:162. Untuk menghitung regersi linear berganda dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
Sumber: Surjaweni dan Endrayanto 2012:88
Dimana: Y
: Kepuasan Pelanggan X
1
: Harapan Pelanggan X
2
: Nilai Pelanggan X
3
: Kualitas Pelayanan a
: konstanta b
1
, b
2
, b
3,
: koefisien regresi
6. Koefisien Determinasi R square
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi harapan pelanggan, nilai pelanggan, dan
kualitas pelayanan delam menerangkan variasi variabel dependen kepuasan pelanggan Ghozali, 2011:97. Nilai koefisien determinasi
42
adalah antara nol 0 dan satu 1. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R
2
pada saat mengevaluasi mana model regersi yang terbaik. Tidak seperti nilai R
2,
nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel indpenden ditambahkan kedalam model.
Dalam kenyataaan nilai adjusted R
2
dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati 2003 dalam Gh0zali
2011:97 jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R
2
negatif, maka nilainya dianggap nol.
E. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian No.
Variabel Sub Variabel
Indikator Skala
1 Harapan
Pelanggan X
1
Horovitz 2000 dalam Evi
Febriyanti dkk, 2007
Communications by the service
provider Janji dalam
penyampaian pesan kepada konsumen
Ordinal
Price Paid Besarnya biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan
Past experience Harapan untuk
mendapatkan kepuasan seperti yang dimasa lalu
43
No. Variabel
Sub Variabel Indikator
Skala
Similar experience
Harapan untuk mendapatkan kepuasan
seperti yang direkomendasikan
2 Nilai Pelanggan
X
2
Sweeney dan Soutar
2001 Emotional value
Nilai Emosional
Merasa puas setelah menggunakan jasa
kereta commuterline Kepercayaan terhadap
pelayanan yang diberikan penyedia jasa
Ordinal
Social value Nilai Sosial
Prioritas tempat duduk pada pelanggan KRL
Performance Value Nilai
Kualitas Pelayanan
commuterline memiliki standar kualitas
pelayanan yang dapat diterima pelanggan
Price value for money Nilai
terhadap Biaya Layanan jasa
commuterline yang memuaskan sesuai
dengan harapan. 3
Kualitas Pelayanan X
3
Zeithaml dkk, 1985 dalam
Tjiptono 2014:282
Realibility Keandalan
Penyedia jasa memberikan pelayanan
sesuai dengan yang dijanjikan
Kemudahan dalam prosedur pelayanan
Keakuratan dalam
44
No. Variabel Sub Variabel
Indikator Skala
memberikan informasi kepada
konsumen Responsiveness
Ketanggapan Memberikan layanan
sesuai dengan kebutuhan pelanggan
Ketersediaan karyawan dalam
melayani pelanggan Assurance
Jaminan Kemampuan PT. KCJ
dalam menjamin keamanan pelanggan
saat menggunakan jasa commuterline
Emphaty Empati
Karyawan PT. KCJ memahami kebutuhan
spesifik para pelanggan.
Karyawan PT. KCJ mengutamakan
kepentingan pelanggan
Tangible Bukti Fisik
Kebersihan stasiun dan kereta
menciptakan kenyamanan bagi
pelanggan.
45
No. Variabel
Sub Variabel Indikator
Skala
Sarana Informasi yang terdapat di
stasiun maupun di dalam kereta
commuterline. 4
Kepuasan Pelanggan Y
Musanto 2004
Reliability Keandalan
Kedatanagn dan Keberangkatan
kereta commuterline sesuai dengan
jadwal. Ordinal
Response to end remedy of
problems respond dan
cara pemecahan masalah
Kesiagapan petugas keamanan disaat
loket commuterline penuh dengan
antrian
Sales experience pengalaman
karyawan Karyawan mampu
memberikan pendapat dan saran
kepada pelangannya Convience of
acquisition Kemudahan
dan kenyamanan
PT. KCJ Commuterline
mengeluarkan kartu prabayar e-commet
untuk memudahkan pelanggannya tanpa
perlu antrian
46
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian