Pola Bagi Hasil UBH-KPWN

34 dalam perbaikan lingkungan hidup. Adapun dalam mengembangkan usahanya, UBH-KPWN membuat kantor cabang sebagai sarana berjalannya kegiatan pola bagi hasil di berbagai daerah, salah satunya di Kabupaten Bogor yang berlokasi di Komplek Perumahan Akasia No. 1, Sindang Barang. Pada pengelolaan semua kegiatan JUN pihak UBH-KPWN memiliki kelembagaan yang terstruktur agar dalam pelaksanaanya terlaksana dengan baik dan sesuai dengan pekerjannya masing-masing. Berikut merupakan bagan kelembagaan UBH-KPWN pada Gambar 2. Sumber: UBH-KPWN 2012 Gambar 2. Bagan Struktur Kelembagaan UBH-KPWN.

5.2 Pola Bagi Hasil UBH-KPWN

Pola bagi hasil yang diterapkan UBH-KPWN yaitu pola yang dilaksanakan melalui kerjasama antara investor, pemilik lahan, petani penggarap, perangkat desa, dan UBH-KPWN. DIREKTUR UTAMA Direktur Umum dan Pemasaran Direktur Perencanaan dan Tanaman, Keuangan Divisi Umum Divisi Pemasaran Divisi Keuangan Pendamping Supervisior Divisi Perencanaan Divisi Tanaman Tata Usaha TU KPWN 35 Tabel 9. Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Usaha JUN UBH-KPWN Pihak Hak Kewajiban UBH- KPWN 1. Memperoleh bagian hasil panen sebanyak 15 persen dari total jumlah pohon yang ditanam. 1. Melakukan inventarisasi dan identifikasi calon lokasi dan pemilik lahan serta petani penggarap peserta budidaya JUN. 2. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan usaha budidaya JUN. 3. Melaksanakan pendampingan kepada petani penggarap. 4. Menarik calon investor usaha JUN. 5. Mengelola dana dari investor untuk kegiatan usaha budidaya JUN. 6. Memasarkan pohon jati siap panen. 7. Melaksanakan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian. 8. Bila terjadi kematiankehilangan, bagian hasil UBH-KPWN dikurangi sebanyak 0.3 bagian dari jumlah yang matihilang. Investor 1. Memperoleh bagian hasil panen sebanyak 40 persen dari jumlah pohon yang ditanam. 2. Tidak menanggung resiko bila terdapat tanaman yang matihilang yang disebabkan karena kelalaian. 1. Berkontribusi dengan menanamkan modal, dimana jumlah minimal investasi adalah 100 pohon. Pemilik Lahan 1. Memperoleh bagian hasil panen sebanyak sepuluh persen dari jumlah pohon yang ditanam. 2. Tidak menanggung resiko bila terdapat tanaman yang matihilang yang disebabkan kelalaian. 1. Memberi ijin lahannya untuk ditanami JUN dalam jangka waktu kerjasama lima tahun. Petani Penggarap 1. Memperoleh pendamping saat melaksanakan budidaya JUN. 2. Memperoleh bimbingan, pelatihan, dan pembinaan. 3. Memperoleh upah dan bagian hasil sebesar 25 persen dari jumlah pohon yang ditanam. 1. Melaksanakan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan pengamanan tanaman JUN. 2. Bila terjadi kematiankehilangan, bagian hasil petani dikurangi sebanyak 0.5 bagian dari jumlah yang mati atau hilang. Perangkat Desa 1. Memperoleh bagian hasil panen sebanyak sepuluh persen dari jumlah pohon yang ditanam. 1. Membuktikan keabsahan kepemilikan lahan yang akan ditanami JUN. 2. Berperan dalam menggerakkan masyarakat calon peserta JUN. 3. Mengawasi dan mengamankan tanaman JUN dari gangguan, pencurian, dan kebakaran. 4. Bila terjadi kematiankehilangan, bagian hasil pemerintah desa dikurangi sebanyak 0.2 bagian dari jumlah yang matihilang. Sumber: UBH-KPWN 2012 36 Berdasarkan Tabel 9, penetapan bagi hasil pihak-pihak yang terlibat dalam budidaya JUN didasarkan atas hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hak dan kewajiban ini merupakan hal-hal apa saja yang harus mereka lakukan karena dalam usaha kegiatan JUN harus saling melengkapi dan tidak dapat berjalan sendirian sehingga membutuhkan kelima pilar yang terkait. Skema kontribusi dan bagian hasil masing-masing pihak yang terlibat dalam usaha JUN dapat dilihat pada Gambar 3. Sumber: UBH-KPWN 2012 Gambar 3. Bagan Kontribusi dan Bagian Hasil Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Usaha JUN. Berdasarkan bagan tersebut dapat diuraikan