47
Berdasarkan Tabel 16, jenis pekerjaan petani JUN bervariasi antara Desa
Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir. Pada Desa Cogreg petani JUN yang bekerja pada bidang pertanian menempati urutan ketiga dan keempat yaitu sebanyak empat
orang 19.39 sebagai petani dan buruh tani. Hal ini disebabkan lahan yang biasa petani JUN garap untuk bertani diubah menjadi lahan JUN, sedangkan para
petani JUN tidak mempunyai lahan garapan lain. Banyak petani JUN yang mempunyai pekerjaan lain selain dari JUN yaitu beternak. Berbeda dengan Desa
Ciaruteun Ilir dimana pekerjaan petani JUN selain dari JUN tetap pada bidang pertanian karena petani JUN mempunyai lahan garapan lain yang dapat
menghidupi kehidupan sehari-hari. Petani JUN di Desa Ciaruteun Ilir tidak terlalu menggantungkan hidupnya pada program kegiatan JUN. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 16 dimana pekerjan petani dan buruh tani menempati urutan pertama pada
Desa Ciaruteun Ilir sebanyak 16 orang 20.51.
5.5.5 Jumlah Tanggungan Keluarga
Responden petani JUN Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir memiliki jumlah tanggungan keluarga yang berbeda. Sebanyak tujuh orang 30.43 di
Desa Cogreg mempunyai tiga tanggungan yang menempati urutan teratas, sedangkan di Desa Ciaruteun Ilir sebanyak 23 orang 29.49 mempunyai satu
tanggungan. Petani JUN Desa Ciaruteun Ilir berpendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan petani JUN Desa Cogreg sehingga petani JUN di Desa
Ciaruteun lebih memilih mempunyai anak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, petani JUN Desa Ciaruteun Ilir sudah menerapkan
program KB yang dicanangkan oleh pemerintah. Perbandingan jumlah
48 tanggungan keluarga petani JUN di Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir dapat
dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani JUN Desa Cogreg dan Desa
Ciaruteun Ilir A. Desa Cogreg
No Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah Persentase
1 Tidak Ada Tanggungan
2 8.70
2 1
4 17.39
3 2
2 8.70
4 3
7 30.43
5 4
6 26.09
6 5
1 4.35
7 6
1 4.35
Total 23
100 B. Desa Ciaruteun Ilir
No Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah Persentase
1 Tidak Ada Tanggungan
15 19.23
2 1
23 29.49
3 2
17 21.79
4 3
15 19.23
5 4
5 6.41
6 5
1 1.28
7 6
2 2.56
Total 78
100
Sumber: Data primer 2012 diolah
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1
Analisis Kelayakan Finansial Usaha Jati Unggul Nusantara JUN UBH-KPWN Kabupaten Bogor
Analisis kelayakan finansial bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan usaha JUN UBH-KPWN Bogor yang telah berjalan selama lima tahun. Analisis
kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi, seperti Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net
Benefit Cost Ratio Net BC, dan Payback Periode PBP. Analisis kriteria
tersebut menggunakan arus kas untuk mengetahui besarnya manfaat dan biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Arus kas membutuhkan penentukan
asumsi-asumsi yang terkait dengan usaha UBH-KPWN Bogor serta melakukan analisis terhadap inflow dan outflow.
6.1.1 Analisis Inflow Usaha JUN UBH-KPWN Bogor
Komponen inflow usaha JUN UBH-KPWN Bogor diterima dari penerimaan penjualan jasa investasi dan penerimaan penjualan pohon JUN. Jasa
investasi merupakan penerimaan yang didapat dari investor dalam menanamkan modalnya kepada UBH-KPWN Bogor untuk membiayai kegiatan JUN sedangkan
penerimaan penjualan diperoleh dengan mengalikan harga jual dengan total penjualan kayu yang siap panen.
a. Penerimaan Penjualan Jasa Investasi
Penerimaan dari penjualan jasa investasi diperoleh dengan mengalikan harga jasa investasi per pohon dengan jumlah pohon yang laku ditawarkan kepada
investor. Jumlah tanaman awal merupakan tanaman yang ditanam oleh pihak UBH-KPWN Bogor sejumlah 157 463 pohon yang tersebar di Kabupaten Bogor,
sedangkan tanaman yang terjual merupakan pohon yang laku dijual kepada