Sejarah dan Perkembangan PT KCJ Kereta Commuterline

48 selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa- rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro- Pekanbaru. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api AMKA mengambil alih kekuasa-an perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapi-an di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia DKARI.

2. Sejarah dan Perkembangan PT KCJ Kereta Commuterline

Jabodetabek Wacana elektrifikasi jalur Kereta Api KA di Indonesia telah didiskusikan oleh para pakar kereta api dari perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda yaitu: Staats Spoorwegen SS sejak tahun 1917 yang menunjukkan bahwa elektrifikasi jalur KA secara 49 ekonomi akan menguntungkan. Elektrifikasi jalur KA pertama dilakukan pada jalur rel KA rute Tanjung Priuk-Meester Cornelis Jatinegara dimulai pada tahun 1923 dan selesai pada tanggal 24 Desember 1924. Untuk melayani jalur kereta listrik ini, pemerintah Hinda Belanda membeli beberapa jenis lokomotif listrik untuk menarik rangkaian kereta api diantaranya adalah Lokomotif Listrik seri 3000 buatan pabrik SLM Swiss Lokomotive Machine works BBC Brown Baverie Cie, Lokomotif Listrik seri 3100 buatan pabrik AEG Allegemaine Electricitat Geselischaft Jerman. Lokomotif Seri 3200 buatan pabrik Werkspoor Belanda serta KRL buatan pabrik General Electric. Bagian dari perusahaan Staats Spoorwegen yang menangani sarana prasarana dan operasional kereta listrik ini adalah Electrische Staats Spoorwegen ESS. Peresmian elektrifikasi jalur KA bersamaan dengan hari ulang tahun ke 50 Staats Spoorwegen, sekaligus juga peresmian stasiun Tanjung Priuk yang baru yaitu pada 6 April 1925. Elektrifikasi jalur KA yang menegelilingi kota Batavia Jakarta selesai pada 1 Mei 1927. Elektrifiksi tahap selanjutnya dilakukan pada jalur KA rute Batavia Jakrata Kota-Buitenzorg Bogor dan mulai dipoerasionalkan pada tahun 1930. Setelah Indonesia merdeka, lokomotif-lokomotif listrik ini masih setia melayanai para pengguna angkutan kereta api di daerah Jakarta- Bogor. Pemerintah Indonesia sejak kemerdekaan tidak pernah 50 membeli lokomotif listrik untk mengganti atau menambah jumlah lokomotif listrik yang beroperasi. Namun pada akhirnya, dengan usia yang telah mencapai setengah abad, lokomotif-lokomotif ini dipandang tidak memadai dan ulai digantikan dengan rangkaian Keret Rel Listrik baru buatan Jepang sejak tahun 1976. Adapun dari latar belakang pendiriannya PT KCJ Commuter Jabodetabek merupakan salah satu anak perusahaan di lingkungan PT KERETA API Persero yang dibentuk sesuai dengan inpers No.5 tahun 2008 dan surat menneg BUMN No. S-653MBU2008 tanggal 12 Agustus. Tujuan utama pembentukan anak perusahaan ini bermula dari keinginan para stakeholdernya untuk lebih fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks. PT. KAI Commuter Jabodetabek KCJ ini akhirnya diresmikan menjadi anak perusahaan PT. KERETA API persero sejak tanggal 15 September 2008 yaitu sesuai dengan akte pendirian No. 415 Notaris Tn. Ilmiawan Dektrit, S.H krl.co.id.

3. Visi dan Misi Perusahaan