bahwa: 1. Unit Usaha Bagi Hasil KPWN berperan melaksanakan pengelolaan usaha JUN dengan memanfaatkan dana dari investor, lahan milik perorangan, lahan desa, maupun lahan badan usaha, serta tenaga kerja petani penggarap yang terlibat dalam usaha JUN. Imbal jasa atas peranannya tersebut, UBH-KPWN akan Lembaga Fasilitator UBHKPWN Bagian Hasil 15 Pemilik Lahan Bagian Hasil 10 Petani Penggarap Bagian Hasil 25 Pemerintah Desa Bagian Hasil 10 Investor Bagian Hasil 40 Usaha Jati Unggul Nusantara Pola Bagi Hasil Manajemen, tenaga ahli, pendamping, administrasi, upah, bibit, pupuk, dll Status lahan, penggerakkan, pengawasan, dan pengamanan Lahan Tenaga Dana 37 mendapat bagian hasil panen sebanyak 15 persen dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi apabila ada tanaman JUN yang mati atau hilang maka bagian hasil panen tersebut dikurangi 0.3 bagian dari jumlah yang mati atau hilang. 2. Investor berperan sebagai pihak yang menanamkan modal untuk digunakan dalam pelaksanaan usaha. Dana tersebut digunakan untuk biaya pengadaan bibit, pupuk, obat-obatan, peralatan, upah petani, dan biaya manajemen. Imbal jasa atas peranannya tersebut, investor akan mendapat bagian hasil panen sebanyak 40 persen dari jumlah pohon yang ditanam. Bila terjadi kehilangan atau kematian pohon, investor tidak menanggung resiko. 3. Pemilik lahan berperan untuk menyediakan lahan yang akan ditanami JUN. Hubungan pemilik lahan dan UBH-KPWN bukan sewa menyewa, melainkan kerja sama, sehingga atas peranannya menyediakan lahan, pemilik lahan akan mendapat bagian hasil panen sebanyak sepuluh persen dari jumlah pohon yang ditanam dan tidak menanggung resiko bila ada yang mati atau hilang. 4. Petani penggarap berperan dalam melaksanakan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan pengamanan tanaman JUN. Imbal jasa yang akan diperoleh oleh petani penggarap disamping mendapat upah juga mendapat bagian hasil panen sebesar 25 persen dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi apabila ada yang mati atau hilang maka bagian hasil panen tersebut dikurangi sebanyak 0.5 bagian dari jumlah yang mati atau hilang. 5. Perangkat desa berperan memberikan dukungan dan bantuan dalam rangka memastikan keabsahan kepemilikan lahan, melaksanakan sosialisasi dan menggerakkan masyarakat untuk menjadi peserta usaha JUN, membantu melaksanakan pengawasan lapangan dan pengamanan. Imbal jasa atas 38 peranannya tersebut, pemerintah desa akan mendapat bagian hasil panen. untuk pembangunan desa sebesar sepuluh persen dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi apabila ada yang mati atau hilang maka bagian hasil panen tersebut dikurangi sebanyak 0.2 bagian dari jumlah yang mati atau hilang. Bagian hasil panen masing-masing pihak dikaitkan dengan tingkat kematian atau kehilangan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Bagian Hasil dan Beban Resiko Para Pihak yang Terlibat dalam Usaha JUN UBH-KPWN Para Pihak Beban Resiko MatiHilang Tanggung Jawab Para Pihak Pada Tingkat Kematian 10 20 30 40 50 Investor 40 40 40 40 40 40 Pemilik lahan 10 10 10 10 10 10 Petani penggarap 0.5 x M 25 20 15 10 5 Desa 0.2 x M 10 8 6 4 2 UBH-KPWN 0.3 x M 15 12 9 6 3 Total 100 90 80 70 60 50 Keterangan: M = Angka proses kematian. Kalau kematian sampai 50, maka petani penggarap, pihak desa, dan fasilitator tidak mendapatkan bagian. Sumber: UBH-KPWN 2012 Semakin besar kematian pada tanaman JUN maka bagi hasil yang diperoleh petani penggarap, aparat desa, dan UBH KPWN akan berkurang, sedangkan bagi investor dan pemilik lahan tidak berpengaruh karena mereka tidak berhubungan langsung dengan tanaman. Apabila kematian mencapai 50 persen maka ketiga pihak tidak akan mendapatkan bagi hasil karena pihak-pihak tersebut menanggung resiko yang telah ditentukan, oleh karena itu harus adanya kerjasama yang baik antar semua pihak untuk meminimalisir kematian tanaman JUN.

5.3 Pemilihan Lokasi Tanam UBH-KPWN