38 peranannya tersebut, pemerintah desa akan mendapat bagian hasil panen. untuk
pembangunan desa sebesar sepuluh persen dari jumlah pohon yang ditanam, tetapi apabila ada yang mati atau hilang maka bagian hasil panen tersebut
dikurangi sebanyak 0.2 bagian dari jumlah yang mati atau hilang. Bagian hasil panen masing-masing pihak dikaitkan dengan tingkat
kematian atau kehilangan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Bagian Hasil dan Beban Resiko Para Pihak yang Terlibat dalam
Usaha JUN UBH-KPWN Para Pihak
Beban Resiko MatiHilang
Tanggung Jawab Para Pihak Pada Tingkat Kematian
10 20
30 40
50
Investor 40
40 40
40 40
40 Pemilik lahan
10 10
10 10
10 10
Petani penggarap
0.5 x M 25
20 15
10 5
Desa 0.2 x M
10 8
6 4
2 UBH-KPWN
0.3 x M 15
12 9
6 3
Total 100
90 80
70 60
50
Keterangan: M = Angka proses kematian. Kalau kematian sampai 50, maka petani penggarap, pihak desa, dan fasilitator tidak mendapatkan bagian.
Sumber: UBH-KPWN 2012
Semakin besar kematian pada tanaman JUN maka bagi hasil yang diperoleh petani penggarap, aparat desa, dan UBH KPWN akan berkurang,
sedangkan bagi investor dan pemilik lahan tidak berpengaruh karena mereka tidak berhubungan langsung dengan tanaman. Apabila kematian mencapai 50 persen
maka ketiga pihak tidak akan mendapatkan bagi hasil karena pihak-pihak tersebut menanggung resiko yang telah ditentukan, oleh karena itu harus adanya kerjasama
yang baik antar semua pihak untuk meminimalisir kematian tanaman JUN.
5.3 Pemilihan Lokasi Tanam UBH-KPWN
Pemiilihan lokasi sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal agar di kemudian hari tidak ada kendala yang menyebabkan gagalnya pelaksanaan usaha.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi proyek yang
39 strategis, antara lain: ketersediaan bahan baku utama dan pembantu, ketersediaan
tenaga kerja langsung, ketersediaan sarana transportasi, ketersediaan sarana telekomunikasi, dan kedekatan dengan pasar yang dituju. Jika usaha bergerak di
bidang budidaya, kesesuaian kondisi lahan dan iklim juga menjadi pertimbangan yang penting. Lokasi yang dinilai layak sebagai lahan tanam JUN harus memiliki
persyaratan-persyaratan sebagai berikut: a.
Bukan lahan persawahan. b.
Tidak tergenang air atau banjir setelah hujan. c.
Tidak terkena naungan pohon atau bangunan. d.
Ketinggian lokasi maksimum 400 m dari permukaan laut. e.
Diprioritaskan di daerah dimana terdapat tanaman jati tumbuh dengan baik. Persyaratan lokasi penanaman ini ditetapkan oleh UBH-KPWN
berdasarkan literatur penanaman tanaman jati unggul. Selain karakteristik lahan, aksesibilitas lokasi tanaman menjadi pertimbangan pula, selain memudahkan
pengadaan input, akses lokasi yang mudah juga mendorong minat investor untuk melihat lokasi tanam, memudahkan pemasaran hasil panen, dan pelaksanaan
pengawasan. Salah satu penetapan lokasi yang dilakukan oleh UBH-KPWN adalah di
daerah Kabupaten Bogor karena secara karakteristik Kabupaten Bogor memiliki persyaratan yang ditetapkan UBH-KPWN. Selain itu, Kabupaten Bogor masih
banyak memiliki lahan yang tidak digunakan secara maksimal untuk memperoleh pendapatan bagi masyarakat sekitar.
UBH-KPWN telah menanam pohon JUN dalam umur yang berbeda-beda mulai dari umur satu sampai lima tahun yang tersebar di berbagai lokasi di
40 Kabupaten Bogor. Penyebaran tanaman JUN di wilayah Kabupaten Bogor dapat
dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Penyebaran Perkembangan Tanaman JUN UBH-KPWN Bogor
Kecamatan Desa
Jumlah Tanaman Parung
Cogrek 8 927
Ciampea Ciampea
10 688 Bojong Rangkas
5 580 Cibadak
31 090 Cijujung
370 Bojong Jengkol
600 Cinangka
2 040 Tegal Waru
2 390 Cicadas
800
Cibungbulang Ciaruteun Ilir 52 231
Leweung Kolot 26 035
Cisauk Suradita
2 302 Rancabungur
Rancabungur 1 070
Cimulang 940
Bantarsari 1 750
Bantarjaya 1 020
Cendali 1 000
Kemang Bojong
800 Tegal
700 Jasinga
Jasinga 4 180
Pamegarsari 2 000
Setu 950
Total 157 463
Sumber: UBH-KPWN 2012
Desa Cogreg, Kecamatan Parung dan Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang merupakan lokasi yang ditanami oleh tanaman jati umur empat
sampai lima tahun. Desa Cogreg memiliki umur pohon empat dan lima tahun, sedangkan Desa Ciaruteun Ilir berumur empat tahun. Pemilihan lokasi Desa
Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir karena berpengaruh terhadap pendapatan petani JUN yang semakin besar. Hal ini disebabkan dalam pengelolaan kegiatan JUN
banyak menyerap tenaga kerja sebagai petani penggarap yang akan mendapatkan upah dan pada akhirnya mendapatkan bagi hasil kayu jati selama lima tahun.
41
5.4 Keadaan Umum Desa Cogreg dan Ciaruteun Ilir