KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Kelayakan Finansial dan Dampak Ekonomi Usaha Jati Unggul Nusantara (Studi Kasus Unit Usaha Bagi Hasil - Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Tanaman jati pada mulanya merupakan tanaman hutan yang tidak sengaja ditanam dan tumbuh liar di dalam hutan bersama jenis tanaman lain. Tanaman jati tumbuh sebagai tanaman campuran, serta tumbuh di daerah yang mempunyai perbedaan musim basah dan kering yang jelas. Menurut Sumarna 2008 tanaman jati yang tumbuh di Indonesia berasal dari India. Tanaman ini mempunyai nama ilmiah Tectona grandis Linn. f. Nama tectona berasal dari bahasa Portugis tekton yang berarti tumbuhan yang memiliki kualitas tinggi. Tanaman jati merupakan tanaman tropika dan subtropika yang sejak abad ke sembilan dikenal sebagai pohon yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi. Kayu jati merupakan jenis kayu mewah yang memiliki profil garis lingkar tumbuh yang indah, bernilai artistik tinggi, awet, tahan terhadap hama dan penyakit, serta mudah pengerjaannya Pratiwi, 2010. Oleh karena itu, permintaan terhadap jati tetap tinggi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk sehingga memberi tekanan pada hutan. Di sisi lain, jati memiliki kelemahan yaitu umur tanam yang relatif lama, sehingga laju permintaan jati tidak sama dengan laju penawarannya. Beberapa upaya yang dilakukan agar dapat memenuhi kekurangan pasokan tersebut salah satunya melalui pengembangan penggunaan teknik budidaya bibit unggul hasil rekayasa genetika tanaman jati. Salah satu bibit unggul yang sudah mulai dipasarkan adalah Jati Unggul Nusantara JUN. Salah satu lembaga yang melakukan usaha budidaya jati unggul secara terpadu adalah Unit Usaha Bagi Hasil Jati Unggul Nusantara KPWN UBH-KPWN Kabupaten Bogor. 22 Usaha ini telah berdiri selama lima tahun, namun rencana usaha jangka menengah telah dipersiapkan. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan usaha adalah kontinuitas. Usaha ini memerlukan evaluasi proyek yang sedang berjalan terhadap kelayakan finansial. Kelayakan finansial UBH- KPWN Kabupaten Bogor dianalisis dengan indikator NPV, Net BC, IRR, dan Payback Period . Apabila usaha tersebut layak, maka usaha tersebut dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan, namun apabila tidak layak usaha tersebut membutuhkan pengefisienan biaya. Setelah itu, analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat kepekaan apakah UBH-KPWN Kabupaten Bogor masih layak dilanjutkan jika terjadi perubahan-perubahan. Jati dengan daur lebih singkat tersebut diharapkan mampu mencukupi permintaan kayu di pasaran dan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. JUN merupakan salah satu sarana dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, memberikan peluang kesempatan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar JUN. Besar kecilnya pengaruh kegiatan usaha JUN terhadap pendapatan masyarakat sekitar dianalisis menggunakan analisis pendapatan. Kegiatan usaha JUN juga memberikan manfaat ekonomi pengelolaan JUN, pengelolaan tumpang sari, dan bagi hasil atas penjualan kayu setelah lima tahun bagi desa yang bersangkutan. Selain itu, pendapatan dari kegiatan JUN memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga. Besar kecilnya manfaat ekonomi dan kontribusi pendapatan terhadap rumah tangga dari kegiatan JUN dipaparkan secara deskriptif. 23 Keberadaan JUN berpengaruh langsung terhadap kualitas lingkungan karena sesuai dengan fungsi hutan sebagai perlindungan ketersediaan air, menyediakan kualitas udara bersih, dan dapat menyerap rosot karbondioksida CO 2 dari udara. Dampak lingkungan dari kegiatan JUN kepada masyarakat sekitar dipaparkan secara deskriptif. Keberadaan kegiatan JUN menimbulkan dampak ekonomi dan lingkungan di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir. Dampak ekonomi dan lingkungan yang dirasakan para pihak petani JUN, pemilik lahan, dan aparat desa memiliki persepsi yang berbeda-beda. Persepsi sangat mempengaruhi perilaku para pihak terhadap sesuatu hal yang mereka pikirkan dan rasakan manfaatnya. Para pihak yang menyetujui adanya kegiatan JUN, memungkinan berperilaku positif serta mendukung kegiatan JUN. Para pihak yang tidak menyetujui adanya kegiatan JUN, kemungkinan berperilaku negatif terhadap kegiatan JUN. Tingkat persepsi masyarakat dapat diukur dengan pemberian nilai skor menggunakan Skala Likert. Seluruh hasil dari analisis akan menghasilkan informasirekomendasi terhadap kemajuan UBH-KPWN Kabupaten Bogor dan dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan kegiatan usaha Jati Unggul Nusantara. Untuk memperjelas alur dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat pada diagram alir dalam Gambar 1. 24 Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kayu Permintaan Kayu Jati Penawaran Kayu Jati Rendah Persepsi Dampak Ekonomi Peluang untuk Memenuhi Permintaan Kelayakan Finansial UBH-KPWN Kabupaten Bogor Pendapatan Petani JUN Sebelum dan Sesudah Dampak Lingkungan Analisis Kelayakan JUN Secara Finansial NPV Net BC IRR PBP Analisis Sensitivitas Pengelolaan JUN dan Tumpang Sari, Bagi Hasil Kontribusi Pendapatan JUN terhadap Rumah Tangga Penyerapan Karbondioksida CO 2 Ketersediaan Air dan Kualitas Udara Bersih Analisis Pendapatan dan Deskriptif Deskriptif Skala Likert Keberlanjutan Kegiatan Usahatani Jati Unggul Nusantara Kegiatan Usaha JUN Dampak Ekonomi dan Lingkungan Menurut Para Phiak 24

IV. METODE PENELITIAN 4.1