Manfaat Ekologis Keberadaan JUN Bagi Masyarakat Sekitar

70 Kontribusi pendapatan JUN terhadap pendapatan rumah tangga petani JUN di Desa Cogreg yang terbesar adalah pada pekerjaan buruh tani sebesar 48.17 persen. Hal ini menunjukkan peran pendapatan dari JUN sangat membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga buruh tani di Desa Cogreg. Kontribusi pendapatan JUN pada pekerjaan beternak di Desa Cogreg memberikan kontribusi terkecil dibandingkan dengan bidang lainnya sebesar 45.13 persen. Berbeda halnya dengan Desa Ciaruteun Ilir, pekerjaan sebagai peternak memberikan kontribusi terbesar yaitu 67.67 persen. Hal ini menunjukkan di Desa Cogreg pekerjaan sebagai peternak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga petani JUN. Pada Desa Ciaruteun Ilir masih banyak lahan yang dapat digunakan untuk pertanian sehingga para petani JUN menghidupi kebutuhan rumah tangga mereka dari kegiatan bertani. Secara keseluruhan kontribusi rata-rata pendapatan JUN terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Cogreg 46.62 memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan Desa Ciaruteun Ilir 36.52. Hal ini disebabkan petani JUN di Desa Cogreg lebih bergantung dari pendapatan JUN dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Selain itu, pendapatan utama petani JUN di Desa Cogreg tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka sehingga membutuhkan pendapatan tambahan yaitu salah satunya menjadi petani JUN.

6.2.4 Manfaat Ekologis Keberadaan JUN Bagi Masyarakat Sekitar

Keberadaan JUN di kedua desa ini memberikan pengaruh terhadap masyarakat sekitar khususnya manfaat lingkungan. Sebelumnya lahan digunakan oleh petani penggarap untuk menanam bermacam-macam tanaman non kayu. Tanaman non kayu berbeda karakteristik dengan tanaman kayu dimana tanaman 71 kayu di dalam pengadaanpenyediaan sumber air lebih baik daripada tanaman non kayu khususnya tanaman jati. Pada musim kemarau di kedua desa mengalami kekeringan, akan tetapi setelah adanya JUN mengalami perubahan yang cukup positif. Petani JUN tidak mengalami kendala apabila musim kemarau telah tiba. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Pengaruh Keberadaan JUN terhadap Sumber Air di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir No Pilihan Desa Cogreg Desa Ciaruteun Ilir Jawaban Jawaban 1 Semakin membaik 17 73.91 45 57.69 2 Semakin memburuk 3 Sama saja 6 26.09 33 42.31 Total 23 100 78 100 Sumber: Data Primer 2012 diolah S ebagian besar petani JUN di Desa Cogreg 17 petani JUN atau 73.91 mengaku bahwa keberadaan JUN sangat berpengaruh terhadap sumber air. Petani lebih mudah mendapatkan air pada sumur-sumur sekitar lahan JUN tersebut walaupun pada musim kemarau. Hanya sebanyak enam orang petani 26.09 yang mengatakan sama saja. Berbeda halnya dengan Desa Ciaruteun Ilir dimana pengaruh JUN tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap perubahan sumber air. Persentase yang mengatakan semakin membaik 57.69 tidak terlalu jauh dengan yang mengatakan sama saja 42.31. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian mereka dalam melihat perbedaan lingkungan yang terjadi pada keadaan sekitar sebelum maupun sesudah adanya kegiatan JUN. Semua petani JUN di Desa Cogreg maupun Desa Ciaruteun Ilir tidak ada yang mengatakan keberadaan JUN merusak kualitas lingkungan sekitar. Keberadaan JUN tidak hanya mempengaruhi perubahan sumber air pada kedua 72 desa tersebut akan tetapi mempengaruhi kualitas udara di lingkungan sekitar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 35. Pengaruh Keberadaan JUN terhadap Kualitas Udara di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir No Pilihan Desa Cogreg Desa Ciaruteun Ilir Jawaban Jawaban 1 Semakin membaik 20 86.96 78 100 2 Semakin memburuk 3 Sama saja 3 13.04 Total 23 100 78 100 Sumber: Data Primer 2012 diolah Sebagian besar petani JUN merasakan perubahan kualitas udara menjadi semakin baik karena yang pada awalnya gersang setelah ada JUN udara semakin bersih, sejuk, dan segar. Hanya tiga orang atau 13.04 persen yang mengatakan tidak adanya perubahan sebelum maupun sesudah ada JUN pada Desa Cogreg. Pada Desa Ciaruteun Ilir semua petani JUN mengatakan perubahan yang lebih baik mencapai 100 persen. Secara umum perubahan lingkungan menjadi lebih baik karena lingkungan semakin asri dan teduh bagi masyarakat sekitar. Menurut petani JUN setelah adanya JUN, pemandangan menjadi lebih indah karena awalnya lahan tersebut ditanami oleh berbagai macam tanaman. Setelah ada JUN tanaman menjadi seragam yaitu lahan ditanami oleh pohon jati. Selain itu, di lingkungan tanaman JUN dijadikan tempat peristirahatan para petani JUN setelah selesai mengelola JUN. Keberadaan JUN mempunyai manfaat lainnya kepada petani JUN yaitu menambah pengetahuan bagi para petani tentang pengelolaan jati karena sebelumnya petani di kedua desa tersebut belum pernah menanam pohon jati setelah adanya JUN petani mengetahui cara-cara mengelola dan menanam jati secara intensif. Pohon jati mempunyai fungsi intangable dalam penyerapan 73 karbondioksida yang nantinya apabila sudah terjadi perdagangan karbon maka kedua desa akan mendapatkan penghasilan dari penjualan jasa karbon tersebut. Jumlah karbondioksida yang dapat diserap oleh pohon jati tergantung dari beberapa kriteria, salah satunya berdasarkan diameter pohon. Berikut merupakan hasil dari penelitian Heriyanto 2007 yang mengklasifikasikan kandungan karbondioksida berdasarkan diameter pohon jati pada Tabel 36. Tabel 36. Pengklasifikasian Kandungan Karbondioksida Berdasarkan Diameter Pohon Jati cm Jenis Kayu Kelas Kelas Diameter cm Tinggi Total m Kandungan Karbondioksida ton CO 2 pohon Jati Tectona grandis A 5-10 11.3 0.059 B 11-15 15.3 0.283 C 16-20 18.4 0.580 D 21-25 20.1 0.947 E 26-30 21.6 1.558 F 30 22.1 1.791 Total 5. 218 Sumber: Heriyanto 2007 Berdasarkan Tabel 36, tanaman JUN pada Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir masuk ke dalam kelas B. Hasil evaluasi perhitungan terhadap JUN mempunyai diameter rata-rata 14.11-14.57 cm, sehingga tanaman JUN dapat menyerap karbondioksida sebanyak 0.283 ton CO 2 pohon. Tanaman JUN di Desa Cogreg dapat menyerap karbondioksida sebesar 2 146.84 ton CO 2 dari 1 569 tanaman umur empat tahun dan 6 017 umur tanaman lima tahun, sedangkan di Desa Ciaruteun Ilir dapat menyerap karbondioksida sebesar 5 460.77 ton CO 2 dari 19 296 tanaman umur empat tahun. Rincian perhitungan dapat dilihat pada Tabel 37. 74 Tabel 37. Penyerapan Karbondioksida pada Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir Lokasi Umur Tanaman Jumlah Pohon Diameter Rata-rata cm Jumlah Penyerapan Karbondioksida ton C Cogreg 4 tahun 1 569 14.57 444.03 5 tahun 6 017 14.79 1 702.81 Ciaruteun Ilir 4 tahun 19 296 14.11 5 460.77 Sumber: Data Primer 2012 diolah Perdagangan karbon menurut Hamilton et al 2010 dalam Prasetyo 2011 dihargai sebesar US 4,6ton CO 2 yang apabila dirupiahkan menjadi sebesar Rp 42 711ton CO 2 dengan asumsi US 1 = Rp 9 285. Desa Cogreg akan menghasilkan jasa sebesar Rp 91 693 700 dari 7 586 pohon JUN. Pada Desa Ciaruteun Ilir akan menghasilkan jasa sebesar Rp 233 234 900 dari 19 296 pohon JUN. Nilai tersebut akan diperoleh apabila perdagangan karbon telah dilaksanakan secara baik. Akan tetapi pada saat ini belum ada perdagangan karbon yang sudah dijalankan, sehingga sampai saat ini nilai penyerapan karbondioksida masih merupakan nilai potensial. Manfaat ekonomi yang diperoleh pada Desa Cogreg dengan keberadaan kegiatan JUN sebesar Rp 1 715 133 000, sedangkan manfaat ekonomi yang diperoleh oleh Desa Ciaruteun Ilir sebesar Rp 5 466 171 500. Manfaat ekonomi meliputi upah, bonus, tumpang sari 2 tahun, dan bagi hasil setelah lima tahun.

6.3 Dampak Ekonomi dan Lingkungan Menurut Para Pihak terhadap